Matahari menjadi semakin cerah, mengaburkan ekspresinya saat sinarnya menyinari wajahnya. Lu Bancheng tidak tahu berapa lama ia berdiri di sana, tetapi akhirnya, ia tersentak kembali ke akal sehatnya karena ponselnya yang bergetar tanpa henti di sakunya.
Ia tidak mengeluarkan teleponnya, sebaliknya, dengan tenang berjalan menuruni tangga untuk sampai ke mobilnya. Ia membuka pintu dan masuk. Setelah menyalakan mesin, perlahan-lahan ia mengarahkan mobilnya ke jalan utama dan berangkat.