Setelah Mas Huda sudah tak lagi terlihat dari pandangan mata, Nadia pun masuk ke dalam kamar kosnya. Tak seperti biasanya, siang-siang seperti itu dia berada di kos an, sendirian. Ditambah lagi, Mas Huda baru saja mengungkapkan perasaannya kepada Nadia.
"Duh ... aku harus jawab apa ya? Ke Mas Huda. Ya ... yang dikatakan Mas Huda benar. Seandainya aku pada akhirnya nanti menerima Mas Huda, tidak boleh sama sekali karena rasa kasihan ataupun hanya karena tak enak dan atas alasan balas budi. Aku ... harus benar-benar meyakinkah hatiku sendiri, bagaimana perasaanku yang sesungguhnya kepada Mas Huda," batin Nadia sembari memeluk bantalnya di atas kasur.
Nadia sesekali senyum-senyum sendiri, saat mengingat sosok Mas Huda.