Descargar la aplicación
87.5% Violence / Chapter 7: Bab 7

Capítulo 7: Bab 7

Setiap satu satu Minggupun berlalu, Sojung diam-diam pergi keapotik untuk membeli alat pengetes kehamilan. Tanpa di ketahui Ny.Jung dan dan Woobin. sojung keluar dari Toilet dengan wajah datar tak bersemangat. Ia berjalan dan menjatuhkan tubuhnya di kasur sambil memegang alat tes kehamilan itu.

Kalau Ny.Jung tahu ia akan senang dan kalau Ny.jung tahu Woobin Juga akan tahu bahwa Sojung hanya memanfaatkannya hanya Untuk mendapatkan anak yang akan di berikan pada Sowon. Dan Sojung telah membohongi Woobin selama ini. Sojung menjadi bimbang semetara ini ia harus menyembunyikan kehamilannya.

"Sojung-ah!" Panggilnya Woobin tiba-tiba membuka pintu kamarnya. Otomasi Sojung langsung menyembunyikan alat tes kehamilan itu dari Woobin.

"Bisakah kau membantuku mengambil barang-barang pesanan yang berada di luar untuk dimasukkan kedalam"

Sojung langsung bangun dan membututi Woobin keluar melihat berkardus-kardus besar barang pesanan Woobin. Sojung hanya melonggo melihat itu karena, yang ia baca di internet jika hamil muda akan mudah gugur jika bergerak berlebihan dan menyebabkan rentang keguguran.

"Wae?!! Kau sudah lemah?! Dulu kau bagaikan manusia robot mengambil barang-barang berat dan membersihkan Apartemen ini" goda Woobin agar Sojung mau membantunya.

"Baik tuan" ujar Sojung memanyunkan bibir.

"Memanggilku Tuan! Panggil aku Woobinssi saja kalau kau tidak bisa memanggilku Oppa!"

"Ne, Woobinssi"

Merekapun sama-sama mengangkat kardus-kardus itu, karena bersama-sama mengangkat kardus-kardus itu bersama Woobin Sojung telah melupakan Bahwa ia Sedang Hamil. Keadaan sekitar seakan berputar membuat Sojung akan terjatuh, Woobin segera menangkap tubuh Sojung.

"Kau sakit? Yak!!! Mengapa tak bilang padaku bahwa kau sakit!" Bentak Woobin kesal karena Sojung Selalu diam dengan apapun. Woobin membaringkan Sojung pada ranjangnya. "Aku akan menelpon Dokter, kau tunggulah sebentar disini" Sojung langsung mencengat Woobin.

"Jangan!" ".... Aku baik-baik saja Woobinssi, aku hanya membutuhkan istirahat saja. Tidak perlu menelpon dokter " Sojung tak mau ketahuan bahwa Ia hamil jadi ia berdiam diri menyembunyikan kehamilannya jika Woobin tahu ia bisa gawat.

Saat Sojung memejamkan matanya ia harus mencari cara agar ia bisa menutupi kehamilannya dan juga tidak memberitahukan pada Ny.Jung, sesuatu yang harus ia pikirkan sekarang ini adalah ia menutupi ini dari Ny.Jung dan Woobin setelah itu ia memikirkan cara untuk bisa meloloskan diri dari Ny.Jung dan keluarganya tanpa memberikan bayinya.

Semenjak kejadian malam itu Woobin tidak pernah kasar lagi pada Sojung.

Sojung menonton di You*ube tentang cara merawat bayi dan ia kadang menangis sendirian melihat betapa lucu dan imutnya bayi-bayi baru saja lahir, ia jadi memikirkan bayinya dan mengelus perutnya ia tak mau memberikan Bayinya pada Ny.Jung. sambil menangis Sojung mengatakan "Eomma akan memikirkan cara agar kita semua bebas, dan kau akan selalu bersama Eomma".

///

Beberapa saat telah berlalu dan berganti malam, Sojung keluar dari kamarnya untuk membuang Tes kehamilan. Ia mendapatkan Woobin sedang sibuk dan fokus merombak isi Kardus-kardus itu dan menyusun sebuah balok-balok kayu membentuk lemari.

"Jadi Itu lemari-lemari bongkar pasang ya" seru Sojung mendekati Woobin.

"Kau sudah bangun, sepertinya kau ingin keluar kau ingin kemana?" Tanya Woobin yang masih teliti dengan pekerjaannya.

"Aku hanya ingin pergi ketoko saja sebentar membeli beberapa cemilan" kata Sojung berbohong.

"Pergilah hati-hati"

Sojung langsung berjalan keluar dari apartemen dan membuang tes kehalamin itu di tempat sampah. Saat ia melanjutkan pergi ke mini market membeli beberapa cemilan, setelah itu ia berjalan kembali memasuki gedung apartemen dan saat yang bersamaan juga Nyonya Jung mendapatkannya yang tengah berjalan masuk kedalam gedung apartemen ia mengejar Sojung dan mengagetkannya.

"Ikut aku kerumah sakit aku kerumah sakit! Kita periksa keadaanmu" tarik Nyonya Jung membuat Sojung berusaha mencari alasan agar bisa menghindari Ny.Jung.

"Nyonya! Tidak perlu kita kerumah sakit, Kim Woobin belum pernah menyentuhku sama sekali dan itu percuma saja!" Erangnya merontah.

"Kita periksa saja keadaanmu!" Tegas Ny.jung.

"Tidak perlu!" Tepis Sojung dengan kuat sehingga genggaman Ny.Jung terlepas. Ny. Jung langsung menampar dan menjambak rambut panjang Sojung kebelakang.

"Berani-beraninya kau melawanku, setelah seminggu kita tidak bertemu. Atau kau merasa sudah bebas karena kau tinggal bersama dengan Suami putriku dasar wanita Jalang!!!" Caci Nyonya Jung.

"Aaah sakit" rintih Sojung kesakitan. "..aku Janji Nyonya Jung malam ini aku akan berhubungan Intim dengannya dan berusaha sebisaku untuk hamil" miris Sojung kesakitan.

Ny.Jung langsung melepaskan cambakakannya dan membersihkan Tangannya. "Ingat, waktumu tidak banyak! Aku tidak mau menunggu berapa lama lagi kau akan mengandung anaknya!" Ujar Nyonya Jung meninggalkan Sojung yang menangis.

Sojung berbalik setelah punggung Nyonya Jung tidak terlihat, ia menekan angka lantai Apartemennya berada pada Lift. Ia menghapus airmatanya dan memperbaiki rambutnya yang dikacaukan Nyonya Jung.

"Kau apa saja yang kau beli?" Tanya Woobin selesai memasang lemari-lemarinya iapun berbalik melihat Sojung dan ia kaget mengapa ada bekas tangan berada di pipi kiri Sojung.

"Siapa yang menamparmu?!" Tanya Woobin penuh kecemasan. Sementara Sojung hanya menggelengkan kepala tidak mau memberitahu siapa orang menamparnya jika ia memberitahukan pada Woobin Maka Tamat lagi Riwayat Sojung.

"Siapa?!!" Tegas Woobin

"Seseorang yang tidak aku kenal, ia datang tiba-tiba menepuk pundakku setelah aku berbalik ia langsung menamparku dan saat dia melihat aku bukan orang yang ia maksud dia langsung meminta maaf, dia kira aku orang yang dia maksud padahal bukan" jelas Sojung berbohong padahal orang yang menamparnya adalah nyonya Jung.

"Kau ingat wajah orang itu?" Tanya Woobin secara Intens.

"Tidak, itu pertama kali aku melihatnya dan aku sama sekali tak ingat wajahnya" Woobin langsung memberikan pelukan hangat pada Sojung.

"Lemarimu sudah jadi?" Tanya Sojung mengalihkan Topik. Woobin melepaskan pelukan itu dan mempelihatkan hasil kerjanya seharian.

"Lemari itu untukmu" kata Woobin, Sojung langsung berlari kearah Lemari itu dan memeluknya ini adalah hadiah pertama yang ia dapatkan dari Woobin.

"Gamsahamnida Woobinssi" ucapnya sambil memeluk lemari minimalis itu.

"Kau suka?"

"Euhmm" sojung mengangguk.

"Jika kau suka kemari dan ciumlah aku" kata Woobin sambil merentangkan tangannya. Sojung berlari dan melompat keatas tubuh Woobin kemudian ia mengecupkan bibir Woobin. "Aku suka" ujar Sojung yang terlihat lebih tinggi. "Aku suka, kau menyukainya tidak sia-sia kerja kerasku menyusun itu. Pertama sekali aku hampir menyerah karena pemandu buatannya saja rumit tapi karena untukmu aku sabar" "cium aku sekali untuk membayar kerja kerasku"

Chuuu~

Sojung mengecup bibir Woobin. Woobin menurunkan Sojung "apa yang kau beli itu?" Tanya Woobin melihat kantong belanja Sojung. "Aku membeli banyak jadi ayo kita makan bersama sambil menonton TV" ajak Sojung.

Woobin dan sojung menonton TV sambil menikmati cemilan yang di beli Sojung, sesekali mereka tertawa bersama layaknya sepasangan suami-istri sungguhan.

"Sojung-ah! Aku ingin sekali makan ramyeom, kau tunggu sebentar aku akan membuatkannya" ujar Woobin langsung membuat Ramyeom dan setelah beberapa menit dia datang dua ramyeon rasa kimchi, ia memberikan satu pada Sojung. Sojung hendak memakan Ramyeon itu dan saat ia mencium aroma kimchi ia akan merasa mual Juga hampir muntah.

"Mian Woobinssi aku rasa aku tak perlu makan ramyeom hueeewk" ujarnya sambil menahan muntah dan menarik Ramyeon itu kemeja. sojung lari kearah toilet untuk memuntahkannya.

Woobin yang panik juga masih belum menikmati ramyeonnya, ia segera menyusul Sojung kekamarnya masih. "Apa kau baik-baik saja, sepertinya kau tak enak dengan aroma Ramyeon itu biarkan aku membuangnya"

"Jangan!! Makanlah jangan pikirkan aku baik-baik saja hueewkk" kata Sojung memuntah di kloset. "Kau baik-baik saja?" Tanya Woobin sambil memijit-mijit pundak Sojung.

"Sepertinya kau sakit, aku akan menghubungi Dokter Lee kemari" Woobin hendak pergi mengambil ponselnya untuk menghubungi dokter Lee namun Sojung menghalanginya.

"Sepertinya aku hanya masuk angin biasa" kata Sojung agar tenang.

"Maka dari  itu Akuan menyuruh dokter memeriksamu!" Tekan Woobin tak mau kalah.

"Woobinssi" panggil Sojung mencengkram bisep Woobin.

"Euhmm?"

"Aku baik-baik saja, lihatlah aku tidak demam" ujar Sojung memberikan Tangan Woobin memeriksa jidat Sojung.

"Baiklah, sepertinya kau harus istirahat" Woobin mendirikan Tubuh Sojung dan membantunya kekamar Sojung istriharat.

Woobin membaringkan tubuh Sojung pelan-pelan. Woobinssi bisakah kau menemaniku tidur sampai aku terlelap saja. Woobin menganggukkan kepala dan tidur di samping Sojung.

"Oh ya aku baru ingat, aku harus ke LA untuk beberapa bulan, apa kau tak apa-apa aku tinggal sendiri?"

"Berapa bulan kau akan pergi?" Tanya Sojung membalikkan wajahnya kearah Woobin. "4 atau 5 bulan kalau tak salah, aissttt aku tak bisa bersamamu selama itu Sojung-ah" geram Woobin.

"Tak apa-apa pergilah" ujar Sojung terlihat senang dan bersyukur karena bebannya bisa terkurangi kalau Woobin pergi.

"Mengapa kau terlihat senang sekali? Yakk!!! Kau suka ya aku pergi jauh dan lama kembali".

"Ani, hanya saja aku yakin itu demi perusahanmu ya lakukan saja, aku juga tak akan kemana-mana dan tetap berada di rumah ini"

"Kau harus menungguku pulang!" Kecam Woobin.

"Euhmm" angguk Sojung meletakkan kepalanya pada bahu Woobin.

///

5 bulan berlalu, perut buncit Sojung mulai menonjol tapi Sojung menyembunyikannya dengan memakai baju-baju pakaian yang lebih longgar dan besar 2 kali lipat dari ukuran bajunya pada umumnya. Nyonya Jung sampai sekarang belum tahu bahwa Ia tengah mengandung 5 bulan, Sojung memberi alasan bahwa Woobin pergi ke LA dan ia tak ada kesempatan melakukan hal yang nyonya Jung Perintahkan.

Sementara Sojung selalu menyimpan uang yang di berikan oleh Woobin untuknya dan kini uang-uang itu sampai 100 juta Won, ia merencanakan diam-diam menemui Keluarganya dan menyuruhnya mereka pergi tanpa di ketahui orang-orang dengan uang itu. Agar ia bisa melarikan diri tanpa adanya ancaman. Saat Sojung pergi dengan tas berisi Uang itu untuk menemui Keluarganya dengan diam-diam. Ia melihat orang-orang dari Ny.Jung selalu memantau adik Cowonya yang pulang sekolah. Ia memakai masker putih dan kaca mata juga Topi mendekati Adiknya.

"Soojun Ini aku" kata Sojung memberitahukan pada adiknya yang berjalan pulang.

"Noon,.. mmmpphh" Sojung langsung membungkam mulut Soojun adiknya. "Diam,.. ada seseorang yang mengintai keluarga kita, dan dia sedang mengikutimu setiap hari. Masuklah kemobil dan aku akan menceritakannya padamu" jelas Sojung membawa Soojun kedalam mobilnya merekapun jalan semetara orang yang mengikuti Soojun menelpon Nyonya Jung bahwa ada Seorang wanita yang tidak terlihat wajahnya membawa Soojun dengan menggunakan mobil dan ia mengatakan plaknomor mobil itu. Tapi pemilik itu adalah seorang teman dari Sojung yang ia pinjami mobilnya untuk menghilangkan jejak.

"Jadi begitu ceritanya..." Kata Sojung selesai menceritakan semuanya pada Soojun yang terlihat Syok. "Tas yang berisi uang di tempat duduk belakang, ambillah dan berikan pada Eomma dan Appa, ceritakan pada mereka bahwa kalian di intai dan pergi diam-diam dari sana. Pergilah sejauh mungkin jangan sampai ada tetangga, dan orang yang mengintai kalian tahu. Aku akan selalu mengirim kalian yang setiap bulannya untuk uang makan kalian, dan aku akan segera menemui kalian setelahnya" Sojuna mengatakan panjang lebar kepada Soojun ia sedikit beronda-ronda agar membuat orang yang membuntuti Soojun tidak curiga ia menurunkan Soojun di suatu tempat supaya tidak membuat orang itu Curiga.

Karena terus memikirkan rencana meloloskan diri Sojung lupa akan kepulangan Woobin. Woobin sudah sampai dirumah dan sedang berada di dapur untuk memasak. Mendengar timbullah password yang berbunyi dan pintu yang terbuka Woobin hanya terbentuk seringai dan melanjutkan memasak. Sojung meletakkan tasnya di sofa dan membuka baju kebesarannya dan memilikinya lumayan tebal. Kini mulai buncit sedikit nampak, karena kepanasan ia hanya menggunakan kemeja biasa. Ia mulai berjalan menuju dapur, dan sesampainya di dapur ia menjerit kaget karena ada seorang pria tengah memasak. Woobin berbalik dan tersenyum jahil melihat Sojung terkejut. Ekspresi wajah Sojung langsung berubah dan ia langsung berbalik membelakangi Woobin, sehingga membuat Woobin mengerutkan keningnya. Ia segera pergi meninggalkan dapur Karena rasa penasarannya mengapa Sojung bertingkah begitu Woobin mengejarnya dan memeluknya dari belakang untuk menghentikan langkah kaki Sojung yang menjauh. Tangan Woobin di lilit di bagian atas tubuh Sujong jadi ia masih belum sadar bahwa Sojung tengah hamil 5 bulan dan kondisi perut sojung yang mulai menonjol keluar. Woobin memutar bahu Sojung agar ia berbalik menghadapnya.

"Aku merindukanmu Kim Sojung" ucap Woobin mengecup jidat Sojung. "Aku juga Woobinssi" balas Sojung sambil tersenyum.

"Aku bersyukur Sowon belum kembali, sehingga aku bisa memelukmu saat aku pulang" Woobin mulai menurunkan wajahnya dan menempelkan bibirnya pada bibir Sojung dan membaut juga melumat lembut. Saat tangan Woobin hendak memegang pinggang Sojung dengan segera Sojung menangkap kedua tangan itu dan di letakkan pada kedua pipinya. Woobin merasakan itu melepaskan ciumannya dan tersenyum Sojung. Ia mengelus wajah Sojung ia mengecup jidat Sojung lagi. Dan mendekap kedalam pelukannya, Sojung tak sadar bahwa Woobin akan tiba-tiba mendekapnya. Perut Sedikit buncitnya itu bertumbukkan dengan tubuh Woobin. Dan Woobin merasakan seperti ada gundukan yang menabrak tubuhnya, ia melepaskan pelukannya dan melihat kebawah sambil mengerutkan keningnya.

"Kau hamil?!!" Seru Woobin melihati Sojung dengan terkejut. Sojung langsung menunduk. "Mengapa kau tak bilang kalau kau hamil!!!" Bentak Woobin terlihat marah.

"Itu,..itu,.." gagu Sojung. Woobin menguncangnya kedua bahu Sojung agar melihatnya.

"Sudah berapa bulan!! Mengapa kau tak bercerita padaku,Kau hamil sejak kapan!!" Ujar Woobin dengan cepat dan tinggi karena ia terlihat sangat marah Sojung mendiaminya selama ini.

"Sudah 5 bulan, semenjak kau berangkat keLA tapi aku sadar semenjak seminggu sebelum kau pergi, aku hanya takut mengatakannya padamu karena aku takut Nyonya Jung tau" jelasnya.

"Mengapa kau tidak menceritakannya padaku Sojung-ah!!" Tekan Woobin berusaha menghembuskan nafas sesaknya.

"Aku akan menemui Nyonya Jung saat ini!!" Woobin mengambil jaketnya, untuk menemui Nyonya Jung, akan tetapi lagi-lagi Sojung menghalanginya.

"Lusa saja kita Saja Kita temui Nyonya Jung Kumohon"

Melihat Sojung yang sangat bermohon, Woobin akhirnya mengikuti keinginan Sojung.

Sebenarnya Sojung mengcegat Woobin karena ia ingin memberikan kesempatan bagi keluarganya disana untuk meloloskan diri, prediksinya besok mungkin mereka telah pergi jadi dia mengulur waktu agar Nyonya Jung kehilangan jejak mereka. Jika Woobin pergi menemui Nyonya Jung saat ini mungkin Nyonya Juga Langsung mencari-cari keluarganya dan mengancam Sojung.

***

T

B

C

Vote dong guys


Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C7
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión