Descargar la aplicación
28.57% Sang Pahlawan / Chapter 6: desa

Capítulo 6: desa

diutusnya seseorang dengan mengendarai kuda. dipacu secepat mungkin. tak lama sampai ditempat yang ditulis ternyata kosong.

'dimana mereka bukankah aku diutus kesini' sang utusan kebingungan mencari seseorang.

di pacu kudanya menuju desa Bangun Rejo. desa Sadali. melewati bau busuk sisa mayat. sang kuda pun enggan melewati. berjingkrak jingkrak menjatuhkan Sang utusan.

kuda pun lari.

"dasar kuda sialan. terpaksa aku harus lari sebelum malam datang. " mendengus kesal si utusan tersebut. bergidik bulu di tengkuknya. berlari tak mau melihat kebelakang.

sampai di desa Bangun Rejo. Sang utusan melihat banyak penduduk berkumpul.

sambil lari terseok-seok jatuh bangun. membawa gulungan dalam genggaman tangan.

"awas jangan menghalangi jalan, ah ah...." ujar sang utusan sambil nafas terputus-putus...

"pengumuman dari sang pemimpin" sang utusan mulai mengatur nafas lalu diikuti menyembah oleh semua orang.

"menyatakan bahwa masalah ini tidak bisa dilanjutkan maka setiap orang dibebaskan dan bertanggung jawab atas keselamatan dirinya sendiri." Sang utusan menutup gulungan perjanjian.

"maksudnya kita disuruh bagaimana" ujar seorang penduduk yang selamat.

"kalau kalian mau silahkan pindah ke desa Mulyasari dengan mengikuti semua aturan yang telah disepakati oleh ki Sadali". jawab utusan mengatur nafas dan sesekali minum air. yang diberikan oleh penduduk.

" tolong sebutkan isi perjanjian kesepakatannya". dengan mengumpulkan keberanian Darsono menanyakan. khawatir akan kesepakatan yang memberatkan pihak desa. dia seorang yang cukup mahir silat harimau cuma kekurangan mental keberanian.

"bahwa kalian akan mengikuti semua aturan desa dan akan menjadi pembantu penduduk desa Mulyasari selama setahun. tanpa bayaran. cuma dikasih tempat tidur dan makan. baru kalian akan mendapatkan hak tanah dan sawah sebagai imbalannya". jawab sang utusan sesuai intrusi ki Sugeng yang telah disepakati oleh ki Sadali.

" apa maksudnya Sadali itu? " tanya ki Renggo seorang pria kaya. disini dia seorang tuan tanah, sawah berpetak-petak, dan punya banyak pelayan wanita. kehidupan yang wah untuk seorang penduduk desa.

awalnya ki Renggo adalah pedagang yang punya koneksi dengan pedagang ibu kota sehingga dia cepat kaya. menjual hasil sawah, perkebunan dan senjata. yang memang terkenal kalau desa Bangun Rejo sebagai penghasil padi, jagung, rempah bumbu dapur dan senjata.

"jika kalian setuju maka ikuti aku besok kita berangkat ". tak mau berlama-lama sangat utusan ingin segera makan dan istirahat.

" tunggu, apakah bisa aku langsung membayar uang ke kepala desa mu. maksudku membeli tanah dan sawah di desamu. agar aku tidak menjadi pembantu?" tanya ki Renggo.

hampir dia salah berbicara. posisinya sebagai orang yang kalah tidak baik memamerkan kekayaannya.

ketika perang ki Renggo memang sudah kaya tapi saat desanya diserang dan dirinya mau dibunuh. pada saat itu dia menawarkan hartanya demi keselamatan keluarganya. pimpinan prajurit malah memperkosa istri dan anaknya. dibunuh semua keluarga dan dirampas semua hartanya. saat itu dia menyesali pemikirannya bahwa uang bisa membeli segalanya. saat ada kesempatan dia kabur. melarikan diri saat keluarganya dibakar ditengah alun-alun desa beserta para penduduk.

"apa kamu pikir kami butuh uangmu? kalau tidak dengan kebaikan ki Sugeng pastilah kami menolak kalian. karena kalian adalah penduduk kerajaan musuh kerajaan kami". jawab utusan melotot marah.

'apa-apaan dia sok kaya'. cuh sambil meludah menghina.

" maafkan saya" ki Renggo merendah tidak mau membuat masalah yang akan menyeret warga lainya. baginya lebih baik kehilangan beberapa ratus Kepeng² daripada jadi pembantu.

"to, kita bagaimana? ikut ke desa Mulyasari. atau kita pergi sendiri?". rengek Juki dirinya tidak mau jadi pembantu.

" entahlah Juk, lihat penduduk lainya bagaimana ". Minto masih belum bisa berbuat apa-apa. di hatinya masih sedih mengingat kejadian yang lalu.

pagi hari hampir semua orang bersiap untuk pindah. hanya sebagian yang menolak dan pindah kelain desa. penduduk desa yang selamat dan pindah ke desa Mulyasari sekitar 45 orang dewasa dan anak-anak. 15 orang akan mengungsi ke lain desa ke sanak keluarga. ki Renggo pergi ke kenalannya di ibukota kerajaan meminta bantuan.

"juki bangun, juk. kita ketinggalan penduduk". Minto membangunkan juki. hanya dia dan juki yang tertinggal. semalam dirinya tertidur larut malam menangisi mbok Jinah.

" to. masih pagi juki ngantuk ". juki menutup mata lagi mencoba tidur.

" juki kita ketinggalan ini.kalau kamu tidak bangun aku akan meninggalkan mu sendirian". Minto mencoba membangun kan Juki lagi.

setelah membasuh muka mereka mencari makanan dirumah penduduk yang ditinggalkan. setandan pisang dan se kendi minuman sebagai bekal perjalanan mereka walaupun tak tahu kemana yang dituju.


REFLEXIONES DE LOS CREADORES
Rhaizu Rhaizu

1.ajian swara adalah ajian yang bisa menaklukkan lawan dengan suara. bisa dibilang hipnotis dengan suara.

2.kepeng adalah mata uang.

Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C6
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión