Jhony menghela napas panjang-panjang sewaktu turun dari mobil. Lampu taman menampakkan wajah Pak Jan yang pucat. Sebenarnya Jhony sendiri merinding, hanya saja ia cepat menguasai perasaannya itu.
"Di mana dia, Pak?" tanya Jhony.
"Tadi duduk-duduk sendirian di serambi samping, Den." jawab Pak Jan.
Pak Jan membawa Jhony ke serambi samping. Waktu itu, Jhony langsung memanggil Hendry dengan suara lantang, "Hendry…! Heeen…?!"
"Oh, itu dia!" kata Jhony.
Pak Jan memperlambat langkahnya, berada di belakang Jhony dengan sikap bersembunyi. Hendry tampak sedang duduk di atas ayunan berkursi ganda. Pak Jan tak berani ikut mendekat ketika Jhony melangkah terus, lalu berhenti di samping Hendry.
"Hei, Jhon…! Bagaimana? Kau telah menemukan jasad ku?!" sapa Hendry sekaligus bertanya.
"Belum!" jawab Hendry sambil menghempaskan napas. Lalu ia berkata dengan suara pelan, "Jangan menampakkan keadaan mu di depan orang lain, Hen! Kasihan Pak Jan. Ia sangat ketakutan."