Pudding menatap lelaki tua itu dengan mata berairnya yang besar selama tiga detik dan berkata dengan tenang, "Ya. Kamu kakekku."
Mendengar kata "kakek", mata lelaki tua itu melembut lagi.
Kebahagiaan yang tak terlukiskan baginya mendengar putri Mian memanggilnya Kakek didepan wajahnya.
Profesor itu menyentuh kepala Pudding dengan penuh kasih dan berkata, "Gadis yang baik."
Tanpa basa-basi lagi, profesor berjalan ke tempat tidur dan melakukan serangkaian tes pada Qin Chu.
Pudding tidak mengerti peralatan yang digunakan kakeknya dan bertanya-tanya apakah mereka memiliki fungsi ajaib yang sama dengan telepon arloji bibinya.
Arloji itu dapat menunjukkan citra virtual penelepon lain, yang merupakan teknologi tinggi mutakhir yang tidak terlihat di pasaran.
Setengah jam kemudian, profesor mencabut peralatan dari Qin Chu.
"Tampaknya para dokter tolol ini tidak terlalu buruk; diagnosis mereka akurat," kata profesor itu.