App herunterladen
17.69% Unexpected Client / Chapter 80: Interaksi Keluarga Clara

Kapitel 80: Interaksi Keluarga Clara

Seolah sedang di introgasi kini Clara telah duduk dihadapan Jacob, Celline, Jessi, dan Clark yang berada di samping Clara.

Bukankah Jacob sebelumnya masih di ranjang nya ?

Ya, namun berhubung yang lainnya duduk di sofa yang ada di ruangan itu, Jacob yang masih dengan punggung tangan diinfus, ikut turun dari ranjang nya duduk disamping Celline berhadapan dengan Clara.

Sedari tadi Clara tampak gugup dan memegang erat lengan baju sang ayah.

"Jadi .... ada apa ini sebenarnya ?" tanya Ayah Clara memecah keheningan.

Tak ada satupun jawaban yang terdengar, melainkan hanya kode tatapan Jacob yang mengarah pada Clara, seolah menyuruh sang ayah menanyakan langsung pada Clara.

Clara menghela nafasnya pelan, sebelum akhirnya terdengar deringan telefon dari handphone Clara.

Clara segera merogoh kantong nya dan mengambil handphone nya.

Tercetak jelas dalam layar handphone Clara bahwa nama inisial Mr. K terpampang disana.

Clara meneguk saliva nya kasar.

"Siapa ? Ken ?" tanya Jacob to the point.

Terpaksa Clara menganggukan kepalanya pelan.

'Apa yang harus kukatakan pada ka Jacob ? dan mengapa Kevin menelfonku ? apakah karena aku tak membalasnya ?' benak Clara.

"Angkat saja" ucap Clark sambil mengusap rambut putrinya itu.

Dengan canggung Clara mengangkat telefon tersebut.

"Hallo"

"Hallo Clara .. mengapa kau tak membalas pesanku ? apa kau masih disana ?"

"Ya ... a..-aku masih bersama Ayah, Ibu, Ka Jacob, dan Ka Jessi diruangan rawat inap Ka Jacob"

Terdengar helaan nafas dari seberang telefon.

"Sampaikan salam ku pada keluargamu ... dan setelah kau selesai, cepatlah pulang, Chris sudah kuberitahu untuk tidak meninggalkan mu disana" ucap Mr. K yang mengubah nafa bicara nya menjadi lebih lembut.

"Hng... iya akan kusampaikan.... iya... iya"

Jacob sekilas memberi kode pada adiknya itu, agar memberikan sejenak telefonnya padanya.

Clara menimbang sejenak,dan memberikan telefonnya pada Jacob, setelah mengatakan pada Mr. K bahwa kakak nya ingin berbicara padanya.

"Hallo"

"Hallo Ka"

"Kapan kau akan mentraktirku ? Mengapa kau tak memberitahuku kalau kalian sekarang sudah menjadi sepasang kekasih"

"Kakak !!! berikan handphone nya padaku!" teriak Clara saat sadar kakak nya sedang menggoda nya.

Terdengar kekehan kecil dari Mr. K diseberang telefon.

"Tenang saja ka, jika badanku sudah membaik aku akan mentraktirmu Ka"

"Ah iya aku lupa .. Clara tadi sempat mengatakan padaku kalau kau sedang tidak enak badan... baiklah kutunggu janjimu ... oke ?"

"Siap Ka"

Setelah selesai berbicara pada Mr. K, Jacob segera memberikan handphone Clara pada Clara kembali.

"Ka Jacob menyebalkan" desis Clara kesal, yang membuat Celline maupun Clark terkekeh di buatnya.

Clara menatap ayah nya sejenak, seolah mengadu pada ayahnya mengenai Jacob yang terus menggodanya.

"Ternyata kau sudah besar nak"

"Ayah ~~" rengek Clara pelan.

Setelah nya mereka kembali bercanda tawa satu sama lain , seolah melupakan kondisi Jacob yang sedang di rawat disana.

Rasa hangat pada keluarga Clara semakin terasa di saat berkumpul tak terduga seperti itu.

Clara yang masih dengan wajah nya yang berseri, tanpa sadar melirik jam tangan yang melingkar di tangannya.

"Ah .. ayah .. seperti nya aku harus pulang"pekik Clara tiba tiba, saat menyadari dirinya sudah lebih dari 30 menit berada di ruang rawat inap Jacob.

"Kenapa terburu buru ?" ucap Clark bingung.

Clara meneguk salivanya pelan.

'Alasan apa yang harus aku berikan pada ayah ?' monolog Clara dalam benak.

"Mmm.... aku harus ..."

Clara tampak menjeda kalimatnya.

"Paling dia mau menjenguk kekasihnya itu.. kan sedang sakit juga yah" goda Jacob pada Clara.

Dalam hati Clara merutuki kakak nya yang senang sekali menggoda dirinya, walaupun kali ini ia tak dapat mengelak ucapan Jacob, karena ucapan Jacob saat ini tidak lah salah.

Ayah dan Ibu Clara tampak sekali ingin menertawakan Clara, namun keduanya tampak saling menahan tawanya satu sama lain.

"Baiklah - baiklah ... kau boleh pulang" ucap Clark pada akhirnya.

"Makasih ayah" ucap Clara sambil memeluk sang ayah.

"Ayah saja yang dipeluk ?" tanya Celline yang kini sudah berada di samping Clark.

Clara yang mendengar perkataan ibunya, langsung memutarkan badannya ke arah sang ibu, dan tak lupa iya juga berpamitan dengan kakak dan calon kakak ipar nya Jessi.

...

...

Tak berapa lama dari Clara berpamitan pulang, Jessi juga pada akhirnya berpamitan pulang dengan alasan ia ingin menyelesaikan pekerjaan nya yang tertunda, tentu saja orang tua Jacob, maupun Jacob mengizinkannya.

.

.

"Pak gadis itu juga telah keluar dari ruang rawat inap Tuan Jacob"

"Ikuti gadis itu!"

"Baik Pak"

Setelah percakapan tersebut telefon pun terputus.

Pemuda yang mendapatkan perintah khusus dari atasannya, langsung melaksanakan perintah atasannya itu.

Setelah keluar dari kamar rawat inap Jacob, sedari tadi tampak jelas di wajah Jessi bahwa ia seolah sedang mengumpati kekesalannya pada seseorang.

Sungguh ada perasaan tak suka yang di rasakan oleh Jessi, terlebih mengingat akan perkataan bibinya.

'Sialan apa apaan keluarga itu !, Ck gadis bodoh .. untuk apa kau memiliki kekasih hanya seorang asisten... tunggu .. tidak enak badan ? bukankah ia celaka menggantikan posisi kekasih nya itu' Monolog Jessi dalam benak sambil melangkah kan kaki nya cepat tanpa memperhatikan sekelilingnya.

Langkah cepat Jessi seolah melambat saat manik nya menatap fokus pada seseorang yang sangat ia familiar.

'Bukankah itu .... Clara ??!! Mengapa Clara bersama lelaki lain ? Ck jangan katakan ia selingkuh hanya karena kekasih nya seorang asisten ?' monolog Jessi sambil menyunggingkan salah satu sudut bibirnya.

Jessi yang penasaran akan sosok lelaki yang sedang bersama Clara, langsung saja mempercepat langkah nya menuju parkiran tempat dimana Clara berada saat ini.

Hanya selisih beberapa menit dari langkah Jessi yang ingin menyapa Clara secara langsung, mobil Clara telah melaju lebih dulu kendaraannya, untuk itu ia mengurungkan niatnya itu.

'Sayang sekali, andai saja aku lebih cepat keluar dari ruangan Jacob tadi ... tapi ... mengapa aku merasa tak asing dengan sekilas wajah lelaki tadi ?' gumam nya dalam benak. 'Aku harus mencari tahu ... sekaligus ini kesempatan ku untuk mendapatkannya dengan caraku' lanjut monolog Jessi dalam benak.

***

Mr. K masih setia duduk diranjangnya, bahkan sesekali ia menatap pintu.

Mr. K masih terlalu gelisah dengan keadaan Clara, terlebih Clara yang sudah tidak menepati janji nya yang mengatakan hanya 30 menit di ruangan Jacob.

Bagaimana Mr. K bisa tahu berapa lama tepatnya Clara berada di ruangan Jacob ?

Tentunya ia selalu memantau nya melalui Jacob, sekaligus alat lacak yang ia pasang pada Clara, tanpa Clara sadari.

"Kau tenang saja Chris dan Clara sudah berada di jalan, Chris yang mengantarnya pulang.

"Iya aku tahu" ucap Mr. K tegas, dengan tatapannya yang tidak mengarah sedikitpun pada Prof. Hans.

Ceklek

"Kev ...."

———-

Leave comment and vote 😊


next chapter
Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C80
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen