Sementara itu di tempat lain, Gadis tampak sedang berkunjung ke sebuah LAPAS. Ia mengunjungi Dara bersama Tania.
"Kenapa kalian masih saja peduli dan datang ke sini?" tanya Dara dengan ketus.
Gadis hanya menghela napas panjang dan bertukar pandang dengan Tania.
"Dara, kami semua sudah tau apa yang membuatmu nekad seperti ini. Tapi, yang kami tidak habis pikir ... kenapa? Seharusnya kau bercerita kepadaku atau Mahendra. Kenapa harus membalas dendam?" kata Gadis. Ah, sudah beratus kali kalimat yang sama keluar dari bibirnya. Tetapi, Dara masih saja keras kepala.
"Kak, dulu ... kau dan Mbak Gadis tidak pernah bertengkar. Bahkan, kau selalu baik kepada Mbak Gadis. Dibanding dengan sikapku yang selalu jahat. Tapi, sejak perjodohanmu dengan Mas Bima gagal, kau berubah. Aku seperti tidak mengenalimu," kata Tania sambil berusaha merangkul Dara. Namun, wanita cantik itu menepis tangan sang adik.