Descargar la aplicación
14.28% SYABILLA / Chapter 2: Dua

Capítulo 2: Dua

Setelah menyelesaikan beberapa administrasi untuk menjadi guru tetap di sana Syabilla mulai mengenali lingkungannya. Di sana berbagai macam karakter yang di temui ada yang ramah ada yang tidak perdulu semuanya menjadi satu di sana. Saybilla gadis sederhana yang menghabiskan sisa hidupnya untuk menimba ilmu meninggalkan orang baik di desanya dengan harapan dia akan bertemu dengan orang baik juga di sana.

Siang itu setelah pengajaran usai Syabilla memenuhi panggilan dari kepala sekolah yang terkenal tegas dan sedikit pendiam dia juga terlalu muda untuk di katakan sebagai kepala sekolah bahkan usianya cuma 5 tahun di atas Syabilla. Dia lulusan terbaik kairo dan sudah menyelesaikan hafalan qur'annya dengan baik sedangkan Syabilla bukan apa-apa di bandingkan dengan kepala sekolah itu.

Di temani oleh Ayya, Syabilla begitu gugup ketika memasuki ruangan luas itu. Ruangan itu terasa dingin dan sepertinya udara keluar masuk dengan teratur Dari luar tertulis nama kepala sekolah itu beserta titlenya yang tak Syabilla Fahami Adam Faruq Syauqillah, Lc. MA

"assalamualaikum Pak Adam!" Tutur Ayya ketika masuk keruangan pak Adam, sambil menyahut salam dari Ayya yang membuat matanya teralihkan dari tumpukan surat masuk dan beberapa laporan dia, pak Adam mengangkat kepalanya. Terlihat di wajahnya sebuah ketegasan luar biasa dia bahkan tidak menawarkan senyum hangat kepada bawahannya itu mungkin sedang menjaga wibawanya agar tetap telihat meskipun bawahannya yang notabennya usia tidak terlalu jauh dengannya.

"silahkan duduk! " pinta Pak Adam setelah melihat Ayya dan Syabilla yang masuk, memang tadi dia menitip pesan kepada Ayya jika Syabilla sudah selesai mengajar agar menghadap ke ruangannya.

Setelah mempersilahkan dua orang yang di panggilnya itu duduk, pak Adam belum berangkat dari kurisnya tadi dia meminta Ayya dan Syabilla untuk duduk di sofa ruang tamu. Cukup lama mereka menunggu hingga Syabilla merasa bosang " apa gerangan yang di kerjakan pak Adam hingga seserius itu" gumam Syabilla dalam benaknya. Dia melirik kepada sahabtnya yang duduk anteng di sampingnya itu seperti tak ada masalah sama sekali.

Terlihat pergerakan dari pak Adam ternyata dia telah menyelesaikan pekerjaanya. Dia berjalan menuju tempat kami yang menunggu dia dengan harap-harap cemas.

Syabilla sedikit mencuri pandang kepada mahkluk yang di ciptakan fisik tanpa cela bahkan siapapun yang memandang pak Adam akan menambatkan kekaguman luar biasa,memiliki suara yang begitu merdu saat menjadi imam tapi dia juga terkenal tegas.

"maaf membuat kalian menunggu lama!" Kata Pak Adam memulai pembicaraan. Ayya terlihat sedang berusaha mengalihkan pandangannya dari sosok yang selalu menjadi bahan gosep ibu-ibu ketika di kantin sekolah. Sebenarnya pak Adam ini adalah seorang dosen di sebuah universitas negeri tapi dia tetap mendedikasikan hidupnya untuk membina sekolah milik sahabatnya ini karena zaman sekarang orang tua lebih memilih bayar mahal untuk sekolah di sekolah swasta tapi lingkungan dan ilmu agamanya terjamin.

"ada apa ya Pak? " sahut Syabilla yang tidak ambil pusing dengan sifat Ayya yang berubah derastis ketika di depan Pak Adam.

"saya memanggil kalian berdua karena kalian adalah pengajar baru di sini, memang Ibu Ayya sudah hampir 3 bulan di sini tapi untuk Ibu Syabilla baru beberapa hari. Harapan saya kalian membawa angin segar untuk lingkungan di sini terutama kamu Bu Syabil sebagai guru pengajar.Tidak perlu malu belajar kepada yang lebih tua, dan perlu saya ingakatkan lagi ketika kalian sudah 5 bulan di sini saya sudah mendapatkan setoran hafalan kalian paling tidak Juz 30 karena itu sangat penting dan berlaku untuk semua guru di sini" Rasanya Syabilla mendapatkan angin segar ketika dia mendapatkan pekerjaan sekaligus menjaga hafalannya yang sudah sering lupa.

"iya Pak Adam" Sahut Syabilla dan Ayya berbarengan.

"dan ini kontrak kerja untuk Bu Ayya karena sudah memasuki 4 bulan, kamu bawa pulang dulu, baca, pelajari baru kamu ambil keputusan apakah ingin melanjutkan atau tidak! "kata Pak Adam sambil menyerahkan map merah yang di dalamnya ada kontrak dan beberapa poin serta pasal yang memang harus di ingat dan di fahami.

Aya menyambut Map itu sambil berkata " terimakasih pak" Terlihat Ayya membuka Map itu lalu menutpnya kembali " saya akan pelajari ini dulu" sahutnya kemudian.

"baik, saya tunggu info selanjutnya dari Bu Ayya, dan untuk Bu Syabilla ini beberapa materi yang dititipkan Bu Asih karena Bu Syabilla dan guru Bahasa Indonesia pengganti Bu Asih maka materi ini saya berikan kepada anda! " Pak Adam menyerahkan buku yang lumayan tebal dengan ceoat Syabillah menyambut buku tebal itu,sepertinya itu buku yang sengaja di buat Bu Asih agar memudahkan dalam penyampai materi.

"baiklah semua sudah saya sampaikan, apa ada pertanyaan dari kalian! " tanya Pak Adam sambil memandang Ayya dan Syabilla bergantian tapi dua wanita itu menggelang pelan tanda mereka tidak meliki pertanyaan apapun.

***

"Materinya lumayan banyak" sahut Syabilla sambil memangku kepalanya miring di atas meja, sementara Ayya malah senyum-senyum saja.

"kenapa senyum-senyum begitu? sedang jatuh cinta ya? " Kata Syabilla sambil mentoil siku Ayya yang masih fokus dengan bukunya tapi setelah Syabilla duduk dengan tegak Ayya tidak sedang membaca tapi sedang cetingan.

"wah kamu cetingan sama siapa? " kata Syabilla ingin merebut Hp itu.

"tidak dengan siapa-siapa "kilah Ayya sambil memasukkan lagi Hp itu kedalam saku bajunya.

"kalo bohong dosa lo ya! " kata Syabilla menakuti. " kasi tau lah! cetingan sama siapa?" tanya Syabilla lagi karena dia masih penasaran.

"sama calon imam" sahut Ayya malu-malu tapi terlihat di wajah gadis itu bahwa di sangat bahagia. Ayya memang bercerita bahwa dia akan menikah mungkin dalam waktu dekat karena sang calon suami sudah bertandang kerumah kecil Ayya di kampung dan sepertinya keluarga itu telah membuat kesepakatan untuk menikahkan mereka.

"alhamdulillah yang lagi bahagia" sahut Syabilla ikut senang tapi dia sendiri tidak pernah tau siapa dan bagimana calon suami Ayya itu meskipun mereka satu kampung tapi rumah mereka cukup jauh karena di batasi oleh beberapa sawah.

Seketika pembicaraan itu terhenti karena ada beberapa ibu-ibu masuk keruangan guru dan mereka lagi-lagi mengosip Pak Adam kali ini topiknya cukup hangat sampai-sampai Syabilla membenarkan letak duduknya jadi tegak agar mendengar gosip yang setiap saat menerpa tapi namanya juga ibu-ibu tapi mereka belum ibu-ibu bahkan usia mereka di dibawah Syabilla.

"aku heran sama Pak Adam apa dia tidak bosan marah-marah melulu" kata Ibu berkerudung Muda.

"orang ganteng mah bebas" sahut Ibu Satunya yang juga ikut duduk.

"tapi pak Adam marah itu ada sebabnya karena pak Usman sudah di tegur berapa kali tapi tetap ngeyel, dia belum tau kali ya kalau orang pendiam seperti pak Adam itu marah seremnya bagaimana" sahut yang lainnya.

Mereka tertawa seolah mengosip orang adalah makanan mereka setiap hari, memang pak Adam jarang ada di sekolah jadi kadang dia melimpahkan segala urusan kepada Pak Denny selaku wakil kepala sekolah tapi rupanya teguran pak Denny tidak di gubris oleh pak Usman jadinya sampai ke pak Adam.

***

"telinga itu jangan suka mendengar gosip orang nanti ikut dosanya loh" sahut Ayya yang mentoil siku Syabilla ketika gadis itu siap mendengarkan semua pembicara mereka.

"aku itu lagi..."

"lagi apa? mau ikut mengosip juga" tanya Ayya

"tidaklah... masa aku ikut mengosip pak Adam kan tidak etis ikut-ikutan ..." Sahut Syabilla berkilah.

"sudah ayo masuk kelas sana! nanti keburu pak Adam monitoring pengajaran bisa-bisa kamu kena omel kalau tidak ada di kelas"

"oky" sahuy Syabilla cepat, dia berjalan membawa buku dan masuk kelas sesuai jadwal yang sudah di atur oleh pak Adam.

Entah kenapa Syabilla begitu senang mendengar nama Pak Adam di sebutkan seperti mendapatkan angin segar ketika nama itu terngiang di telinganya tapi rasa nyaman itu tak berlangsung lama karena Syabilla langsung menyadarkan dirinya dengan melantunkan sholawat.


REFLEXIONES DE LOS CREADORES
Haifa_Nur Haifa_Nur

typo pasti ada

selamat menikmati

Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C2
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión