Di tempat tinggal kalangan vampir, keadaannya selalu gelap. Paling terang hanya seperti senja atau menjelang pagi. Tidak ada rasa panas atau pengap di sana. Hanya ada rasa sejuk atau hawa dingin yang menusuk kulit.
Para makhluk berkulit pucat itu akan sedikit risih bila sudah berjalan di tengah keramaian kota yang memiliki suhu hangat dan panas. Sinar mentari membuat mereka harus menepi dan mencari jalan alternatif lain.
Bahkan tak sedikit jalanan bawah tanah dengan cabang jalan yang langsug mengarahkan jalanan itu menuju ke parkiran gedung yang mereka tuju.
Konstruksi yang sangat hebat, para vampir bisa berjalan dan menuju bangunan yang sama dengan Werewolf dan manusia di siang hari dengan jalanan yang berbeda.
Seperti berada di dua dunia yang berbatasan langsung.
Namun tidak sedikit juga yang berjalan di bawah naungan bangunan yang sengaja dibuat di jalanan utama. Cukup menutupi sinar mentari yang mencoba membakar kulit, walau sedikit ada rasa panas yang menyengat.
Kali ini Rai membaur di tengah kerumunan orang-orang yang berjalan di kota itu. Dia berpenampilan layaknya manusia, dengan menyamarkan warna kulitnya yang menjadi memerah seperti manusia.
Namun tak dapat dipungkiri, ada bagian tubuhnya yang memancarkan kilau seperti berlian.
Itu bukan efek dari kekuatan Rai. Melainkan respon tubuh Rai terhadap sinar mentari, kulitnya berkilau seperti ada manik-manik berlian yang memenuhi tubuhnya.
'Ini membuat aku tidak nyaman.'
Rai mengusap lengannya sendiri, seperti orang yang sedang kedinginan. Padahal Rai merasakan hawa tidak nyaman akibat pantulan sinar matahari.
Kediaman Efword.
Itu adalah tujuan Rai. Namun bukan berarti dia akan langsung menerobos masuk begitu saja. Dia tidak mungkin berbuat kekacauan secara langsung.
Dia ingin menemui Alyuura. Namun dia ingin pertemuan itu terkesan tidak sengaja. Dalam sekali pandang saja Rai sudah terpesona dengan Alyuura.
Alyuura punya rambut yang halus dan sedikit bergelombang. Warna rambut yang sedikit kemerahan itu mengkilap dan lembut. Tubuh yang sangat seksi dan sintal, seperti gitar spanyol. Kulit putih bersih, begitu putih dan sangat terawat.
Padahal selama ini Alyuura belum pernah melakukan perawatan khusus untuk kulitnya. Namun dia sudah begitu mempesona.
Dari jauh tanpa bisa bertemu langsung membuat Rai begitu tersiksa. Dia ingin sekali menyapa Alyuura secara langsung.
Baru kali ini Rai merasa tertarik dengan seorang perempuan. Pertemuan yang bahkan tidak bisa dibilang sebagai pertemuan, sebab Rai hanya melihat Alyuura dari ingatan orang lain.
Tunggu, ingatan Rusha?
Berarti, Rusha pernah bertemu dengan Alyuura.
Dalam ingatan Rusha, Rusha hanya seperti sedang memandangi Alyuura dari kejauhan. Tidak ada nampak interaksi lain selain itu. Apa mungkin Rusha mendatangi istana Lucas juga?
Tapi untuk apa?
Dan bagaimana bisa Rusha berada di sana? sedangkan hubungan bisnis yang terjalin antara Rusha dan Lucas juga tidak baik. Tidak ada alasan bagi keduanya untuk bertemu.
Apa mungkin Rusha pernah menyelinap masuk ke istana itu?
Namun, tidak terlihat adanya interaksi antara Rusha dan Alyuura. Dan juga dalam ingatan yang Rai lihat itu, dia tidak melihat bahwa Alyuura berada di istana Lucas.
Berarti, sebelum ini Rusha sudah lebih dulu mengenal Alyuura.
Sekarang Rai sedang sibuk dengan pemikirannya sendiri. Namun dengan sigap dia menepis hal-hal itu. Dia harus fokus dengan tujuannya untuk bertemu dengan Alyuura. Namun apa yang harus dia lakukan?
Sesekali ada yang meliriknya, namun Rai mencoba untuk pura-pura tidak tahu. Dia yakin pasti ada yang dapat merasakan bahwa dirinya adalah salah pemegang kekuasaan tertinggi dalam sistem Dignity di kalangan para vampir. Aura Rai yang begitu mengintimidasi membuat orang segan saat berlalu di sampingnya.
Sesekali orang menoleh ke arah Rai. Dan ada yang melirik namun takut, wajah Rai yang terkesan dingin dan juga aura Rai yang sangat terasa tidak dapat ditutupi begitu saja.
Yang hanya Rai lakukan adalah berdiam diri dan tak peduli. Dia tidak ingin memancing perhatian orang-orang di sana. Dia buka tipe orang seperti Rusha.
Kali ini dia tidak akan langsung menemui Alyuura. Dia ingin melihat kondisi di sekitaran istana Lucas. Dia yakin sekali kalau istana Lucas sudah dijaga dengan penjagaan yang ketat dan sulit untuk dimasuki tanpa izin.
Namun, itu tidak menutup kemungkinan bagi Rai untuk langsung masuk ke dalam sana pada saat ini juga. Tapi akan terlihat sangat konyol bila dia melakukan hal itu. Dia juga tidak mau membuat onar, dia bukan tipikal orang seperti Rusha.
Rai dengan mata nya yang berwarna merah terang dapat melihat dari kejauhan dan menembus langsung ke dalam bagian istana Lucas.
Prasssshh
Rai tersentak dan terdorong mundur tiba-tiba, ada sebuah pelindung yang membuat Rai terdorong mundur. Seakan-akan ada sesuatu yang menghalangi Rai untuk melihat ke dalam bagian istana Lucas tersebut.
'Ya, wajar saja bila itu terjadi. Lucas pasti sudah menggunakan semacam pelindung agar tidak ada orang yang dapat melihat isi istana tersebut. Ini adalah cara yang tidak masuk akal, aku memang terlalu mudah menyimpulkan. Hm, mungkin hanya cara terakhir ini yang bisa membuat aku bertemu dengannya.'
Rai kembali dari sana, berjalan menjauhi area yang berada tak jauh dari istana Lucas tersebut. Dia tidak meninggalkan jejak, juga tidak memancing keributan, dia tidak ingin pergerakannya terdeteksi oleh para Werewolf yang merupakan bawahannya Lucas.
.
.
.
.
.
"Pesta hewan menggemaskan?" tanya Lucas, dia sedikit menaikkan alisnya.
"Ya, aku melihat selebaran ini terbang ke arah jendela kamarku. Aku mengambilnya dan melihat akan diadakan pertunjukkan sekaligus karnaval yang mempertunjukkan banyak sekali hewan menggemaskan. Ayo kita ke sana," ajak Alyuura. Dia menggoyang lengan Lucas dengan ekspresi memelas.
"Kalau memang karnaval itu benar-benar ada, kenapa mereka tidak mengiklankannya di media elektronik? ke apa harus melalui selebaran seperti ini?"
Alyuura mengerucutkan bibirnya kesal, Lucas memang orang yang mudah curiga. Dan hal itu membuat Alyuura sedikit kesulitan untuk mendapatkan izin bepergian keluar istana.
"Coba lihat ini!" seru gadis manis itu dengan lenggak-lenggok layaknya gadis kecil yang mendapatkan kue karamel buatan neneknya. "Ini menarik sekali, kan? benar kan?"
Oh Alyuura, jangan terlalu gembira kau lupa kalau Lucas itu tidaklah peka seperti mu.
Lucas menengok ke arah layar ponsel Alyuura, ada pamflet yang ditampilkan di sebuah postingan sosial media yang persis dengan selebaran yang Alyuura terima itu.
"Jadi?" tanya Lucas. Dia memang pria yang tidak peka, kalau bukan kekasih Alyuura pasti sudah terkena lemparan penuh kasih sayang wajah tampan itu.
Alyuura semakin kesal. Kalau dia adalah seekor kelinci, pasti dia sudah mengigit Lucas dengan kedua gigi menggemaskannya tersebut.
"Ayo pergi ke sana!" seru Alyuura.