"Revian, ayo cepat! Kita akan jalan- jalan kan?" ucapku memulai semangat pagi meski sebenarnya perasaanku sangat terluka saat ini. Ya senyuman manis adalah jawaban terbaik di saat Revian melihat ke arahku. Aku tidak ingin dia dapat membaca ekspresi wajahku, dia juga akan sedih jika mengetahui masalah yang kuhadapi. Dia hanya seorang gadis dan sudah beranjak dewasa. Dan ia tidak perlu memikul masalah yang kuhadapi.
"Kak, Kak Rembulan!" teriak Hinary dari dalam rumah.
Spontan Revian meletakan jari telunjuknya di mulut, "Ssssttt... ayo kita jalan- jalan!"
Tersenyum manis sesaat, lalu berjalan lebih dulu. Revian pun menyusul diriku. Ia mulai berjalan di sampingku. Ia mencoba menahan suhu dingin, menggosokan kedua tangan berupaya memberi kehangatan pada tubuh sendiri.
"Kakak, ini baru jam lima pagi. Apa tidak apa- apa kita jalan- jalan di jam begini?"