"Amin...."
TIba-tiba Dewi kembali mengaminkan dengan suara yang sangat kencang. Namun karena hujan yang masih sangat deras, suara teriakan Dewi masih terdengar samar-samar di telinga Nadia dan Mas Huda yang berjarak tidak ada 1 meter darinya.
"Astaga ... ngapain kamu pakai teriak-teriak kayak gitu?" sahut Mas Huda sambil menepuk punggung Dewi
"Iya nih, Dewi ngapain sih teriak-teriak?" imbuh Nadia.
"Sorry, sorry. Siapa tahu tahun depan atau justru sebelum tahun depan kalian juga nyusul aku nikah. Terus kita sama-sama deh punya anak yang nanti usianya sama. He ..he...he,"ucap Dewi dengan PDnya.
"Kamu itu kalau ngomong ngasal sukanya," ucap Mas Huda.
"Sudah sudah! Sekarang buruan dihabiskan saja gorengannya, mumpung masih anget anget. Nanti kalau sudah dingin nggak enak lho,"kata Nadia.
"Oya, disini ada air panas nggak sih Mas? Wik?"tanya Nadia.
"Ada sih Mbak,.dispenser. Tapi rusak," jawab Dewi.