Pagi itu kinan sudah berada di halte untuk berangkat menuju kampus, langkah kakinya cukup berat untuk memulai hari itu, ia merasa tidak ada semangat. Saat dia duduk untuk menunggu bisnya datang, ia memasang headset seperti biasa mendengarkan musik, tiba-tiba ia ingat headset pemberian adam yang ada di rumahnya dan secara bersamaan dia juga kembali mengingat adam, "hari ini dia akan berangkat, apa benar kemarin adalah pertemuan terakhir kita?" kinan berkata dalam hatinya, sebenarnya jauh di dalam hatinya kinan sangat ingin setidaknya satu kali lagi saja untuk bisa melihat adam hari ini sebelum keberangkatannya, tapi itu tidak mungkin, dia tidak tahu adam tinggal dimana, jam berapa dia betangkat, bahkan kita berdua tidak saling memiliki nomor handphone satu sama lain, "aku benar-benar tidak tahu apa-apa soal adam, dia adalah orang asing yang seperti sulap dalam sekejap hadir dan bersemayam di dalam hatiku", tak lama bis kinan datang dan ia segera naik, saat kinan berjalan di lorong bis, tatapan mata kinan tertuju pada satu penumpang disalah satu kursi penumpang, lelaki dengan jaket dan penutup kepalanl juga menggunakan masker diwajahnya menatap kunan dengan sangat dalam disana, dia seperti lelaki yang kinan kenal, tapi dia tidak menghiraukan lelaki itu karena tidak banyak orang yang kinan kenal di bandung, tapi mata lelaki itu seperti seseorang, karena kinan pikir itu tidak mungkin, kinan tidak terlalu memperdulikannya. Kinan memilih kursi paling belakang, dia mendengarkan musiknya, dia mengeraskan suara musiknya sehingga telinganya tidak bisa mendengar apapun. kinan tidak perduli dengan keadaan sekitarnya dan menunduk membuka-buka brosur kampusnya. Saat kinan sibuk dengan aktifitasnya, dia melihat langkah kaki di depannya, langkah itu semakin dekat padanya, seseorang kemudian duduk di sampingnya dan mencabut headset kinan yang sebelah kiri dan kemudian memasangkan di telinganya. Kinan tidak bereaksi atas apa yang terjadi, tidak seperti kinan yang selalu tidak nyaman jika seseorang mengganggunya, kinan tetap terdiam, lelaki di sampingnyapun hanya diam dan mereka berdua menikmati musik itu bersama, "I Want To Spend My Life Time Loving You" lagu syahdu itu mereka dengarkan dengan keheningan tanpa kata-kata. Sampai akhirnya lelaki itu meraih tangan kinan, kinan kaget dengan kontak fisik itu dan membuatnya membalikkan muka untuk melihat dengan jelas orang yang sedang berada di sampingnya saat ini, dan betul "lepaskan tanganku", lelaki itu tidak lain adalah adam, kinan sudah tahu bahwa lelaki itu adalah adam, tapi dia berusaha untuk tidak memperdulikan itu karena tidak tahu harus berkata apa jika mereka bertemu kembali. Kinan hanya ingin melihat wajah adam sebelum ia pergi jauh, tapi dia tidak berpikir harus saling berbicara satu sama lain jika bertemu. Kinan merasa jika mereka terus membahas hubungan itu hanya akan saling menyakiti diri mereka masing-masing. "diamlah, biarkan seperti ini sampai kamu tiba di kampus, aku tidak memiliki banyak waktu, aku mohon" adam meminta kinan untuk tenang agar tidak menarik perhatian penumpang lain di bis itu. Setelah kinan mendengar adam berbicara, dia langsung melihat ke sekeliling, di dalam bis sebagian penumpanh sedang memperhatikan mereka berdua, yang akhirnya kinan diam dan membiarkan adam meraih tangannya kembali. Beberapa saat mereka saling berdiam, kinan hanya melihat ke luar jendela dengan tatapan kosong, sedangkan adam terus memandangi jari jemari kinan yang terus ia belai dengan lembut, "jangan biarkan siapapun menggenggam tangan mungilmu ini selain aku, selama aku tidak ada disini, jaga baik-baik, jangan sampai ada yang berkesempatan meraih tanganmu, jaga dirimu, jaga hatimu. Biarkan rasa cinta ini terus tumbuh, kamu tidak perlu mencegahnya, jangan biarkan kamu lupa dengan rasa yang saat ini kamu rasakan bersamaku, meskipun aku tidak disini, menggenggam tanganmu seperti sekarang, percayalah,,,,, jika kamu terus menjaga rasa yang kamu miliki saat ini padaku, kamu tidak akan pernah kesepian. Aku akan selalu ada di hatimu, menemanimu, menjagamu, I Love You Kinan", sambil sedikit merapikan rambut kinan yang tertiup angin adam membisikan kata cinta itu ke telinga kinan, kinan yang kaget menengok dan sekarang mereka ada dalam posisi berhadapan, sangat dekat,, sehingga membuat kinan salah tingkah dan segera membalikkan kembali wajahnya. "ah maaf" kinan kaget dan spontan mengatakan kata maaf yang tanpa arti itu, hanya terucap begitu saja. Adam masih terus memandangi kinan, dia tidak memalingkan wajahnya sama sekali. "apa yang kamu lihat, cepat kembali ke posisimu tadi, atau semua orang akan melihat kita, ini membuatku sangat tidak nyaman kau tahu?" kinan meminta adam untuk tidak memandanginya karena sebenarnya itu sangat membuat kinan salah tingkah karena gerogi. Tapi adam tidak mendengarkan permintaan kinan, dia terus duduk menyamping menghadap ke arah kinan, hingga akhirnya bis berhenti "cepat bangun, aku mau turun kamu menghalangiku, aku sudah sampai di kampus" kinan meminta adam bergeser agar dia bisa lewat untuk turun. "apa kamu benar-benar tidak memiliki kata-kata sedikitpun untuk diucapkan padaku?" saat kinan melangkah menuju pintu bis adam bertanya, yang membuat kinan menghentikan langkahnya, tanpa menengok ke belakang lagi kinan menjawab "hati-hati di perjalan, dan jangan pernah sakit, selamat jalan". kemudian kinan turun dari bis, adam yang duduk di kursi belakang bis duduk terdiam melihat kinan dari kaca jendela, ia melihat punggung kinan, gadis itu tidak berbalik sama sekali bahkan hanya untuk melihat adam pergi bersama bis itu. Adam tidak ikut turun dari bis karena dia tahu di belakang bis sedari tadi ada mobil yang juga sedang mengikuti adam, jika dia turun maka orang suruhan ayahnya akan menyeret dia masuk ke dalam mobil itu dan membawanya ke bandara. Adam hanya ingin bertemu untuk terakhir kalinya dengan kinan dan dia berusaha sekali untuk keluar rumah pagi-pagi agar bisa bertemu kinan di bis, dia tahu kinan pasti ke kampus naik bis hari itu. siang ini dia akan berangkat ke Australia bersama ayah dan ibunya. Dia memutuskan akan ke bandara setelah bertemu kinan. Kinan sudah tidak terlihat lagi sekarang, bis sudah melaju cukup jauh dari kampus kinan, adam turun di halte berikutnua, dan benar saja, mobil avanza hitam menghentikan lajunya, dan seseorang keluar dari dalam mobil itu dan meminta adam untuk masuk saat itu juga dan membawa adam ke bandara. Adam sudah tahu itu akan terjadi.