Kapitel 181: MAAFKAN DIA

Suara tangisan seorang bayi yang baru saja lahir memecah keheningan yang sempat terjadi beberapa saat itu. Ketegangan yang semula memenuhi kekosongan ruang bersalin tersebut kini tergantikan dengan helaan napas lega.

Wanita yang baru saja melahirkan anak pertamanya itu kini kehilangan kesadarannya. Peluh keringat di wajahnya memperlihatkan bahwa dia benar-benar diserang dengan rasa sakit yang luar biasa. Bahkan seluruh tenaganya terkuras habis demi melahirkan seorang anak meski tanpa ada suami atau teman yang menyemangatinya.

Rengganis tersenyum lega ketika melihat bayi yang tengah digendong oleh perawat untuk ditangani lebih lanjut karena dia terlahir prematur. Meski tanpa kekurangan apa pun, tapi ada baiknya mereka merawat bayi itu sampai beberapa hari ke depan. Rengganis juga menyetujuinya karena hanya dia yang ada di rumah sakit tersebut untuk menunggu Dara hingga wanita itu melahirkan.