Lamunan kinan malam itu terus melahap waktu hingga melewati tengah malam yang semakin sunyi, dan sepi. Tiba-tiba ia teringat hadiah yang tadi adam buang di depan rumahnya, kinan segera meghapus air matanya dan bangkit dari kursi, berlari segera ke depan rumahnya, setelah membuka gerbang, terlihat kotak berukuran sedang masih tergelatak di pinggir jalan sebrang rumah kinan. Ia segera menyebrangi jalan kecil di depan rumahnya dan mengambil kotak itu, membersihkan permukaan kotak yang kotor karena terguling di tanah. kinan langsung kembali masuk ke kamarnya dan perlahan membuka kotak itu. Tak terasa air mata kembali menetes, kinan tak menyangka adam mempersiapkan hadiah itu untuknya, adam sudah paham betul apa yang dia suka, "kamu tahu apa yang aku suka", kinan berbicara dengan dirinya sendiri. Hadset putih dengan ukuran sedang yang bisa kinan gunakan untuk mendengarkan musik, kinan melihat-lihay hadset itu dan terdapat inisial A di bagian penutup kupingnya, kinan tersenyum di sela air matanya yang terus jatuh, ia tahu apa maksud inisial itu, "dia memberiku hadiah tapi dengan inisial nama dia sendiri, kenapa tidak ada inisial namaku disini, bukankah ini untukku?" kinan terus berbicara sendiri sambil terus memperhatikan hadiah yang adam buang karena dia tidak mau menerimanya. "apakah aku salah mengambil hadiah ini sekarang, apa adam benar-benar marah karena aku tidak menerima hadia ini, aku tahu dia pasti sakit hati, tapi semua ini akan lebih baik juga untuknya, dia akan pergi jauh kesana, biarkan dia pergi dengan rasa sakit hatinya karenaku sehingga itu bisa membuatnya mudah melupakanku disana, dia akan fokus pada kuliahnya dan tidak lagi seperti orang yang tergila-gila padaku, semoga kamu sehat dan bahagia selalu disana adam, maafkan aku, ini demi kebaikan kita", sambil terus memandangi hadset hadiah dari adam, kinan mendoakan adam yang akan segera pergi ke negara lain jauh disana. Kinan berpikir bahwa memang lebih baik mereka berpisah hari ini, itu akan membuat satu sama lain dari kita mudah untuk saling melupakan, sebelum hubungan ini terlalu jauh dan terlalu menyakitkan untuk dilupakan. "ibi baru satu hari, kedekatan kita baru , 1 hari, ibu bahkan menjalani kebersamaan dengan ayah lebih dari 20tahun, tapi dengan berjalannya waktu ibu sudah bisa melupakan ayah meskipun sesekali ibu menangis jika teringat perilaku ayah yang membuatnya tersakiti, tapi sejauh ini ibu lebih baik, kenapa aku tidak bisa, aku dan adam hari saling dekat 1 hari ini saja, itu mungkin akan lenyap seperti buih dengan segera". Kinan berusaha meyakinkan dirinya bahwa yang ia lakukan benar, telah menolak adam dan menlmbiarkan adam pergi untuk mengejar pendidikannya di luar negri dan bertekad akan dengan mudah melupakannya.
Adam telah tiba di rumahnya 10 menit setelah mengantar kinan pulang, dengan emosi ia memasuki rumahnya dan melihat sudah tidak siapa-siapa di ruang tv ataupun di ruang tengah, segera ia memeriksa ruang kerja ayahnya dan disana juga tidak terdapat siapapun, saat itu memang sudah larut, semua orang pasti sudah tertidur pulas, ayah dan ibunya sama sekali tidak cemas putranya belum pulang hingga selarut itu, sudah terbiasa itu terjadi karena adam kadang menghabiskan malamnya di luar rumah dan kembali saat larut meskipun ia masih anak SMA, terlebih malam itu orang tuanya tahu anaknya sedang berusaha memberontak jadi pasti dia akan pulang larut tapi mereka juga tahu adam pasti akan tetap pulang ke rumah jam berapapun itu karena sekalipun tidak pulang pasti orang suruhan ayahnya akan datang dan menjemputnya. Adam dengan kesal membanting pintu kamarnya, ia masuk dan membuka bajunya, dengan amarahnya yang sedang berada di puncak ia melempar bajunya entah kemana dan membantingkan semua barang yang ada di hadapannya. "kenapa ini semua terjadi di saat yang tidak tepat, kenapa kinan tidak mengerti perasaanku, kenapa ayah dan ibu keras kepala dengan keputusannya" sambil terus melempar semua barang-barang yang ada di kamarnya dia berteriak, sehingga membuat ibunya bangun dan pergi ke kamar adam, tapi di saat itu akan keluar kamar sang ayah menghentikan, "biarkan saja dia bu, anak itu harus belajar menerima keputusan orang tuanya, jika kamu kesana kamu hanya akan menangis melihat anakmu seperti orang gila" , "tapi ibu takut adam menyakiti dirinya sendiri yah, biarkan ibu ke kamarnya", ibu memaksa ingin menemui adam karena khawatir, tapi ayah tetap bersikukuh melarangnya, yang akhirnya ibunya menangis di kamar mendengar anaknya terus berteriak di balik kamarnya.
Malam itu berlalu dengan ketegangan di rumah adam, dan kesunyian di rumah kinan.