Descargar la aplicación
32.64% Masa Muda Yang Tak Muda / Chapter 79: Perbedaan Adam dan Bayu

Capítulo 79: Perbedaan Adam dan Bayu

Bayu pergi dari rumah kinan dengan segera setelah selesai berpamitan dengan semua orang termasuk kinan yang sedikit cemberut karena besok bayu tidak bisa menemaninya jalan-jalan dengan semua keluarganya.

"Masuk nak, diluar dingin. Bayu juga sudah pergi. Kamu sedang menunggu apa disana????".

Ibu yang keluar memastikan bayu yang sudah pergi dan mendapati kinan tetap berdiri di depan gerbang rumahnya sendirian.

"Ah tidak apa-apa bu, aku hanya menghirup udara di sini saja. Jakarta sekarang dengan yang dulu ternyata tidak berubah begitu banyak. Bau udaranya masih seperti dulu saat aku berusia 8 tahun".

Kinan sambil menatap langit berbicara kepada ibunya yang terus memandanginya dari teras rumah.

"Sudahlah, ayo masuk".

Ibu seperti menghindari percakapan soal masa lalu yang hanya akan membuatnya mengingat luka lama, baik untuknya ataupun untuk putri kecilnya yang sangat rapuh jika membicarakan soal kehidupan di masa lalunya.

"Tidak bu... aku akan duduk di teras sebentar. Ibu masuk saja tidak perlu menungguku disini. Ibu harus istirahat".

Kinan yang masuk dan menutup gerbang rumahnya meminta ibu untuk masuk dan beristirahat.

Kemudian setelah mengunci gerbang dia menuju teras dan duduk manis disana sambil membuka ponselnya.

Ibu masuk ke dalam dan mengingatkan kinan untuk tidak berlama-lama di luar sana.

"Apa tidak ada pesan masuk lagi sampai saat ini?".

Kinan memeriksa notifikasi pesan di ponselnya. Tidak terdapat satupun pesan dari adam ataupun panggilan darinya.

Kinan tidak berpikir bahwa adam ada di jakarta juga saat itu. Namun dia tidak berani untuk mengirim pesan terlebih dahulu kepada adam.

Mungkin kinan belum terbiasa dengan statusnya dengan adam saat itu.

Dia hanya menunggu dan menunggu tanpa kepastian di teras rumahnya. Dia merasa bosan berada di dalam rumahnya terlebih lagi bayu sudah pulang. Jadi tidak ada teman untuk dia ajak berbicara.

Keysa sedang menidurkan Tisya, Tio sibuk dengan ponselnya sedari tadi. Dan ibu diminta beristirahat oleh kinan karena perjalanan hari itu yang cukup melelahkan. Terlebih besok mereka semua akan berjalan-jalan bersama.

Saat kinan terdiam tanpa melakukan apapun, ponsel yang dari tadi dia genggam karena menunggu kabar dari adam ia simpan di atas meja.

Tiba-tiba ada seseorang yang muncul di depan gerbang rumah kinan tanpa ia sadari sebelumnya.

Terlihat dari lubang-lubang gerbang, seseorang sedang berdiri disana. Kinan yang terkejut langsung bangun dari kursinya dan menatap dengan sangat fokus ke arah orang itu.

"Bayu???? apa kamu kembali lagi???"

Kinan memanggil nama bayu, wajah dari orang yang berdiri di luar sana tidak terlihat jika dari kursi teras.

Kinan akhirnya memastikan dengan mendekati gerbang yang kemudian membuat ia lebih terkejut lagi.

"Adam???????..... Adam ada apa sampai kamu datang kemari????".

Kinan langsung menyebut nama adam dan menanyakan maksud adam datang ke rumahnya jauh-jauh dari bandung di malam hari seperti saat itu, tanpa tahu bahwa adam sudah ada di jakarta dari sore tadi.

"Apa aku tidak akan diperbolehkan untuk masuk?????".

Adam yang tidak menjawab pertanyaan kinan hanya berkata bahwa ia ingin masuk ke dalam dan meminta kinan membukakan gerbangnya.

"Oh, apa harus masuk??? di dalam banyak orang".

Kinan yang kebingungan harus melakukan apa karena terkejut lelaki yang ia tunggu-tunggu kabarnya via ponsel sedari tadi sekarang muncul tiba-tiba dihadapannya, alih-alih membukakan gerbanh, kinan malah bertanya hal yang tidak perlu pada adam.

"Apa aku tidak perlu masuk dan bertemu ibu dan kakakmu???? atau kamu hanya membiarkan aku masuk jika sudah tidak ada siapa-siapa di dalam? hemmmmmm baiklah jika itu maksud kamu".

Adam menggerutu karena tidak di ijinkan masuk, namun ia juga menemukan cara untuk menggoda kinan yang akhirnya kinan menyerah dan membukakan gerbangnya agar adam bisa masuk.

"Apa tadi ada bayu disini?".

Sambil memasuki gerbang, adam menanyakan soal bayu pada kinan.

"Kenapa kamu bertanya soal itu? apa tidak ada yang lain yang bisa kamu tanyakan?".

Kinan menjawab dengan gayanya seperti biasa.

"Kamu tadi memanggil namaku dengan nama si bayu itu, makannya sekarang aku bertanya".

Adam menjelaskan kenapa ia bertanya soal bayu.

"Oooh itu.... Itu karena wajahmu tidak terlihat jika dari sini, dari kursi teras ini kita hanya bisa melihat bagian tubuh orang yang berdiri di depan gerbang. Dan soal Bayu..... dia tidak perlu di tanyakan lagi. Bayu memang selalu ada di rumahku baik di bandung ataupun sekarang di jakarta, rumah kami berdekatan juga sekarang, sama persis seperti rumah yang di bandung".

Kinan menjelaskan dengan santai soal bayu yang selalu ada di rumahnya setiap saat karena kedekatan mereka yang sudah seperti keluarga satu sama lain. Tanpa berpikir bahwa ada yang sedang cemburu mendengar itu semua.

Bagaimanapun Bayu seorang laki-laki normal dimata adam, disamping dari penampilannya yang dibawah standar Adam, lelaki tampan, maskulin dan kaya raya dengan mobil sport yang sekarang terparkir di depan rumah kinan.

"Kamu belum bercerita banyak soal bayu sahabatmu itu. Bukankah sekarang aku pantas untuk mengetahui soal kedekatan kamu dengannya??".

Adam mulai menunjukan taringnya. berlaga sebagai pacar kinan yang sudah memiliki hak atas semua hal yang berkaitan dengan kinan. Bahkan siapa saja sahabat yang sekarang dimiliki oleh kinan, jika itu mungkin, adam ingin mengetahuinya.

Waktu lama yang memisahkan mereka membuat adam merasa memiliki sesuatu yang hilang dalam hubungan mereka. Yaitu kenangan.

Adam dan kinan tidak memiliki begitu banyak kenangan manis bersama saat masih sama-sama muda beranjak dewasa dulu.

Meskipun adam memiliki kenangan manis dan lucu saat terus mengikuti kinan di sekolah dan sepulang sekolah selama dua tahun.

Faktanya kenangan itu hanya dimiliki oleh adam seorang. Kinan tidak memiliki kenangan itu karena kinan bahkan tidak menyadari keberadaan lelaki tampan idola semua wanita di sekolah yang selalu mengikutinya selama itu.

Berbeda dengan bayu yang memang memiliki waktu untuk bersama-sama dengan kinan.

Mengukir kenangan manis dengan kinan, kenangan sedih, seru, bahagia semuanya sudah mereka berdua lewati selama empat tahun terakhir. Sehingga terciptalah hubungan persahabatan yang tak terpisahkan antara kinan dan bayu sekarang.

"Kamu akan kenal dengannya seiring berjalannya waktu. Tidak perlu terburu-buru ingin aku menceritakannya. Nanti kamu akan tahu sendiri seperti apa bayu orangnya".

"Yang sudah pasti dia adalah sahabatku satu-satunya selama ini. Ingat....!!!!!! dia satu-satunya sahabatku. Jadi kamu harus bersikap baik padanya jika ingin rukun dengannya..!!!!!!!".

Kinan merasa tidak perlu menceritakan seperti apa bayu dimatanya kepada adam.

Bayu adalah sahabatnya, seperti apapun dia adam harus menerimanya sebagai sahabat kinan satu-satunya.

Itu yang kinan pikirkan kenapa dia tidak merasa perlu menjelaskan soal bayu kepada adam.

Dengan semakin lama hubungan kinan dan adam nanti, ia pikir bayu dan adam akan berteman juga. Mengingat bayu yang pandai berbicara dengan orang lain. Sangat berbeda dengan kinan sendiri.

"Hemm baiklah, apapun yang kamu mau. Tapi jujur aku sedikit terganggu dengan kata-kata "Sahabat satu-satunya". Ternyata ada juga yang seperti itu ya???? bukan hanya "Pacar yang satu-satunya" tapi sahabat juga bisa seperti itu. Dan itu terjadi denganmu".

Kinan hanya tersenyum menanggapi apa yang adam katakan. Karena faktanya memang seperti itu.

Adam adalah pacar satu-satunya kinan, dan bayu adalah sahabat satu-satunya bagi kinan selama hidupnya.

"Sudahlah ayo masuk, kamu bilang ingin bertemu ibu dan kakakku. Tapi sebenarnya mereka semua sudah pergi istirahat. kamu terlalu malam datang kesini. Mereka semua kelelahan karena perjalanan tadi".


Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C79
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión