App herunterladen
66.9% ZEN: Didunia Fiksi / Chapter 184: Zen vs Iblis

Kapitel 184: Zen vs Iblis

Iblis wanita yang monsternya dia kerahkan untuk melawan Zen saat ini, sangat amat kebingungan dikarenakan monsternya yang dia anggap sangat kuat tersebut, dapat ditaklukan oleh Zen dengan mudah.

Bahkan Zen melawan monster tersebut seperti kelihatan sangat santai, dan membuat wanita iblis saat itu mulai waspada dengan keberadaan pria yang muncul entah dari mana tersebut, dan membantu para pahlawan untuk melawannya.

"Kemana sifat sombongmu sebelumnya Iblis?" kata Zen, mencoba membuat wanita iblis itu sedikit emosi agar dia tidak dapat berfikir rasional saat ini.

Sedangkan disisi lain, pihak pahlawan terutama Shizuku dan Kaori yang sedang meminumkan cairan yang diberikan Zen kepada mereka berdua sebelumnya, untuk menyembuhkan teman – temannya, juga dibuat takjub akan kemampuan dari Zen tersebut.

"Apakah benar dia Zen yang kita kenal?" tanya Kouki kepada Kaori yang saat ini membantunya untuk mengobatinya saat ini.

"Tentu saja dia adalah Zen" kata Kaori sambil tersenyum, karena pria yang ternyata mereka cari selama ini selamat dan menjadi sangat kuat saat ini.

Sedangkan disisi lain, wanita iblis tersebut mulai tersulut emosi setelah mendengarkan perkataan Zen yang sebelumnya, dia mulai mengeluarkan semua monsternya dan menyuruh mereka untuk membunuh Zen secara bersamaan.

Zen yang setelah selesai membuat gesture aneh bagi para orang yang berada disana, yang merupakan aktivitasnya untuk menyerap status dari monster yang berhasil dia kalahkan, mulai bersiap untuk menghadapi serangan berbagai monster yang mendatanginya saat ini.

Dengan mengalirkan beberapa Rune, Zen melesat dan membunuh satu persatu monster dari wanita iblis tersebut dengan mudah saat ini. Wanita iblis yang melihat pasukannya sudah tinggal sedikit, mau tidak mau harus segera pergi dari tempat tersebut.

Wanita itu mulai berbalik dan melarikan diri menuju semakin dalam labirin ini untuk menyembunyikan dirinya, namun saat dia hendak memasuki sebuah lorong, sebuah siluet muncul mendekatinya dan ternyata siluet itu merupakan pria yang membantai monsternya tadi.

"Apakah kamu akan melarikan diri?" tanya Zen sambil tersenyum sambil memegang pedang yang merupakan senjatanya untuk melawan monster – monster tadi.

Wanita iblis tersebut sangat terkejut melihat pria yang berada didepannya, dia lalu melirik kearah belakangnya tempat pertempuran Zen dengan para monsternya sebelumnya, dan melihat ternyata semua monsternya sudah dikalahkan sepenuhnya oleh pria ini.

"Kamu tahu, jika kamu membunuhku sekarang, tunanganku akan datang untuk mengincarmu" kata wanita iblis tersebut mencoba menggunakan nama tunangannya untuk membuat pria didepannya saat ini takut.

Namun perkataannya itu tidak dihiraukan oleh Zen. Zen perlahan jalan mendekat kearah wanita iblis tersebut. Melihat itu, wanita iblis itu mulai mundur selangkah demi selangkah untuk membuat jarak mereka berdua masih tetap berjauhan.

Zen masih tenang berjalan, hingga dia melihat wanita iblis tersebut tersandung sesuatu dan membuatnya tersungkur. Zen terus mendekat dan akhirnya tiba tepat didepan wanita iblis tersebut.

"Heh... tunanganmua ya?" kata Zen, lalu mengayunkan pedangnya dan menebas kedua tangan iblis tersebut.

"AHHHHHHHHHHH"

Teriakan wanita iblis itu menggema memenuhi tempat tersebut, dan membuat kelompok pahlawan yang berada disana mulai merinding dengan apa yang mereka sedang lihat saat ini.

"Aku akan membunuhmu!" teriak wanita tersebut sambil memberikan tatapan mematikan kepada Zen.

"Dimana tunanganmu itu, katanya dia akan mengincarku, apakah aku harus membunuh dirimu terlebih dahulu?" kata Zen.

"Kupastikan kamu mati dengan cara tra-" kata wanita itu terhenti setelah kepalanya sudah terpisah dari lehernya saat ini. Suara sebuah benda mengelinding dan suara sesuatu jatuh, memenuhi tempat yang hening tersebut, karena beberapa orang disana masih sangat tertegun melihat adegan mengerikan tersebut.

"Mengapa kamu membunuhnya!" sebuah suara teriakan kemarahan kemudian memenuhi tempat tersebut.

Zen yang mendengar teriakan tersebut tidak menghiraukannya dan fokus melakukan penyerapan status kepada wanita tersebut, sambil tersenyum karena ternyata status yang didapatkannya lumayan.

"Tinggal sedikit lagi, semua statusku akan mencapai SS" gumam Zen didalam hatinya.

Orang yang teriak tersebut, merasa semakin emosi karena perkataannya tersebut tidak dihiraukan oleh Zen saat ini. Sedangkan teman – temannya yang lain, saat ini masih tertegun dengan kejadian tersebut terutama Hiyama.

Dia masih mengingat gumaman Zen saat hendak terjatuh kejurang saat dia menggunakan sihirnya untuk membuat Zen terjatuh sebelumnya.

"Aku akan membunuhmu"

Begitulah gerakan bibir Zen tersebut saat hendak jatuh dan dilihat oleh Hiyama. Hiyama yang mengingat hal tersebut, mulai gemetaran karena sangat takut saat ini.

Zen lalu perlahan berjalan menuju ketempat kelompok pahlawan berada. Ditempat itu, selain beberapa anggota pahlawan, ternyata Endou dan kapten Meld sudah berada disana dan memperhatikan semua pertarungan Zen sebelumnya.

Mereka berdua juga tertegun melihat kelakuan Zen tersebut, yang sangat mudah mengalahkan musuh – musuhnya saat itu. Zen lalu tiba didepan teman – temannya dan menyapa Shizuku dan Kaori yang sudah selesai mengobati teman – temannya.

Shizuku dan Kaori yang masih merasa bersalah akan kematian Zen sebelumnya langsung datang dan memelukanya sambil menangis, untuk menuangkan semua perasaan yang membebani mereka selama ini.

"Sudahlah, bukankah aku bersama kalian saat ini?" kata Zen sambil mencoba menenangkan kedua wanita tersebut.

Namun mereka masih saja menangis dan memeluk Zen samakin erat, namun seseorang dengan emosinya yang semakin membara setelah melihat adegan tersebut.

"Aku bertanya kepadamu, mengapa kamu membunuhnya?!" teriak Kouki yang sudah terlihat sangat emosi saat ini.

Zen lalu mulai melirik kearah pria bodoh tersebut sambil menatapnya tajam, sedangkan kedua wanita yang memeluknya sedari tadi, mulai melepaskan pelukannya dan melihat kearah Kouki yang meneriaki Zen tersebut.

"Kenapa kamu begitu emosi? Bukannya aku datang menyelamatkan kalian? Apakah kamu sebenarnya akan menerima tawarannya menjadi anggota iblis, sehingga kamu sangat emosi setelah aku membunuhnya?" kata Zen.

"Apa katamu? Kamu mengira aku akan menjadi pengikut iblis tersebut?" kata Kouki kembali.

"Lalu mengapa kamu sangat marah aku membunuhnya?" kata Zen.

Kaori sebenarnya ingin menghentikan perdebatan mereka berdua, namun tindakannya dihalangi oleh Shizuku yang juga muak melihat perilaku Kouki tersebut.

"Karena sebagai manusia, bukankah kita tidak saling membunuh?" kata Kouki.

"Lalu apakah kamu berfikir, orang yang aku bunuh sebelumnya mempunyai pemikiran yang sangat naif seperti dirimu itu?" Kata Zen.

"I-Itu.."

Mendengar itu, Kouki tidak tahu harus menjawab apa, dikarenakan akibat dirinya yang tidak mampu membunuh iblis tersebut, hampir membuat seluruh temannya meninggal. Disisi lain, kapten Meld mulai menengahi pertengkaran Zen dan Kouki, Meld sadar jika pelatihan yang diberikan kepada para pahlawan saat ini sangat cacat, karena dia belum mengajarkan seseorang untuk membunuh seorang manusia.

"Aku harap perilakumu tidak membawamu sama seperti sahabatmu Shimizu, yang mati mengenaskan" kata Zen sambil tersenyum mengejek kepada Kouki.

"Apa mahsutmu dengan Shimizu yang mati itu Zen?" tanya Shizuku kepada Zen.

"Ah... dia berkoalisi dengan iblis dan mencoba membunuh Aiko-sensei."


next chapter
Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C184
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen