"Kamu benar-benar sudah yakin datang kesini, Nak? Nggak takut kalau Ayah bakal tahu? Tempat tinggal Ayah kan nggak jauh dari sini, di blok belakang itu," kata Bunda Meta memberitahu. Meta pun mengangguk, sambil memberikan kue kepada Rayan dia tampak tersenyum.
"Tahu, Bun. Tadi Ayah dateng ke tempat Bunda juga aku tahu. Tapi, Bunda nggak tahu kan?"
"Ah, masak?" tanya Bunda Meta yang agaknya setengah percaya dengan apa yang dikatakan oleh putrinya. Meta pun mengangguk.
"Mungkin Ayah rindu Bunda. Tahu nggak, kalau nggak semua perceraian itu harus berakhir dengan cara nggak baik-baik aja. Kalian bisa temenan kan buat jadi partner, atau teman baik mungkin?"
Bunda Meta tampak diam, dia menciumi cucunya, kemudian dia memandang putrinya sambil menghela napas panjang.