Cerita buku pertamanya sangat bagus dan menyentuh. Saya suka aspek "pengorbanan" Bagas dari buku satu dan dua. Untuk buku ke dua, I'm sorry, but to be honest I don't really care that much about Adnan's storyline from the start, and I don't know why we have to focus on his character throughout the story. Even after that, I kinda dissapointed on how he reacted and acted to his dads. He could've act more mature about it. Sebagai keluarga dia seharusnya lebih mencoba untuk menelaah situasinya dulu sebelum menghakimi papanya. Papanya adalah orang yang sudah mengasuh, mendidiknya, salah satu orang terdekatnya dan dikenalnya selama bertahun-tahun. Dari semua orang, dia seharusnya yang lebih menyadari kebaikan dan rasa sayang papanya selama ini, lebih tau daripada orang lain. Instead, he just throwing tantrums like a child. Membuktikan kalau Adnan masih seperti anak kecil dan belum siap menikah. Dia kembali menerima papanya hanya karena rencana pernikahannya tidak batal. Akankah dia menerima papanya jika pernikahanya tetap batal? Tidak. After the whole long paragraphs and descriptions about Adnan from the beginning in book 2, I still can't connect with him as a character at the end of chapter, no offense. Probably because he's an ungrateful person. Not enjoying book 2 as much as book 1, but still a great story overall because of Bagas' storyline.
Ceritanya bagus banget, buku pertama dan kedua masing-masing mempunyai atmosfer yang sangat berbeda dan unik dengan permasalahan yang cukup kompleks. Kepolosan karakter Aden yang membuat buku pertama menarik, sementara di buku kedua membuat karakter Tristant dan Lukman semakin bersinar. Mempunyai banyak karakter yang pastinya cukup sulit dalam segi penulisan tetapi berhasil membuat ceritanya semakin berwarna dan tidak membosankan. Perlu epilogue buku kedua. Untuk author, terimakasih sudah membuat cerita-cerita yang menghibur saya. Semoga tetap semangat dan sukses selalu dalam menulis.👍👍👍👍
Ceritanya menarik, penggambaran watak tokohnya juga bagus. Lucu dan ngegemesin waktu part ngambek karena efektif, respon dari pasangannya dan rekonsiliasinya, BEST CHAPTERS 😂😂😂😂. Sedihnya Rio sudah tidak berhubungan sama teman-teman sekolahnya dulu, hidupnya berubah dengan lingkungan yang berbeda. Penasaran sama bayi yang dikandung Rio dan pengen tau dinamika keluarga Jamal dan Rio setelah kelahiran anak mereka.
astagaa beneran cerai nih hadiah ketiganya
kadonya cerai ya? pisah gitu?
Saya kira selama saya baca dari awal sampe akhir Radit itu visualisasinya dari Luke, ternyata Tawan wakwakwakwak. Ditunggu cerita RaBas.nya 🤩 Kalo ada sequelnya masukin aja character Luke dan punya anak sama Algis biar impas, pembalasan buat Panji 🤭🤭🤭
Saya suka sama ceritanya dengan mengambil plot awal yang sangat menarik, yaitu disuruh pura pura jadi orang lain untuk menikah. Karakternya juga menarik dan paling tertarik sama Bastian yang ngegemesin, tapi nyebelin, tapi juga gemes banget sama kelakuannya, tapi juga sering nyebelin nggak ketulungan, tapi tetep gemes sendiri, tapi nyebelinnya kebangetan sampe mentok😂😂😂 Ceritanya juga banyak uwu uwunya. Catchphrase kesukaaan Algis, "Algis bukan perempuan...." atau "Algis laki laki....." bikin bikin senyum sendiri 🙃 Semoga ada sequelnya kalo Author masi ingin melanjutkan. 👌
Endingnya menarik banget, mulai dari cerita dinamika Mahesa dengan keluarganya kedepan. Lalu cerita Bastian dan Radit kedepannya dengan orangtua mereka masing2, Kak Ajeng yang nikah sama kerjaannya. Hubungan Yudha nanti sama siapa.... Argakah? Wkwk. Semoga bisa baca sequelnya kalo Author masi mau lanjutin 😊😊😊
Cerita buku pertamanya sangat bagus dan menyentuh. Saya suka aspek "pengorbanan" Bagas dari buku satu dan dua. Terima kasih banyak untuk author yang Telah menulis cerita yang dapat menghibur saya. Untuk buku ke dua, I'm sorry, but to be honest I don't really care that much about Adnan's storyline from the start, and I don't know why we have to focus on his character throughout the story. Even after that, I kinda dissapointed on how he reacted and acted to his dads. He could've act more mature about it. Sebagai keluarga dia seharusnya lebih mencoba untuk menelaah situasinya dulu sebelum menghakimi papanya, orang yang sudah mengasuh, mendidiknya, salah satu orang terdekatnya dan dikenalnya selama bertahun-tahun. Dari semua orang, dia seharusnya yang lebih menyadari kebaikan dan rasa sayang papanya selama ini, lebih tau daripada orang lain. Instead, he just throwing tantrums like a child. Membuktikan kalau Adnan masih seperti anak kecil dan belum siap menikah. Dia kembali menerima papanya hanya karena rencana pernikahannya tidak batal. Akankah dia menerima papanya jika pernikahanya tetap batal? Tidak. After the whole long paragraphs and descriptions about Adnan from the beginning in book 2, I still can't connect with him as a character at the end of chapter, no offense. Probably because he's an ungrateful person. Not enjoying book 2 as much as book 1, but still a great story overall because of Bagas' storyline.
Oh Mas Arya
LGBT+ · Altwp