"Siapa Rangga?"
Dara tersentak mendengar pertanyaan Rengganis yang menandakan jika dia mendengar semua perkataan Dara. Namun, sebisa mungkin Dara menampilkan wajah kebingungan seolah dia tidak mengenal siapa itu Rangga. Meski pada kenyataannya, Rangga adalah kekasihnya.
Rengganis menjentikkan jarinya di depan Dara membuat empunya mengerjap pelan. Apa mungkin Rangga yang Dara maksud adalah orang yang berbicara di telepon dengan wanita itu tadi? Namun, apa yang membuat Dara marah sampai dia tak berhenti misuh-misuh. Bahkan dia tak menyadari adanya Rengganis di taman itu.
"Rangga?" Dara membeo sembari mengerutkan dahinya. "Maksud kamu apa, Nis?"
"Iya, tadi kamu nyebut nama Rangga 'kan?" tanya Rengganis memastikan.
Dara menggeleng singkat, "Aku gak nyebut nama Rangga, mungkin kamu salah dengar, Nis. Karena tadi aku nyebut nama Zidan, teman aku yang gak jadi temenin Gita di apartemennya. Gita yang aku jaga beberapa hari di rumah sakit kalau kamu lupa."