Velina Trisha Matteo, gadis yang akrab disapa Velin adalah seorang gadis cerewet, polos, galak, cantik dan manja. Karna Velin anak perempuan satu-satunya dan anak terakhir, jadi bagi orangtua dan abang Velin kebahagiaan Velin nomer satu.
***
"APA?!" Teriak Velin karna terkejut dengan yang diucapkan Bunda Watik.
"Iya sayang, ayah dan bunda harus pindah ke Australia karna ayah ada pekerjaan di sana," ucap bunda Watik mencoba menjelaskan kepada putri tunggalnya ini.
"Tapi kenapa mendadak?" Tanya Velin karna dia masih belum menerima.
"Iya sayang, ayah juga baru mendapat kabar tadi pagi. Jadi tolong mengertilah nak," ucap ayah Firman mencoba memberi pengertian kepada Velin.
"Oke kalau begitu,Velin akan berkemas kemas dulu" ucap Velin seraya berjalan ke kamar tapi terheti karna ucapan bunda Watik.
"Kamu tetap di Indonesia sayang, yang akan pergi ke Australia hanya bunda dan ayah saja," ucap bunda Watik.
"Lalu aku bersama siapa di Indonesia?" Tanya Velin dengan polosnya.
"Ya kamu sama abang kamu lah, sama siapa lagi? Mau sama bi sumirah? Nggak mau kan?" ucap bunda Watik seraya mencairkan suasana.
"Abang balik ke Surabaya?bukanya abang baru semester 5 ya, bun?"ucap Velin polos.
"Ya enggak lah kamu ikut abang ke Jogja, jadi kamu bakal pindah sekolah di Jogja, sayang" ucap bunda Watik dengan penuh kesabaran.
"Lah terus sekolah Velin yang disini gimana bunda? terus sahabat Velin yang disini gimana? kenapa nggak abang aja sih yang pindah ke Surabaya? kenapa harus Velin yang pindah ke Jogja? lagi pula abang kan kos,kos-nya abang kan khusus cowok masa Velin tinggal di kos cowok, bunda?" Tanya Velin bertubi - tubi yang malah mendapatkan senyum merekah dari bunda Watik.
"Kamu pindah sekolah Vel, kamu kan masih bisa saling mengabari dengan sahabatmu yang di Surabaya, abang kan udah semester 5 jadi nggak mungkin harus pindah ke Surabaya dan kamu tau kan kalo abang pengen banget kuliah di UGM dan ayah juga sudah urus masalah tempat tinggal, ayah sudah membeli rumah di Jogja, sayang" ucap bunda Watik.
"Dan ayah sudah urus perpindahan sekolah kamu, kamu hanya tinggal mengemas barang - barang mu dan besok pagi ayah dan bunda akan berangkat ke Australia dan kamu berangkat ke Jogja" ucap tegas ayah Firman dan hanya dibalas senyum kecut dari Velin.
Jika ayah sudah angkat bicara dengan tegas maka sudah tidak bisa dibantah. Dan Velin paling tidak bisa jika harus bertanya dan membantah perkataan ayah Firman. Bukan karena takut tapi memang Velin sangat menghargai ayahnya sebagai kepala keluarga.
▪▪▪
~Bandara Soekarno-Hatta~
"Ayah dan bunda jaga kesehatan disana,jangan lupa makan,jangan lupa kabari Velin dan sering - sering balik ke Indonesia dan jenguk Velin dan abang di Jogja," ucap Velin dengan mata berkaca - kaca.
"Ya sayang,bunda dan ayah akan menjaga kesehatan dan mengabari kamu dan abang. Tapi kalau untuk kembali ke Indonesia dan jenguk kamu di Jogja untuk waktu dekan mungkin belum bisa Vel," ucap bunda Watik sambil mengusap rambut Velin dengan sayang dan mata berkaca - kaca.
"Lalu kalau Velin kangen bunda dan ayah bagaimana?"tanya Velin dengan berlinangnya air mata karna sudah tak sanggup menahannya.
"Kamu kan kalau liburan bisa menyusul ayah dan bunda,sudah jangan menangis. Kamu jaga kesehatan dan jangan menyusahkan abang," ucap ayah Firman seraya memeluk dan mengusap rambut Velin dengan sayang.
"Iya sayang,kamu jangan nakal yaa," ucap bunda Watik bergantian memeluk Velin dan ikut menangis,karna berat untuk berpisah dengan putri kecilnya ini tapi apa boleh buat.
"Ya bun yah,Velin nggak nakal," ucap Velin.
"Ya sudah bunda dan ayah berangkat dulu ya,kamu jam berapa berangkatnya Vel?" tanya bunda Watik.
"15 menit lagi bun,Velin berangkat," ucap Velin.
"Ya sudah kalau begitu,bunda dan ayah berangkat dulu ya sayang,sampai jumpa," ucap bunda Watik.
"Bye ayah bunda,Velin sayang kalian,"ucap Velin seraya berteriak dan dibalas dengan senyum bunda dan ayah. Dan Velin berjalan untuk melakukan perjalanan ke Jogja.
▪▪▪
Setelah menempuh perjalanan,Velin telah sampai di bandara Adisutjipto Jogja. Velin mulai mengedarkan pandangannya dan dia menemukan seorang lelaki bertubuh tegap yang dia cari sedang melambai - lambaikan tangannya ke arah Velin,ya lelaki itu adalah Valeno Trisho Mattoe yang biasa disapa Valen. Valen adalah kakak dari Velin yang kuliah di UGM.
"Uhh adek,abang kangen dehh," ucap Valen seraya memeluk Velin dan mengecup puncak kepala Velin.
"Hmm," gumam Velin seraya membalas pelukan bang Valen.
"Yuk kita ke rumah abang yang baru," ucap bang Valen sembari tangan kanan nya menggandeng tangan Velin sedangkan tangan kirinya menarik koper Velin.
"Rumah ayah bang,emang abang udah bisa beli rumah sendiri?bayarin pacar makan aja pasti nggak mampu. Pantes masih jomblo," sengit Velin seraya berjalan bersama bang Valen menuju parkiran mobil.
"Dasar adik durhaka,harusnya tuh kamu doain abang cepet punya pacar bukanya malah ngeledekin," kesal bang Valen.
"Iya deh Velin doain semoga abang jomblo terus,amin" ucap Velin.
"Doain cepet punya pacar Vel bukan Jomblo terus! Lagi pula kamu juga jomblo dari lahir sampai sekarang," sengit bang Valen tak mau kalah.
"Enak aja,Velin itu nggak Jomblo hanya belum menemukan yang tepat dihati Velin. Beda sama abang," ucap Velin karna tidak terima dengan yang dikatan bang Valen.
"Boda ah Vel,buruan masuk mobil" ujar bang Valen dan menyadarkan Velin bahwa mereka sudah sampai di parkiran mobil. Dan Velin segera masuk ke dalam mobil sedangkan bang Valen memasukan koper Velin ke bagasi dan masuk ke mobil dibagian pengemudi. Velin dan bang Valen menuju ke rumah yang mereka tempati.
***
"Akhirya sampai juga," ucap Velin seraya keluar dari mobil kemudian membukakan pagar rumah dan langsung ke teras.
"Dek bantuin abang kek bawa koper kamu,"ucap bang Valen dengan membawa 2 koper Velin.
"Enggak ah bang,Velin capek,"ucap Velin seraya duduk di kursi yang tersedia di teras.
"Hmm,dek bukain pintu. Nih kuncinya,"ucap bang Valen sambil memberikan kuncinya kepada Velin. Dengan berat hati Velin bangkin dari duduknya,mengambil kunci yang diberikan bang Valen kemudian membuka pintu dan masuk ke dalam rumah tanpa menunggu bang Valen.
Sesampainya ruang kelurga,Velin segera merebahkan tubuhnya disofa dan memejamkan mata. Valen yang mengetahui adiknya kelelahan langsung menghampiri Velin.
"Dek bangun,pindah ke kamar aja,"ucap valen seraya menggoyang goyangkan badan Velin pelan. Velin mengerang pelan kemudian terduduk dan memeluk bang Valen sangat erat kemudian berujar.
"Velin kangen abang," ucap Velin tapi masih dengan mata tertutup.
"Iya abang juga kangen,sekarang istirahat nanti sore kita jalan - jalan ya,dek" ucap bang Valen seraya membalas pelukan Velin dan mengusap kepala Velin dengan sayang.
"Beneran bang?"tanya Velin langsung melebarkan matanya karna sangat senang mendengar penuturan abangnya.
"Iya dek,udah sekarang kekamar. Kamar kamu dilantai 2 yang pintunya ada huruf 'V' warna biru muda,oke?" Ucap Valen.
"Hmm,oke bang. Velin tidur dulu yaa,abang juga istirahat," ucap velin seraya berjalan ke kamar untuk istirahat.
***
Velin bergumam pelan sambil meregangkan ototnya. Velin mengedarkan pandanganya untuk mencari jam dan sekarang sudah pukul 05.00 pm. Velin bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan badannya.
Sekitar 30 menit,Velin sudah selesai mandi kemudian Velin membuka kopernya untuk mencari bajunya. Setelah Velin memakai pakaian untuk pergi keluar rumah yang cocok menurutnya,Velin segera keluar kamar dan mencari keberadaan Bang Valen. Velin mencari ke ruang tamu,ke ruang keluarga,kedapur dan belakang rumah. Tapi belum juga menemukan bang Valen, Velin segera menaiki tangga untuk ke lantai dua dan mencari keberadaan bang Valen. Velin berhenti tepat didepan ruangan yang dipintunya ada huruf 'V' sama seperti pintu kamar Velin tapi ini berwarna hitam. Velin mencoba menebak - nebak kalau itu kamar bang Valen,tanpa pikir panjang Velin segera memutar knop pintu dan terbukalah pintu yang menapilkan sebuah kamar bernuansa hitam dan abu - abu serta ada kasur king size yang ada seorang lelaki tidur dengan berantakan ya itu bang Valen,benar dugaan Velin bahwa itu bang Valen.
Velin berjalan mendekat ke ranjang tempat bang Valen tidur kemudian berucap seraya menggoyangkan tubuh bang Valen.
"Bang bangun,ini udah jam 5 sore,jadi pergi jalan - jalan nggak bang?" Ucap Velin.
"Dasar kebo!cepet bangun bang Valen," ucap Velin seraya menggoyangkan tubuh bang Valen yang masih menutup matanya kemudian menaikan selimutnya hingga kepala.
Velin yang tidak menyerah segera naik ke atas kasur sebelah bang Valen kemudian berdiri dan loncat - loncat hingga akhirnya bang Valen mengerang pelan.
"Hmmmmfttt," erangan bang Valen seraya mengumpulkan nyawanya dan membuka mata dengan perlahan.
Setelah kesadaran bang Valen terkumpul,bang Valen segera angkat bicara, "Apaan sih Vel,ganggu aja?! Udah diem jangan loncat - loncat gitu," ucap bang Valen dengan kesal kepada Velin karna telah mengusik tidurnya.
"Ehh bang Valen udan bangun," ucap Velin sambil terkikik kecil.
"Hmm,kenapa ganggu abang?" Tanya bang Valen.
"Oh iya hampir aja lupa," ucap bang Velin seraya menepuk jidatnya kemudia terduduk di atas kasur bang Valen yang bertepatan disebelah bang Valen yg masih rebahan dan menatap gerak - gerik Velin.
"Abang tadi bilang sore ini mau ngajak Velin jalan - jalan. Ini udah jam 5 sore bang!" Ucap Velin dengan nada kesal dan wajah cemberutnya yang sangat menggemaskan bagi bang Valen.
"Ohh iya,sorry abang ketiduran. Kamu udah siap -siap?"tanya bang Valen.
"Iya nih lihat Velin udah siap dari tadi,tapi abang dibangunin susah," kesal Velin.
"Iya deh maaf,sekarang abang siap - siap dulu ya. Kamu tunggu abang dibawah aja," ucap bang Valen seraya bangkit dari tidurnya kemudian mengacak rambut Velin dengan sayang seraya berjalan ke kamar mandi.
"Nggak ah Velin tunggu disini aja,dibawah sepi," ucap Velin seraya mengecutkan bibirnya.
"Iya terserah kamu aja" ucap bang Valen sedikit berteriak karna sudah di dalam kamar mandi.
Setelah bang Valen menyelesaikan ritual mandinya, bang Valen dan Velin segera beranjak dari rumah untuk jalan - jalan keluar rumah sambil bang Valen mengenalkan Jogja kepada Velin.
-VelVin-