App herunterladen
71.15% Troublesome Lover / Chapter 36: 33

Kapitel 36: 33

[kalo ada typo nama dan hal yang lain mon maap ye]

"halo? hinekawa?" tanya Taiga

"SHIFUU... tasukete [tolong aku]..." ucapku dengan sedikit menangis di buat buat.. sebenernya sih kan abis nangis jadi suaranya agak gimana gitu

"HINATA!! PLEASE KELUARLAH!! MARI KITA BICARAKAN TENTANG SEMUA INI! PASTI ADA KESALAHPAHAMAN DISINI! HEI HINATAA!" teriak shin.

"hei nak, kembalilah lain kali..hinata lagi ga sehat sekarang tolong lah mengerti " bujuk ibuku yang lama lama kesabarannya habis juga

"kenapa shiin berteriak teriak begitu?! dimana kau sekarang himekawa?!" tanya Taiga.

"di rumahku.. cepatlah kemari.. kumohon, seret dedemit itu pergi.."

"apa?! bagaimana-" sebelum taiga bisa bertanya lebih lanjut, kuputuskan teleponnya.

+DOK! DOK! DOK! DOK!+

"HINATA!! AYOLAH, JANGAN KEKANAK2AN BEGINI! MASA HANYA KARENA AKU MENOLONG ORANG LAIN SAJA KAU MAU PUTUS DENGANKU?! CEPAT BUKA SEBELUM KUDOBRAK PINTU INI!!"

bapak kao kanak kanakan!

"nak, jangan seperti ini." aku jamin mama lagi tarik napas hembuskan untuk menahan diri tidak meng gaplok shion

"Setidaknya dia harus membiarkan aku masuk tante! aku tak bisa menerimanya!!"

"iya, tapi saat ini hinata juga sedang ga sehat, bicaralah padanya nanti kalau dia sudah membaik."

"aku tidak peduli! aku takkan pergi sebelum Hinata menarik perkataannya tadi!!"

"你有病 ![kamu gila]-" tuh benerkan mama maki shion..

"hei hinata!! buka pintunya!! kita bicarakan ini!! hei! buka pintunya!!!" ucapnya terus menggedor gedor pintu

"HEI HINATA! KALAU KAU TIDAK MEMBUKA PINTU INI DALAM WAKTU 3 DETIK, AKU AKAN BENAR BENAR MENDOBRAKNYA!" teriak shion lagi.

" jangan begini 'nak, jangan di dobrak atuh pintunya, nanti bukan kamu yang ganti biaya pintu tapi kami yang ganti. kamu kira PINTU ITU CHEAP HAH?." omel mama...

mama kau fokus ke arah yang salah... mama lebih sayang pintu dari pada aku...

" satu..... "

SHIFU , cepatlah datang!!

"dua..... "

SHIFU....!!!

"tiga...."

"shuon!! hentikan!! jangan berbuat lebih jauh dari ini!!" teriak taiga.

untung kau datang shifu, kalo ngak.. ku kutuk kutuk kau

"jangan halangi aku!! hei, lepaskan aku!!!" teriak shion.

"kalian! cepat bantu aku menahan shion! cepat!!" teriak taiga lagi.

"shion chan!!! jangan begitu!!!" teriak Yusuke.

"lepaskan aku dasar b@jingan!! aku berjanji, aku akan menghabisi kalian semua sampai mati kalau kalian tidak melepasku sekarang! hei- lepaskan aku!"

"shion, tahan dirimu! ini tidak seperti dirimu!! kau hanya akan mempersulit himekawa dan dirimu sendiri!"

"Taiga benar shion chan, ayolah! kita pergi dari sini!"

"persetan dengan taiga! memang siapa taiga itu?! taiga bos-mu?! kalian sudah seperti anjing suruhannya saja! lepaskan aku sekarang!!! lepaskann!!!" suara shion menjauh, sepertinya yang lain berhasil membawanya pergi.

"maafkan kami yang telah membuat keributan tante.. maafkan kami." kata taiga.

"dimaafkan" balas mama

lalu terdengar suara langkah kaki taiga yang menjauh menyusul shion.

arigatoo hamida shifu

kau memang selalu bisa kuandalkan..

aku ingin istirahat sebentar saja.. sebentar saja...

+DOK DOK DOK!!!+

"hinata!! hinata!! kau baik baik saja???" teriak akane panik.

akane? bagaimana dia bisa ada disini?

"hinata!? kumohon, bukalah pintunya. biarkan aku masuk, setidaknya aku ingin memastikan bahwa kau baik baik saja."

maaf akane, tapi aku mau sendiri saja

"sakit ya hinata? huhu... pasti kau terluka sekali..." isak akane

apanya yang sakit njay? hati aku? ga penting

"fujija, biar aku saja.." kata seseorang kepada akane.

+tok, tok, tok!+ suara ketukan pintu yang amat lembut.

"himekawa? ini aku, taiga. bisakah kau biarkan kami berdua masuk? sebentar saja juga tak apa, shion sudah pergi, anak anak menyeretnya keluar."

shifu? kenapa dia masih ada disini...?

hah.. masalah masalah..

aku memaksa diriku untuk berdiri dengan sisa sisa kekuatan yang ada, dan aku memutar gagang pintunya.

pintunya terbuka, dan aku langsung berjalan menuju kasurku dan merebahkan diriku disana tanpa peduli untuk mempersilahkan mereka masuk.. aku mengambil kain basah dan mengkompres nya ke mataku biar ga begitu sembab

"terimakasih karena sudah membiarkan kami masuk.." kata taiga sambil masuk kedalam kamarku, diikuti akane yang masih terisak-isak.

takga duduk di lantai di sisi ranjangku," kau tidak apa apa hinata?"

aku meliriknya... pertanyaan bodoh macam apa itu? aku tidak menjawab. dia mengambil konklusi sendiri

"syukurlah kau baik baik saja. keadaan tadi amat kacau. shion mengamuk, memang sering terjadi. tapi baru kali ini dia mengamuk karena tidak mau berpisah dari seseorang. untung saja waktu kau telepon aku ada di dekat sini. kalau tidak keadaannya pasti akan lebih parah. kau benar benar sukses dalam membuatnya mengamuk himekawa."

"..." aku tidak menjawabnya tapi menjawab di batin ku

'oh ya? terima kasih atas pujiannya, aku tau diriku berbakat kalo aku lomba akting mungkin bisa dapet oscar kali'

taiga terkekeh ringan karena dikacangin

"kenapa kau meninggalkan shion? kenapa kau melakukannya lagi himekawa? bukankah kejadian yang lalu sudah cukup untuk membuatmu sadar akan betapa terlukanya shion? kenapa kau melakukan ini...?" tanya Taiga.

jadi shifu ini, hanya mengambil konklusi dari satu sisi? padahal dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi! benih benih minta di hajar ini

aku menghadap ke Taiga " terserah kau mau ngomong apa shifu, mulutmu kehendakmu!!"

"heh, akhirnya kau bicara juga .." dengus Taiga..

aku memberi gestur gestur yang tidak jelas

aku kembali merebahkan diriku di kasur.

"shifu berhenti mengganggu hinata! dia sudah cukup sinting!"

"shifu....? sejak kapan kau mulai memanggilku begitu?"

"sejak kau memberi ceramah pada shion dan Yusuke waktu itu... dan hinata memanggilmu shifu juga jadi aku ikutan aja" jawab akane malu malu.

"ceramah...? ah, sudahlah, tak usah dipikirkan. yang penting, aku ingin bertanya pada hinata. ah, maksudku, pada himekawa."

"panggil hinata aja, ga usah sungkan." kataku masih dalam posisi menghadap langit dengan mata yang di kompres

"oh, oke. kalau begitu, ada yang ingin kutanyakan pada hinata."

"ha??" tanyaku

"apa kau sungguh mau berpisah dengan Shion?"

"...." aku diam saja.

"shifu! hinata sedang pusing, tak bisakah kau bertanya masalah itu nanti saja??!"

"tidak bisa. ini harus diluruskan sebelum terlambat."

terlambat pantatku. dari awal saja, aku jadian dengan shion dimulai dari sebuah kesalahan.

aku saja yang terlalu santuy dan menjalani hubungan ini tanpa berpikir ke depannya.

"dari awal semua memang sudah terlambat. bukan Hinata yang memulai, tapi shion duluan! dan hinata adalah korban disini!" teriak akane.

bagus akane. go pikachu aku cinta padamu 3000 tanpa diskon. aku senang sekali jadi aku tidak usah ber drama drama dan merangkai sejuta kata kata

"tunggu, tunggu... apa maksudmu dengan 'shion yang memulai'?"

"shion menyukai si rubah betina itu bukan?!" tantang akane.

"menyukai? apa maksudmu menyukai?"

"alah~ kau jangan pura pura tak tahu. aku yakin kau sendiri sadar akah hal ini."

"....."

"benar kan? huh, makanya kau diam saja. kau tidak tahu kan mau jawab apa lagi??"

akane... itu agak keterlaluan...

"fujika, sebaiknya kau jangan macam macam denganku." kata taiga dengan nada yang datar dan biasa, namun entah mengapa rasanya menakutkan.

"memangnya apa yang akan kau lakukan pada akane?" tantang ku padanya jujur saja walaupun taiga yang paling baik dan paling bijak diantara geng nya shion, paling tidak kau harus ingat bahwa dia adalah teman shion.. pasti sejenis lah

akane yang pengecut pun kalah... dia mengeluarkan tatapan anjing yang menggemaskan membuat siapapun yang melihatnya ga bisa marah dan aku yakin taiga juga merasakannya.

"sudahlah.. lupakan saja..." kata Taiga

bener kan!

"tapi, bagaimana bisa kalian menyimpulkan bahwa shion menyukai rubah itu?" tanya Taiga

"dari mendengar semua cerita hinata, semua sudah jelas. dan lagi, shion tiba tiba menggumam nama Hyori dan memimpikan Hyori. tidak cuma itu, dia juga meninggalkan shion di pinggir jalan saat hujan deras demi menolong hyori! kau pikir kenapa shion jatuh sakit sekarang?"

WOI kok aku ngerasa jahad sekali di penjelasan mu akane?

aku sih ni problem kalo di tinggalin masalahnya, aku benar benar marah dan kesal karena pertanyaan yang mudah 'apa kau menyukaiku?' dijawab nya dengan kata ambigu...

Taiga diam saja.

aku harap di otaknya taiga tidak ada skenario skenario yang aneh aneh deh

tunggu- tiba tiba aku jadi teringat sesuatu.

sudah mengganjal sejak dulu, tapi tidak kusadari dan tidak kunjung kutanyakan. sebaiknya kutanyakan sekarang.

aku tetap dalam posisi tiduran iu menghadap langit langit

"Taiga... aku ingin bertanya." kataku kepada Taiga

"apa? tanyakan saja. akan kujawab kalau itu memungkinkan." jawab taiga

pasti akan kau jawab.

"ya.. mudah kok kau pasti bisa menjawabnya."

"apa itu?" tanya Taiga

"ya! apa? apa??" tanya akane ikut ikutan.

"begini.. dulu kau pernah cerita tentang shion. kau bilang, shiin adalah intovert garis akut. tapi saat berumur 14 tahun, shion mulai membuka dirinya dan akhirnya kalian mulai akrab."

"ehm... yeah.. aku memang berkata begitu... lalu apa hubungannya dengan Hyori?"

"dan kau juga bilang, saat berumur 14 tahun, shion juga berpacaran dengan Hyori."

"ya.... lalu....?"

"pada saat umur 14 tahun, Kazuma berubah dan membuka diri. dan pada saat umur 14 juga, dia berpacaran dengan Hyori. apakah Hyori.. yang membuat perubahan itu pada shion.....?"

"...."

"bisa kan kau jawab, mudah. Iya atau Tidak."

".... yah, bisa dibilang begitu.... tapi ini sama sekali tidak ada hubungannya-"

"terserah mau ada hubungan atau ga ada, aku ga peduli. jelaskan ga usah di tutupi lagi"

"y- ya baiklah! tapi aku benar benar menceritakan padamu apa yang kutahu. tak ada yang kusembunyikan untuk membela shion, sungguh."

"cerita mu akan menjadi bahan pertimbangan ku"

"ehm, aku tak tahu pasti apa yang terjadi.. tapi perubahan pada shion jelas terlihat sehabis Hyori menolongnya."

"Hyori menolongnya...? apa maksudmu?"

"yah, waktu itu teleponku berdering, dan rubah itu bilang, dia berada di taman bersama temanku yang adalah shion. saat aku dan anak anak sampai disana, kami mendapati shion yang babak belur sedang tertidur di pangkuan Hyori, pokoknya kondisinya saat itu parah sekali. setelah itu kami membawanya pulang, dan keesokan harinya shion langsung mengubah warna rambutnya menjadi emas. seketika itu juga, dia sudah jadian dengan Hyori. hanya itu yang kutahu.."

"apa...? haha"

kini semua puzzle telah terpasang jelas.. kenapa shion masih berada dibayang bayangan Hyori, kenapa shion menggumamkan nama Hyori saat aku bilang padanya kalau aku suka warna emas, dan kenapa shion tidak bisa bilang dia mencintaiku.

sudah ketebak, karena dia mempunyai kisah cinta yang begitu dalam dengan Hyori

aku menahan tawaku

"kau tertawa?" akane kaget, taiga apa lagi. sama sama kaget

semua yang dia lakukan selama ini untukku itu sebenarnya untuk hyori. tapi aku harus say thank you ini pengalaman yang sungguh ngena di hati hingga empedu, pengalaman menyukai seseorang dan harus merelakannya. juga aku harus minta maaf karena merepotkan shion

"jadi.. kau menyerah sampai disini saja?" tanya Taiga.

aku malas meladeni perkataan taiga yang dari tadi ga ada bobotnya

"cih... aku selama ini menganggapmu sebagai wanita yang kuat, ternyata dugaanku salah."

... aku setrong kok, aku ga sedih tuh.

"shifu! tolong jangan bicara seperti itu, kau juga harus mengerti keadaan hinata!" ucap akane berusaha menghentikan sikap taiga yang memojokkanku.

"fujika, ini bukan urusanmu. jadi sebaiknya kau diam saja. dan aku tidak perlu mengerti keadaan hinata, karena aku bukan wanita. sebaliknya, aku mengerti sekali apa yang shion rasakan!" jawab Taiga "dan kau hinata, kau ternyata pengecut ku kira kau wanita kuat"

"oh ya? tau dari mana kau aku kuat??." kataku. "hei taiga... tutup mulutmu dan dengar saja apa yang akan ku katakan padamu!"

"aku sudahi hubungan bukan karena hal itu saja, ada hal lain yang kau [kau nya menunjuk taiga] tidak perlu tau karena kau bukan siapa siapa diriku, bahkan akane pun tidak tau yang merupakan sahabatku. dulu aku pernah sebentar tertarik padamu loh"

taiga membelalakan matanya dan mencoba untuk memotong pembicaraan ku dengan "kau harusnya lebih memahami dia"

minta di hajar ni bocah tengik

" aku pikir kau setidaknya memiliki IQ yang cukup setara dengan EQ mu tapi kenyataannya tidak" aku terkekeh ringan "lalu jika aku mencoba memahami nya. APA DIA AKAN MENCOBA UNTUK MEMAHAMI KU?, taiga suatu hubungan itu akan terbentuk jika saling mengerti, bukan hanya sepihak saja"

"bisa bisa nya kau bilang begitu. kau terlalu takut untuk melanjutkan hubungan kalian hinata, kau terlalu takut untuk di sakiti, kau tidak tau seberapa seringpun Kazuma disakiti olehmu, dia terus maju dan terus mempertahankan hubungan kalian?!"

"aku sendiri bingung, aku baru pertama kali dalam seumur hidup memiliki pacar yang seperti shion, terlalu liar. dia dan hyori cocok kok, lagi pula laki laki bukan hanya dia seorang kan? masih banyak lagi?" untuk apa aku harus rela di sakiti karena sebuah perasaan yang bernama 'cinta' ? aku egois? memang! untuk apa aku menyakiti diriku lebih dalam lagi hanya untuk sebuah perasaan cinta yang tidak jelas itu? konyol!

"jadi begitu...? sekarang, cobalah buka matamu Himekawa Hinata. bukalah matamu lebar lebar, dan lihat, siapa yang bersama shion sekarang. apakah kamu, atau rubah betina itu. padahal selama ini shion berada disisimu! kalau dia benar benar mencintai rubah betina itu, gampang saja baginya untuk kembali bersama rubah itu, tapi kenapa dia malah memilih untuk bersamamu?! dia sudah menolak rubah itu berkali kali demi kamu, tak sadarkah kau akan hal itu?! kau perlu kata kata untuk membuktikan bahwa dia mencintaimu?! padahal sudah terlihat jelas siapa yang benar benar dicintainya bukan?! dan juga, jawaban sebenarnya sudah ada dalam dirimu, dan kau tahu itu..."

kau main tebak tebakan sama aku? pfft.. aku disini akan bermain dengan mu sampai kau puas. jika memang aku dan shion ditakdirkan untuk menjadi pasangan kedepannya... PASTI AKAN TERWUJUD dan aku yang akan mengejar shion saat itu tiba. jika tidak yasudah anggap saja ini sebuah cemilan snack.

"hanya itu saja yang ingin kukatakan hinata, aku akan pergi. dan kau pasti tahu apa yang harus kau lakukan selanjutnya." Taiga berkata begitu, lalu keluar dari kamarku.

percaya diri sekali taiga ini.. aku ingin menghancurkan rasa percaya dirinya.

akane menggenggam tanganku "hinata... setelah dipikir pikir, semua kata kata Taiga benar adanya. bukankah begitu?"

"terserah padamu akane. aku akan tetap memutuskan hubungan ini"

"sudahlah.. masih banyak waktu untuk berpikir... tenanglah hinata....." hibur akane

"maafkan aku akane, aku tidak bisa memberi tau mu alasan itu.. maaf" ucap ku

"hushh.. tidak apa apa.. setiap orang pasti memiliki 1/2 sebuah rahasia yang hanya dirinya dan Tuhan tau" ucap akane

aku kaget terkagum kagum.. akane kok bisa bijak begini biasanya kan bejat...


AUTORENGEDANKEN
mochirin mochirin

ye ye ye

ga peduli lah dengan jadwal jadwal update update an

kalo thor bisa up cepet sebelum hari up. bakal di up

dan pengin cepet cepet selesaikan novel ini soalnya mau nulis my mortal enemy

hehe

next chapter
Load failed, please RETRY

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C36
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen