App herunterladen
9.37% The Secret : Indigo / Chapter 3: Chapter 3

Kapitel 3: Chapter 3

"Kau disini saja ya, aku akan meminta izin kepada Mrs. Beatrice dengan alasan sedang tidak enak badan" ujar Sky sambil membantu Yvonne membaringkan dirinya ke ranjang uks

Yvonne menangguk, Sky menarik selimut kemudian menyelimuti tubuh Yvonne. Baru saja ia ingin pergi tiba-tiba Yvonne menarik tangannya dan berkata, "Terimakasih"

"Kau harus beristirahat lebih banyak. Jika dia datang dan menghampirimu, kau harus menekan bel di dinding, okay?" setelah mendapat anggukan dari Yvonne, Sky kembali bertanya padanya

"Ngomong-ngomong apa kau mengenal senior kita yang tadi?" tanya Sky penasaran.

"Iya, dia adalah Daisy Kim. Senior kita kelas 2.3, selain itu ia adalah anak cheerleader dan juga pacarnya Jordan" ujar Yvonne yang membuat Sky mengerutkan dahinya bingung

"Jordan? Siapa dia?"

Yvonne menatap Sky tidak percaya, "Kau tidak mengenal senior kita yang bernama Jordan? Apa kau sedang bercanda?" ujarnya kaget, bahkan sampai ingin duduk di ranjang

"Eh, tenanglah. Tidak usah kaget begitu, aku memang kurang update" ujar Sky sambil membantu Yvonne duduk di ranjang.

Sky menyengir, "Tapi aku serius dalam mengatakan bahwa aku tidak mengenal siapa itu Jordan ehe"

•••

Sky termenung mendengar perkataan dari Yvonne tadi, gadis itu baru saja keluar dari ruangan kesehatan dan sedang dalam perjalanan menuju kembali ke ruangan seni. Perkataan Yvonne yang baru saja itu tergiang-giang di kepalanya, ditambah dengan raut wajah serius Yvonne yang membuat Sky menjadi semakin penasaran akan hal itu

"Hm, jika kau melihat salah satu dari mereka, ku sarankan agar kau menjauhi mereka, hindari saja tatap mata dengan mereka. Nama-nama anggota mereka adalah" perkataan itu tergiang-giang di kepalanya

Sky memasang raut wajah berpikir, kemudian mulai mengabsen nama-nama Most Wanted yang disarankan oleh Yvonne untuk dijauhi tadi. Ia mulai menghitung dibantu dengan jarinya,

"Ada beberapa orang yang harus ku jauhi. Pertama, Jordan, lalu Arthur dan yang terakhir namanya Gal... Galon? Ah, aku lupa"

Baru saja Sky ingin kembali melanjutkan perjalanannya, tiba-tiba seorang guru perempuan memanggilnya. "Kau! Kemari sebentar" ujar Delancy sambil menunjuk Sky

Sky yang merasa sedang ditunjuk oleh Delancy lantas menunjuk dirinya sendiri, "Saya?" Delancy menangguk, "Ya, siapa lagi disini jika bukan dirimu?"

Sky berjalan mendekati Delancy dan berkata, "Iya Ma'am?, ada yang bisa kubantu?"

"Ah, jadi seperti ini. Salah satu muridku membolos dan biasanya mereka sedang berada di rooftoop saat ini, bisa kau susul mereka dan suruh mereka agar datang kembali ke sini?"

"Kalau boleh tau namanya siapa?" tanya Sky

"Arthur Arcvendra" Sky terdiam, merasa seperti familiar dengan namanya. Tanpa pikir panjang gadis itu mengangguk kemudian menunduk sedikit, "Saya akan mencarinya sekarang"

"Ya, kau muridnya Mrs. Beatrice bukan? Akan kutitipkan izin untukmu nanti"

"Terimakasih, tapi tolong titipkan izin untuk teman sekelas ku juga, namanya Yvonne saat ini ia sedang berada di ruangan kesehatan"

"Lebih baik kau pergi sekarang atau waktu belajarmu akan berkurang"

Setelah mengucapkan kata terimakasih lagi, Sky berjalan pelan menjauhi Delancy kemudian mencari tangga menuju ke Rooftoop. Karena ini adalah sekolah barunya dan juga ini adalah hari kedua ia bersekolah, Sky masih belum hapal dengan benar denah sekolahan ini

Sebenarnya ia belum berkeliling sekolah ini makanya saat ini ia tampak seperti anak hilang yang mencari jalan pulang ke rumahnya. Untungnya di setiap lantai ada denah yang menumjukan jalan, Sky memahami dengan cepat denah tersebut kemudian berlari ke lantai lima, tempat dimana Rooftoop berada

Setelah sampai di tangga terakhir menuju Rooftoop, baru saja ia ingin melangkah tiba-tiba Sky mundur dua langkah kebelakang terkejut karena melihat sosok di sana sedang berdiri menjaga tangga.

Tenanglah Sky, anggap saja kau tidak melihatnya. Batinnya

Sky memasang raut wajah datar kemudian berjalan cepat menembusi arwah tersebut, tibalah ia di pintu rooftoop namun baru saja ia ingin membuka pintunya tiba-tiba terdengar suara seperti seseorang yang sedang bertengkar dari bawah sana

Sky mengurungkan niatnya untuk membuka rooftoop kemudian kembali turun melewati arwah tadi dengan raut wajah muka seperti menahan buang air besar. Ia kembali berjalan menelusuri koridor sekolah dan berhenti pada bagian loker kelas 3

Dia berjalan ke ujung lorong yang masih menjadi tempat loker kemudian menoleh ke arah samping kanan lorong dan mendapati sekitar sembilan anak sedang tertawa, sebagian dari mereka merokok dan yang lainnya asik menonton acara perundungan di depan mereka

Terhitung sekitar 5 murid laki-laki, dua diantaranya sedang dipojokkan di loker. Salah satu dari mereka mengangkat kerah baju junior mereka itu, Sky yang melihat kearah sang perundung sontak mengatakan sesuatu, "Arthur Arcvendra?"

Seluruh murid yang berada disini terdiam, tidak ada suara tawaan dan heboh lagi, bahkan yang sedang merokok saja terdiam menatap Sky yang dengan santainya memanggil nama Arthur. Dua orang yang sedang di rundung ikut menatap Sky dengan wajah memar mereka

Arthur melepaskan cengkraman pada kerah bajunya dengan kasar kemudian menatap tajam ke arah Sky. "Kau siapa?"

Ah, ternyata benar dia Arthur. Ujar Sky dalam hati

"Itu tidak penting, ikut aku sekarang ke ruangan bimbingan konseling. Mrs. Delancy, memanggilmu" ujar Sky. Baru saja gadis itu ingin berbalik tetapi tidak jadi karena mendengar suara tepukan riuh heboh dari murid-murid yang menonton tadi

Sky menatap ke arah Arthur yang sedang tersenyum miring sambil menatapnya. Perlahan Arthur berjalan ke arahnya, bukannya mundur Sky malah berdiam diri sambil melipat tangan di kedua dadanya. "Kau anak baru, ya? Kusarankan sebaiknya pergi dari sini dan jangan mengangguku"

"Bukan tentang aku anak baru atau lama, melainkan tentang dirimu yang saat ini sedang ditunggu oleh Mrs. Delancy, aku heran dengan para murid nakal seperti kalian, hanya bisa membuat onar jika disuruh bertanggung jawab malah pergi" ujar Sky mantap. Sebenarnya sedikit terbesit rasa takut dihatinya ketika Arthur menatapnya dengan tatapan intimidasi

Arthur menyunggingkan bibirnya lalu tertawa diikuti dengan teman-temannya yang lain. Sky yang melihat hal itu segera bertanya, "Apa yang lucu?"

"Apa kau tidak mendapat larangan dari teman-temanmu untuk tidak mencari masalah dengan kami?" tanya Jordan

Raut wajah Sky yang semulanya tenang dan damai tiba-tiba berubah menjadi terkejut, "Apa?! Kalian tiga orang itu?!" ujarnya sambil menurunkan lipatan tangan pada dadanya

"Jadi kau tidak tau? Coba kita lihat namamu" Arthur melihat ke arah name tag Sky, baru saja Sky ingin menutupinya namun tidak berhasil karena Arthur sudah mengetahuinya terlebih dahulu, "Gamartha Skylar, gadis malang yang menjadi target selanjutnya dari kelas 1.5"

Dalam hati ia berdoa agar siapapun bisa menyelamatkan nya di situasi ini. Dan keberuntungan sedang berada di pihaknya, Kirei datang sambil membawa sedikit berkas yang akan ditaruh di ruangan guru tiba-tiba tidak sengaja menatap ke arah keributan di sampingnya

"Sayang? Kau membolos lagi?" tanya Kirei pada Arthur. Dengan gerakan cepat Sky menoleh ke arah Kirei yang juga terkejut mengetahui bahwa adik sepupunya sedang berada disini, "Sky?" panggil Kirei

"Kakak!" melupakan keadaan bahwa posisi Arthur dan dirinya yang sangat dekat, Sky mengambil langkah seribu kemudian berlindung di balik tubuh Kirei. "Kakak, mereka berkata bahwa aku akan dijadikan target selanjutnya"

"Kakak?" Arthur berdecih pelan kemudian berkata, "Tidak, aku hanya bercanda. Ngomong-ngomong kau mengenalnya, sayang?"

"Tentu, dia adalah adik sepupuku. Jawab aku, apa kau membolos lagi?"

Sky beserta keempat murid laki-laki tadi menatap ke arah Kirei dan Arthur yang sedang berbincang, menyimak.

"Aku membolos"

Mendengar hal itu, Kirei memutar kedua bola matanya kemudian memberikan berkas-berkas yang ia pegang tadi cepat ke pada Sky, "Sudah kubilang bukan agar tidak usah membolos?! Kau sedang berada di tingkat akhir Arthur, jika kau tidak naik kelas bayangkan apa yang akan terjadi pada reputasi keluargamu nanti!"

Arthur mengangguk, "Baik, aku berjanji ini adalah terakhir kalinya aku membolos"

"Kau sudah terlalu banyak berjanji Arth"

"Kali ini aku serius" ujar Arthur sambil memegang kedua tangan Kirei kemudian menarik perempuan itu ke dalam pelukannya, sementara itu Sky menatap Arthur yang sedang tersenyum miring kepadanya.

Sky dibuat terpelongo akibat drama di depannya ini, dari sini saja bukankah sudah jelas bahwa Kirei dan Arthur berpacaran? Untuk memastikan hal itu Sky bertanya pada Kirei, "Kakak, kau berpacaran dengan orang seram ini?"

Kirei melepas pelukkannya pada Arthur beralih menatap Sky yang sedang terpelongo, "Iya, dia pacarku" setelah Kirei mengatakan hal itu, Sky kembali menangkap smirk dari wajah Arthur namun berubah ketika Kirei menatapnya, "Kau harus kembali ke kelasmu sekarang, Honey"

"Eh, tidak! Dia harus ke ruangan bimbingan konseling karena dipanggil oleh Mrs. Beatrice, dan juga apakah kakak bisa memerintahkan mereka untuk membawa kedua teman senangkatanku ini ke ruangan kesehatan?" ujar Sky sambil menunjuk ke arah dua teman Arthur dan juga kedua murid laki-laki yang dirundung tadi secara bergantian

"Are you kidding me, miss?" ujar Jareth sambil menatap Sky dengan tatapan tidak percaya

"Iya? Apa aku salah mengucapkan sesuatu?" tanya Sky dengan nada polosnya

"Kau menyuruh kami membawa bocah tidak berguna ini ke uks?" ujar Jordan.

"Apa kalian keberatan? Ah, kakak sepertinya mereka keberatan dengan saranku" ujar Sky sambil memasang wajah cemberut yang membuat siapa saja langsung kasihan kepadanya,

Arthur tersenyum kecut kemudian mengangkat tangannya, mengode sesuatu, "Lakukan saja apa yang dikatakan oleh Skylar. Jarang-jarang bukan seorang Junior memerintahkan para Senior?"

Sky tahu benar maksud dari perkataan Arthur. Well, dia mengejekku di depan kakaku sendiri. Batin Sky

Dengan malas mereka berkata iya kemudian mulai membantu mengangkat kedua bocah rundungan tadi dengan kasar, "Hei! Pelan-pelan, kau bisa membuat lukanya bertambah!" komentar Sky

To Be Continue...


next chapter
Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C3
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen