"Jadi ...."
Mahendra menganggukkan kepalanya perlahan dengan mata yang tetap fokus ke jalan. Sementara Andini menghela napas panjang. Gadis itu menoleh ke kursi belakang. Sevia masih tertidur dengan pulasnya seperti bayi yang baru lahir. Memang seperti itu jika ia habis meminum obat. Sevia akan tidur dengan sangat pulas sampai berjam-jam.
"Ibumu jahat sekali, Mas," lanjut Andini.
"Ibu memang sangat keras dan ya aku akui dia sangat arogan dan selalu ingin mengatur semuanya."
"Tapi, mengusir seorang gadis dan keluarganya karena hamil cucunya itu sangatlah keterlaluan. Jika memang ia tidak percaya itu adalah anakmu, kalian kan bisa tes DNA. Tidak perlu mengusir dan mengatakan kebohongan."
Mahendra hanya mengembuskan napas dengan kasar. Ia tau betul jika memang perbuatan Melinda tidak bisa ditolerir. Sebagai seorang wanita dan juga seorang ibu tidak seharusnya ia berbuat begitu kejam kepada Sevia.