"Seorang manusia di tingkat Mortal Gate membantai ratusan Demonic Beast Immortal Gate?" Grandmaster Ian mendesah. "Sungguh tak dapat dipercaya."
Bukan hal aneh bila yang melakukan hal tersebut adalah seseorang yang berada di tingkat Heaven Gate, namun Mortal Gate? Itu tidak mungkin terjadi. Bahkan Kultivator di tingkat Immortal Gate - Peak Stage saja hampir mustahil melakukannya. Hal ini yang membuat Grandmaster Ian semakin merasa tertarik dengan Hutan Lostingsoul.
Tentang apakah ucapan Theo dapat dipercaya atau tidak, itu hal yang sederhana. Theo sebenarnya tidak memiliki alasan untuk berbohong, dan hal tersebut juga tidak ada untungnya. Malahan, jika dia dipergoki berbohong, dirinya sendirilah yang rugi.
Jadi Grandmaster Ian sama sekali tidak meragukan informasinya.
"Energi Murni yang mengerikan?" Grandmaster Ian mengulangi perkataan Theo beberapa saat yang lalu ketika dia melangkah ke dalam penginapan. "Sungguh menarik."
....
Ketika Selia keluar dari dunia yang gelap dan dingin yang berada di dimensi lain, dia melihat pemandangan menakjubkan. Selain suaminya yang rupawan selamat dari kepungan Demonic Beast dan Dragon Demonic Beast yang mengerikan itu menghilang, Selia juga melihat tumpukan Demonic Core berharga dengan berbagai ukuran. Bahkan sampai membentuk gunung-gunung kecil. Dia terpana. Ke mana Demonic Beast haus darah itu? Dan siapa mereka?
Ketika Selia melihat Aiden sekali lagi, dia menyadari bahwa Aiden telah kehilangan lima gerbang Kultivasinya. Dia sekarang berada di Mortal Gate - Stage 10. Selia bertambah bingung, bagaimana itu bisa terjadi?
"Ah, Aiden ... " Sebelum Selia sempat bertanya padanya, Aiden menyela, "Nanti akan aku jelaskan." Senyumnya yang misterius membuat alis Selia yang indah berkerut.
"Sekarang perhatikan baik-baik lalu bantu aku untuk mengingat semua informasi yang mereka katakan." Aiden menunjuk kumpulan Demonic Beast yang berbaris rapi. "Mulailah!"
Demonic Beast terdepan yang berpenampilan lelaki tua segera berlutut dengan hormat. Kemudian dia mulai bicara dengan mantap, "Salam hormat pada tuanku! Nama hamba Re Kai, hamba merasa malu mengatakannya, tapi hamba tidak memiliki kemampuan spesial. Jenis Mana Element hamba adalah api dan air, sedangkan Guide Book yang hamba gunakan adalah bab pertama dari Buku Surga dan Bumi. Sekarang hamba berada di tingkatan Immortal Gate - Middle Stage dengan Core Forming merah."
Aiden mengangguk, namun dia merasa sedikit kecewa.
Jika Mortal Gate adalah tingkatan dasar dan tak memiliki perbedaan kualitas mencolok setiap levelnya—kecuali ketebalan dan kemurnian energi—maka berbeda dengan Immortal Gate. Meskipun Immortal Gate hanya memiliki tiga tingkatan utama, namun tingkatan itu masih dibagi lagi kualitasnya berdasarkan inti pembentukan atau Core Forming seorang Kultivator.
Core Forming dikategorikan berdasarkan warna yang mengindikasikan kemurnian serta kekuatan Mana Element milik seorang Kultivator. Urutannya dimulai dengan yang terendah adalah warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, hitam dan silver.
Warna Core Forming ditentukan dari kualitas Mana Element yang diserap oleh seorang Kultivator serta Guide Book yang mereka gunakan. Semakin berkualitas Mana Element dan Guide Book yang digunakan, maka semakin tinggi tingkatan Core Forming seseorang. Namun tingkatan Core Forming juga mempengaruhi seberapa lama seorang Kultivator harus berlatih untuk menerobos tingkatan Gate yang lebih tinggi. Semakin tinggi tingkat Core Forming yang dicapai maka semakin lama juga untuk menerobos level selanjutnya. Tapi itu tidak menjadi sebuah masalah, karena kebanyakan Kultivator dengan Core Forming berkualitas dapat melawan Kultivator lain yang memiliki basis Kultivasi lebih tinggi dari mereka namun memiliki Core Forming rendah.
Meskipun Aiden sedikit kecewa dengan Core Forming milik Re Kai namun dia tetap bersyukur memiliki seorang bawahan. Di masa depan dia mungkin tak akan memiliki waktu untuk mengurus hal-hal kecil.
"Selanjutnya," perintah Aiden. Semua Demonic Beast ini adalah mereka yang menyayangi hidupnya lebih dari apa pun, bahkan ketika mereka harus tunduk di bawah kekuasaan seorang manusia.
Kemudian Re Kai minggir ke samping dan digantikan oleh gadis manis nan lugu. Gadis itu tampak malu-malu saat ia sedikit melirik wajah Aiden yang rupawan. Melihat ini, Selia merasa kesal, dia jengkel dengan gadis itu yang seenaknya melirik suami orang. Tapi Selia tidak memperlihatkan kekesalannya, dia hanya menatap gadis itu, dingin.
"Kenapa aku cemburu ... ?" Selia tersadar dengan perasannya dan merasa aneh. Dia seharusnya tak memiliki perasaan terhadap Aiden, karena bahkan dia tak menyadari kapan bocah itu menjadi suaminya. Selia sedikit merubah tatapannya pada Demonic Beast lugu itu.
"Salam Tuanku!" Dia berlutut mengikuti Re Kai. "Nama hamba Nina. Hamba sedikit menguasai ilmu Kaligrafi. Jenis Mana Element hamba adalah air dengan Guide Book bab pertama dan kedua dari Watersource. Saat ini, hamba berada di Immortal Gate - Early Stage dengan Core Forming biru."
Suara gadis Demonic Beast itu benar-benar merdu, Aiden bahkan sempat tergoda. Namun dia tetap tenang dan menyiratkan sebuah senyum bahagia.
"Lumayan... " Aiden berkomentar. "Guide Book yang kaugunakan sama dengan istriku, untuk bab-bab selanjutnya kaubisa bertanya padanya." Mendengar ini, Selia melirik Aiden dengan tajam, merasa tidak setuju. Namun Aiden hanya berpura-pura tak merasakannya.
Nana terkejut dengan hubungan mereka berdua, harapannya pupus sudah untuk memiliki Aiden. "Dia terlalu tampan untuk gadis sepertiku," Nana mendesah dalam hati. "Kukira wanita yang berpenampilan bak bidadari di samping Tuan hanyalah kakaknya, tapi ternyata mereka suami istri."
Saat menyadari hal itu, pandangan Nana yang jernih segera berubah penuh kekecewaan. Dia menundukkan kepala takut Aiden melihat perubahan ekspresinya. "Terima kasih atas pujian dan arahannya, Tuan!" Dengan nada tegas gadis itu berterimakasih.
"Dan, hamba mohon bimbingannya, nyonya." Nana memandang Selia sedikit aneh. Seolah-olah dia sudah merebut sesuatu darinya. Selia jelas merasakan pandangan Nana, namun dia hanya tersenyum membalasnya.
"Aku masih muda, lebih baik kau memanggilku Nona." Selia mengutarakan pikirannya, dia merasa tidak nyaman dipanggil Nyonya. Tapi Aiden tak mempermasalahkan hal itu karena dia jelas berbeda. Aiden terlalu lama terjebak sebagai orang tua dan kebiasannya juga ikut berubah.
"Hamba mengerti, Nona!" Nana menjawab dengan enggan, namun begitu kata-katanya tetap tegas.
"Selanjutnya!" Aiden menyuruh gadis itu minggir bersama Re Kai. Nana menurut, dia melirik Aiden cukup lama dan memandangi keindahannya, hati Nana bergejolak mengetahui lelaki muda setampan itu sudah beristri. Selia hanya mendengus melihat semua ini.
Selanjutnya pendataan itu terus berlanjut. Aiden dan Selia mencoba menghafal nama setiap Demonic Beast. Dalam kesempatan itu ternyata dugaan Aiden tepat, ada Demonic Beast yang mencoba berbohong pada Aiden namun Deva segera menyadari itu. Deva berkata pada Aiden melalui telepati lalu seketika Demonic Beast itu lenyap menjadi debu.
Setelah melihat rekan mereka yang mencoba berbohong mati, Demonic Beast yang lain menjadi segan. Mereka berubah penurut dan pandangan mata yang sebelumnya penuh dendam dan kebencian kini melunak. Mereka menyadari tak ada yang bisa berbohong dari Aiden. Namun seolah-olah sudah menyadari hal ini, gadis bergaun putih terbuka serta sang lelaki berjubah hitam tetap memasang ekspresi hormat mereka yang tenang.
Aiden terkejut, "Sepertinya mereka benar-benar spesial."
Dengan sabar Aiden menunggu giliran dua Demonic Beast tersebut. Dia tak sabar untuk menerima bawahan berkompeten. Meski pikiran Aiden benar-benar tertuju pada mereka berdua, tapi dia tetap fokus untuk mengumpulkan semua data Demonic Beast yang lain. Kebanyakan dari mereka hanya biasa-biasa saja, tetapi ada juga yang memiliki kemampuan spesial meski masih cukup rendah tingkatannya.
Para Demonic Beast sebenarnya tidak memiliki Guide Book yang lengkap. Mereka hanya mendapat potongan-potongan bab yang telah diturunkan dari para leluhur mereka. Bab-bab itu dibagikan secara cuma-cuma oleh tuan pertama Hutan Lostingsoul. Akibatnya Demonic Beast ini tak bisa mencapai tingkat Kultivasi yang maksimal. Mereka meraba-raba dalam gelap untuk membuat bab baru dari potongan Guide Book yang mereka dapatkan. Itu adalah hal menakjubkan. Bisa terlihat seberapa jeniusnya para Demonic Beast di hutan ini.
Namun, kelihatannya ada dua orang Demonic Beast yang sedikit berbeda.
Aiden memikirkannya. Dia tak menyadari bahwa antrian sudah mencapai ujung. Melihat Aiden melamun, Selia terbatuk dua kali dan menepuk pundaknya dari samping. "Ah, maafkan aku," kata Aiden sedikit malu.
Aiden memalingkan wajahnya dan melihat ke barisan yang kini hanya ada dua orang. "Saatnya bagian yang menarik." Aiden menyeringai tanpa sadar.
Gadis bergaun putih terbuka itu melihat seringai Aiden dan dia menjadi takut. "Ehem, mari lanjutkan."
"Na-nama hamba Maharani, Tu-tuanku bisa memanggil hamba Rani." Gadis itu sedikit takut, akibatnya dia kehilangan ketenangan dan bicara tergagap-gagap. "Hamba memiliki kemampuan spesial Ilusi. Jenis Mana Element hamba adalah Racun dan Air, lalu Guide Book yang hamba gunakan adalah Illusion Poison Empress. Saat ini hamba berada di tingkat Immortal Gate - Middle Stage dengan Core Forming Hitam."
Suaranya yang menggetarkan hati setiap jiwa tak bisa menghalau Aiden untuk melompat takjub karena bakatnya. "Luar biasa! Core Forming hitam dan berspesialisasi di bidang Ilusi, sungguh menakjubkan," puji Aiden. "Kau bahkan memiliki versi lengkap Illusion Poison Empress? Itu lebih menakjubkan."
kembali ketika Aiden mendengarkan dengan seksama setiap perkataan Rani, dia merasa terkejut pada awalnya ketika mengetahui bahwa gadis menawan itu memiliki kemampuan spesial ilusi. Namun dia lebih terkejut lagi saat Rani tak mengatakan jumlah bab yang dipelajarinya dari Guide Book, artinya gadis itu punya versi lengkapnya!
Belakangan Aiden tahu semua Demonic Beast di sini tidak punya versi lengkap Guide Book yang mereka pakai. Jadi dia ingin memberi mereka versi lengkapnya karena mereka adalah bawahannya. Tapi sepertinya Maharani tak membutuhkannya lagi, Aiden jelas bertanya-tanya dari mana dia mendapatkan buku itu.
Sangat jarang ada Demonic Beast yang memiliki versi lengkap Guide Book di hutan Lostingsoul. Aiden mengetahuinya karena Deva sudah mengatakan bahwa pemilik pertama hutan ini hanya memberikan petongan-potongan bab yang tidak lengkap dari koleksi Guide Book miliknya.
"Terimakasih, Tuan," balasnya, penuh hormat. "Hamba memang memiliki versi lengkap Illusion Poison Empress. Dan karena itu juga hamba dapat mencapai ketinggian Kultivasi seperti sekarang ini, serta lebih mengembangkan bakat Hamba di bidang ilusi."
Rani sekarang sedikit lebih santai ketika mengetahui Aiden tidak seperti yang ada di pikirannya. Tampan, jahat dan mesum.
Dia kembali merinding saat mengingat seringai Aiden yang menakutkan itu. Namun ternyata Aiden hanyalah seorang pemuda biasa, dia juga menyadari bahwa mata pemuda itu begitu jernih, tidak seperti para lelaki yang menatapnya penuh nafsu.
"Rani, tentang Guide Book milikmu yang lengkap itu, dari mana kau mendapatkannya?" Aiden bertanya penasaran.
"Ini adalah Guide Book yang telah diturunkan oleh leluhur-leluhur hamba terdahulu, tuanku," jawabnya sopan.
"Oh, apakah leluhurmu melakukan sesuatu yang spesial sehingga mereka mendapatkan Guide Book itu?" Aiden tak mengetahui sejarah leluruh Rani, jadi dia bertanya karena penasaran. Namun Aiden lupa bahwa Rani mungkin tak tahu asal Guide Book itu yang sebenarnya.
Rani sedikit mengerutkan kening, dia tidak paham maksud Aiden tapi dia tetap menjawab, "Hamba tidak tau Tuanku. Hamba bahkan tidak tahu dari mana leluhur hamba mendapatkan Guide Book yang luar biasa ini."
"Ah, maafkan aku. Aku lupa soal kemungkinan itu." Aiden semakin membingungkan Rani. Namun ia segera meminta Rani untuk menepi sehingga gadis itu tak menanyakan maksudnya lebih jauh.
"Mohon maaf atas kelancangan hamba Tuanku. Namun hamba memiliki sebuah permintaan saat ini, hamba mohon Tuanku berkenan mengabulkannya." Sebelum Aiden bahkan sempat berkata "selanjutnya", Demonic Beast terakhir sudah mendahului perkataannya sehingga kata itu tercekat di tenggorokan Aiden.
"Katakan," ucap Aiden dengan nada datar.
"Hamba ingin mengetahui dari mana asal energi Tuanku yang begitu murni yang bahkan menakut-nakuti Tuan Drayus." Dia begitu percaya diri seolah-olah Aiden sudah pasti memberikan jawaban untuknya. Demonic Beast lain bahkan terkejut ketika rekannya yang terakhir ini begitu berani menanyakan hal tersebut.
Biasanya sumber kekuatan atau jurus rahasia seorang Kultivator adalah hal tabu untuk dipertanyakan. Apalagi sumber itu begitu kuatnya hingga membuat Dragon Demonic Beast yang telah mencapai tingkatan tak terbayang lari tunggang-langgang. Bisa dibayangkan seperti apa kuatnya hal tersebut.
Jika seorang Kultivator secara tak sengaja membocorkan sumber kekuatannya, maka Kultivator yang lain pasti diam-diam mencari cara untuk mengatasi dan merebutnya. Yang artinya sumber itu ada hubungannya dengan nyawa sang Kultivator.
Aiden hanya tertawa kecil seakan ini hanya sekedar guyonan. "Tentu saja energi itu dari diriku sendiri, kalau tidak, dari mana lagi?"
Mendengar jawaban Aiden, Demonic Beast itu berterimakasih dan tidak bertanya lebih jauh. Dia tak mempercayai perkataan Aiden. Dia menganggap Aiden tak ingin mengatakan sumber kekuatannya namun karena tak ingin membuatnya kecewa Aiden tetap menjawab bahwa kekuatan itu berasal dari dirinya sendiri.
Alasan kenapa dia tak percaya hanya satu, yaitu tak mungkin energi yang begitu murni tersebut datang dari tubuh seorang Kultivator yang bahkan belum mencapai tingkat Immortal Gate. Kultivator di tingkat Immortal Gate saja juga tak mungkin memilikinya, hanya Kultivator Heaven Gate yang memiliki sedikit kemungkinan tersebut.
Demonic Beast berwujud pria berjubah hitam ini menyimpulkan bahwa kekuatan Aiden datangnya dari sebuah Artefak legendaris.
"Lalu sekarang kau bisa mulai," ujar Aiden dengan nada yang sama.