Shen Manting sepertinya sangat senang bertemu dengan pria itu. Dia menarik Ou Ming ke dalam kamar dan dengan cepat menutup pintu di belakang mereka.
Ou Ming melihat ke sekeliling, mengerutkan keningnya, dan bertanya, "Di mana ibuku?"
Ketika Shen Manting tidak menjawabnya, Ou Ming berbalik untuk menghadap ke arah wanita itu. Shen Manting sudah melepaskan jubah mandinya dan berdiri di sana dengan hanya mengenakan lingerie berenda. Wanita itu memiliki bentuk tubuh yang seksi dan telah memilih sebuah lingerie berwarna gelap untuk mempercantik kulitnya yang putih, membuat dirinya terlihat semenggairahkan mungkin.
Ini adalah pertama kalinya Ou Ming melihat Shen Manting mengenakan lingerie dan berpikir efeknya sangat bagus. Wanita itu memiliki tubuh yang proporsional, dan kulitnya terawat dengan baik. Meskipun dirinya tidak menyukai Shen Manting, Ou Ming berpikir bahwa semua atribut fisiknya membuatnya menjadi seorang wanita yang cantik.
Dia tidak mengetahui apa yang sedang terjadi sampai Shen Manting melompat ke arahnya. Terkejut, Ou Ming melompat menghindar pada detik-detik terakhir, tetapi wanita itu sudah mengantisipasi gerakan Ou Ming. Shen Manting membalikkan badannya dengan cepat dan merengkuh pria itu ke dalam pelukannya. Shen Manting memeluk Ou Ming erat-erat di tubuhnya. Wanita itu sedikit lebih tinggi dari Yu Lili dan jauh lebih kuat. Ou Ming mau tidak mau memperhatikan belahan dada Shen Manting yang menempel di dadanya.
Terlalu menggoda!
Ou Ming adalah seorang pria muda yang sedang berada dalam masa prima secara seksual, jadi tentu saja, dirinya menemukan Shen Manting terlihat menarik.
Yu Lili belum memuaskan dirinya. Sekarang, matanya menyapu seluruh tubuh Shen Manting dan merasakan bahwa tubuhnya merespons terhadap wanita itu. Saat merasakan respons tersebut, Shen Manting mencium pria itu dengan penuh gairah. Ou Ming terbuai oleh ciuman wanita itu. Pada awalnya, pria itu merasa kewalahan oleh pesona dan rayuan Shen Manting.
Setelah beberapa saat, Ou Ming memikirkan Yu Lili. Dia membayangkan wajah Yu Lili yang menawan serta cantik, dan merasa bersalah. Pria itu membalikkan badannya dari Shen Manting, menatap wanita itu dan bertanya, "Apa yang kau inginkan dariku?"
Shen Manting sudah menghabiskan waktu untuk merias wajahnya yang lembut. Wajahnya terlihat sempurna, dan sebuah seringai menghiasi bibirnya yang berkilauan. Dia membungkuk mendekat pada Ou Ming dan berkata, "Kita adalah pasangan yang sudah bertunangan. Apakah tidak normal bagi kita untuk memenuhi kebutuhan fisik milik kita?"
Sembari berbicara, wanita itu bergerak mendekat pada Ou Ming dan melanjutkan, "Kita akan menjadi suami istri tak lama lagi. Ou Ming, jangan tinggalkan aku sendirian malam ini."
Mata Ou Ming berkilat dengan amarah. Suaranya terdengar mengandung rasa jijik ketika bertanya, "Apakah kau kehabisan stok pria?"
"Kau sangat kejam! Ou Ming, kau adalah tunanganku. Bukankah itu tugasmu untuk memuaskan hasratku?" Shen Manting berjalan mendekati pria itu dan dengan lembut meletakkan tangannya di dada Ou Ming. "Aku akan lebih baik daripada wanita simpananmu. Aku tahu dia tidak bisa memuaskan hasrat seksualmu bukan?"
Ou Ming mengalihkan pandangan mata cokelat tuanya yang indah pada wanita itu. Shen Manting terhuyung ke belakang, merasa takut pada pria itu.
"Bagaimana kau mengetahui hal itu?" Ou Ming bertanya dan maju selangkah ke arah wanita itu. "Apakah kau memata-matai aku?"
Ou Ming memancarkan aura yang jauh lebih kuat daripada yang dibayangkan Shen Manting. Pria itu maju selangkah lagi, tetapi Shen Manting menghindar dari Ou Ming.
'Kenapa aku melangkah mundur? Aku menghadapinya!'
Shen Manting mengabaikan amarah Ou Ming dan melangkah maju ke arah pria itu dengan penuh percaya diri. Sambil tersenyum menawan wanita itu berkata, "Jika aku memiliki kemampuan itu, aku akan membuatmu jatuh cinta padaku."
Tanpa menyadari amarah Ou Ming yang kian membesar, Shen Manting membuka ikatan lingerie-nya. Wanita itu melontarkan tatapan menggoda pada Ou Ming dan berkata, "Aku tahu kau menginginkannya …."
Ou Ming mendorong Shen Manting menjauh tanpa belas kasihan dan berteriak dengan marah, "Enyahlah!"
Shen Manting terjatuh di sofa. Bra-nya yang tidak terkait itu tergantung longgar di tubuhnya.