Nizam tiba - tiba melirik ke arah asisten Putri Nadia yang sedang menangis di pojok dengan muka pucat. Ia lalu menoleh ke arah Arani sehingga mereka berdua jadi saling berpandangan.
"Apa yang tuan putrimu katakan sebelum Ia bunuh diri?" tanya Nizam kepada asistennya Putri Nadia. Tetapi asistennya putri Nadia malah berlutut lalu memeluk kaki Nizam dan menangis dengan suara tertahan.
"Hamba ingin menuntut keadilan untuk nyawa putri Nadia." katanya sambil terisak - isak.
Nizam membeku di samping Arani dan Arani segera memegang bahu si asisten sambil menariknya ke belakang. Tetapi si asistennya malah semakin kencang memeluk kaki Nizam.
"Ada apa ini ? Ada apa? Kau jangan berbuat seperti ini? Jangan lancang kamu!" kata Arani sambil melotot tajam. Nizam mengangkat tangannya dan meminta Arani untuk tidak terlalu keras. Wanita ini sedang berduka karena majikannya meninggal.
"Hamba yakin tuanku putri tidak bunuh diri. Ia bahkan sudah membuat surat wasiat"