*21 Februari 1998
Dear Diary,
Hari ini adalah hari paling membahagiakan untukku. Aku akan menikah dengan pria yang paling kucintai. Hatiku berdebar-debar, tak sabar menunggu upacara pernikahan yang hanya tinggal menghitung jam.
27 Februari 1998
Dear Diary
Seharusnya aku bahagia karena telah bersama dengannya, tapi ternyata pernikahan ini terpaksa dijalani Ferdinand. Malam ini, dia pulang dalam keadaan mabuk dan bersedia menyentuhku. Tapi hatiku hancur berkeping-keping saat dia berada di atas tubuhku, bukan namaku yang diucapkan oleh bibirnya, melainkan nama wanita lain.*
Caroline membaca buku harian milik Helena. Setiap lembar, setiap tulisan itu menyayat hati gadis itu. Ternyata hati ibunya adalah hati wanita rapuh.
Ia membaca sampai di bagian terakhir. Kali ini, bukan ibunya yang terlihat menyedihkan, tapi Caroline.
*7 Oktober 1998
Dear Diary