Descargar la aplicación
25.2% Masa Muda Yang Tak Muda / Chapter 61: Rasa yang Samar

Capítulo 61: Rasa yang Samar

Hari itu adam pulang ke rumah pada larut malam, setelah seharian ini menghabiskan waktu bersama teman-teman lamanya.

Setibanya di rumah, ayahnya kali ini tidak berada disana. Hanya ibunya yang sedari tadi duduk menanti kedatangan putranya.

"Kemari adam, ibu perlu bicara denganmu".

Ibu adam langsung memintanya untuk segera duduk sesaat setelah adam memasuki rumah itu dengan wajah yang kusut dan tanpa semangat.

"Ada apa bu?, aku lelah cepatlah bicara".

Adam duduk santai di sofa dan ibunya mendekati untuk berbicara lebih dekat dengan adam.

"Sekali ini lagi saja ikuti kemauan ayahmu, setelah itu jika kamu sudah menguasai semua tentang pekerjaan di kantor, ayahmu tidak akan lagi berani menyentuh urusan pribadimu. Buat ayahmu bangga padamu terlebih dahulu dan kerahkan semua ilmu bisnis yang telah kamu dapat saat kuliah".

Adam hanya diam saja mendengar ibunya membicarakan tentang masalah bisnis mereka.

Bisnis ayahnya bergerak di bidang properti di jakarta, dia bekerja sama dengan beberapa perusahaan properti besar disana.

Ayah adam merupakan seorang politikus yang juga aktif di bidang bisnis. Jadi ayahnya berharap putra satu-satunya bisa membantunya dalam urusan bisnis mereka dan dia bisa fokus dalam urusan politiknya.

"Sudah bu? aku akan pergi tidur sekarang".

setelah ibunya selesai berbicara, adam hanya membiarkannya dan pergi begitu saja.

"Nak,,, apa kamu ingin membuat ibu menderita karena keras kepalamu itu? apa kamu tahu betapa ayah terus menerus marah pada ibu karena tidak mampu membuatmu jadi anak penurut untuk ayahmu?".

Adam tetap tidak berbalik untuk melihat ibunya. Dia tetap berjalan menuju kamarnya.

Kinan yang telah menyelesaikan packingannya di ajak keluar oleh kakaknya Keysa, dan Tio kaka iparnya.

"Telah lama sepertinya terakhir kali aku melihat ka tio sering datang ke rumah kami, apa kesibukkanmu sangat mengerikan seperti itu setiap saat? sampai-sampai membuatmu harus pulang pergi luar negri setiap saat, itu membuatku hampir lupa dengan wajah kakak iparku".

Kinan yang baru bertemu lagi dengan suami keysa terus menyindir kakak iparnya itu, karena keysa selalu datang ke rumah kinan untuk terus mengganggunya jika suaminya sedang jarang di rumah.

Pekerjaan tio yang kadang mengharuskannya pulang pergi ke luar negri untuk melakukan beberapa negosiasi dengan kliennya di sana.

Tio bekerja di perusahan yang masih berkembang, belum begitu besar tapi dari perusahaan itu tio mendapatkan posisi yang menjanjikan sehingga terus ia tekuni meskipun kesibukan menjadi momok besar yang membuatnya tidak memiliki banyak waktu dengan keluarga. Perusahaan itu masih mengaet beberapa investor luar negri untuk perusahaannya sehingga banyak kegiatan tio yang di lakukan disana.

"Iya kinan, ada waktu satu minggu ini, aku akhirnya bisa mendapatkan cuti, jadi besok aku bisa mengantarmu dan bayu ke jakarta, ibu, keysa dan tisya juga bisa ikut, kita sekalian pergi jalan-jalan kesana".

Tio menyambut kata-kata adik iparnya yang sangat jarang ia dengar selama ini. Memang terjadi perubahan besar pada kinan setelah banyak bergaul dengan bayu. dan Tio bisa merasakan perubahan itu.

"Iya de, aku sudah bilang ke ibu soal rencana keberangkatan kamu besok. Walaupun ibu belum menjawab persetujuannya, setidaknya aku, tisya dan Mas Tio pasti mengantarmu ke sana".

Keysa membenarkan rencana suaminnya sambil terus mencari-cari restoran yang akan mereka kunjungi untuk makan malam itu..

"De, tadi pagi aku dengar ada seseorang datang ke rumah, apa benar orang itu si adam yang dulu membuat kehebohan di acara wisuda mu?".

Keysa mulai membuka percakapan yang sebenarnya ingin dia tanyakan sedari tadi namun belum menemukan kesempatan yang pas.

"Hemm,,,,,".

Kinan menjawab sekenanya dan tetap fokus pada ponselnya. Dia sedang mengirim pesan untuk Bayu karena setelah sarapan pagi ini bayu belum ada kabar lagi.

"Ah kamu selalu seperti itu, aku cuma ingin tahu apa kabar si adam di hatimu sekarang??? apakah bayu yang cupu itu mampu mengganti posisinya, lelaki tampan, tajir melintir dan cool banget itu? kakak tidak yakin kamu sudah melupakan lelaki itu".

Keysa menggoda kinan, berusaha memancing kemarahan adiknya agar mau berkomentar tentang rasa penasarannya sendiri.

"Kamu ikut campur urusan anak muda saja, kinan sudah besar sekarang, dia sudah tidak perlu kamu beri nasihat soal pria lagi".

Tio ikut masuk dalam perbincangan dua kakak beradik itu sambil memarkir mobilnya di salah sayu restoran pilihan keysa.

Keysa ingin makan siang bareng adiknya di luar, karena ibu sangat sibuk di toko kuenya jadi dia tidak bisa ikut.

Setelah memesan makan siang mereka, kinan penasaran dengan apa yang di ucapkan kakaknya di mobil tadi.

"Ka key, bagaimana bisa kamu berpikir kalau aku belum melupakan adam? apa itu sangat terlihat? atau kamu hanya menebak saja?, jawab aku jujur tanpa harus menertawakanku. Atau aku akan pulang sekarang".

Kinan yang khawatir keysa akan menertawakannya jika memulai pembicaraan soal adam, namun akhirnya memberanikan diri karena dia ingin tahu pendapat keysa soal adam dan bagaimana ia harus bertindak.

"Jujur, sebenarnya aku tidak tahu banyak soal lelaki itu, aku hanya pernah mendengar dari ibu tentang dia, karena kamu sendiri tidak pernah cerita padaku. Tapi sejauh yang aku dengar sampai saat ini, lelaki seperti dia tidak akan mudah di lupakan setiap wanita".

Kinan mendengarkan keysa dengan sangat serius. Ia sempat berpikir bahwa yang dikatakan keysa ada benarnya.

Adam adalah lelaki pertama yang mampu membuat hati kinan berdetak dengan sangat kencang saat berada di dekatnya.

Bahkan pagi ini, saat pertama kali kinan melihat adam kembali setelah sekian lama. Tak bisa di bohongi, hati kinan benar-benar seperti akan meledak, detak jantungnya seperti akan terdengar oleh orang yang berada di dekatnya.

Setelah bertahun-tahun adam berada tepat di hadapannya, dengan semua perubahan pada dirinya, dia lebih terlihat dewasa dan terlihat jauh lebih tinggi dari sebelumnya itu membuat kinan tak bisa berkata-kata.

Kenapa orang bisa berubah sedemikian rupa dalam waktu empat tahun, sedangkan melihat dirinya sendiri, ia tidak merasakan ada perubahan berarti pada tubuh maupun wajahnya.

"Kenapa kamu hanya diam? apa yang kamu rasakan? jujur saja pada perasaanmu sendiri, itu yang terbaik".

Keysa membuat kinan kembali pada kenyataan, beberapa saat ia terdiam memikirkan apa yang ia rasakan setelah bertemu dengan adam tadi pagi.

"Aku tidak tahu pasti dengan apa yang aku rasakan, yang aku tahu cuma satu, adam tidak pernah serius dengan semua kata-katanya. Dia hanya anak orang kaya yang seenaknya mempermainkanku".

Kinan mengungkapkan isi hatinya disana. Keysa terkejut mendengar itu.

Belum sempat keysa bertanya kembali, makan siang mereka sudah siap. Pramusaji datang mengantarkan pesanan mereka ke meja.

Dan obrolan itu pun terhenti karena keysa sibuk menyiapkan makan suaminya dan Tisya.

Bayu di rumah kontrakannya sedang sibuk mencari sesuatu di laptopnya. Ia terus saja sibuk dengan aktifitasnya disana tanpa tahu bahwa kinan telah mengirim pesan padanya sejak 1 jam yang lalu.

"Jika itu sudah disetujui ayah, lanjutkan saja tidak perlu bertanya lagi padaku, kamu hanya membuang waktu. Matikan telepon ini aku masih memeriksa dokumen lain disini".

Bayu segera menutup telponnya dan kemudian menonaktifkan ponselnya yang segera ia simpan ke dalam tas kecil di sampingnya.

Kembali dia disibukkan dengan layar laptopnya yang setelah beberapa lama dia fokus, bel berbunyi di depan rumahnya.

"Siapa? tunggu sebentar".

Bayu segera mengenakan kacamatanya dan merapikan bajunya seperti tampilan ia jika bertemu dengan kinan dan orang-orang yang ia kenal di Bandung. Yaitu tampilan BAYU.

"Maaf ada paket untuk anda, silahkan tanda tangan disini".

Seorang kurir pos mengantarkan paket besar ke rumah kontrakan bayu, tapi sepertinya bayu tidak merasa memesan sesuatu barang dan tidak sedang menunggu sebuah paket untuk datang ke rumahnya saat itu.

"Tapi saya tidak menunggu paket pak, saya tidak memesan barang sama sekali. Mungkin ada kesalahan alamat pada pengiriman ini".

Bayu menolak untuk menandatangani surat penerimaannya.

"Betul dengan bapak Putra Bayu Anggara?"...

Bayu langsung terkejut mendengar kurir itu menyebutkan nama lengkapnya disana, dimana tidak ada satu orangpun yang mengetahui identitas aslinya.

"Owh baiklah, saya terima. terimakasih pak".

Bayu dengan segera mengambil paket itu karena khawatir akan ada orang yang mendengar percakapan ia dengan kurir itu. Dan dia yakin itu paket untuknya karena nama lengkap dia yang tertera disana.

Bayu langsung menutup pintu dan membuka paket besar yang tiba di rumahnya, yang sudah pasti untuknya.

"ini pasti kerjaan ibu".

Bayu memiliki lbu yang sangat memanjakannya, meski ia bukan anak kecil lagi, tapi jika ada moment dimana itu patut untuk dirayakan, maka sekalipun bayu tidak sedang bersamanya, ibunya akan tetap mengirimi hadiah.

Karena ibu dan anak itu sangat sulit untuk bertemu, maka ibunya selalu mengirimkan via jasa pengiriman seperti pos dimanapun bayu berada.

Yang aneh pada hari ini, tidak ada hal yang patut untuk di rayakan. Acara wisuda sudah satu bulan kemarin dan ibu sudah mengiriminya hadiah. Lagi pula itu bukan wisuda pertamanya Bayu, jadi ibunya tidak perlu berlebihan merayakan itu.


Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C61
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión