Malam di atas gedung perkantoran di Seoul. Seorang perempuan duduk di atas dinding pembatas rooftop. Di keremangan cahaya, tubuhnya hanya membentuk siluet. Dia mencoba berdiri dan limbung. Sebotol minuman keras tergenggam di tangannya. Bisa dipastikan perempuan itu sedang mabuk.
Di bawah gedung, lampu jalanan terang benderang. Orang-orang lalu lalang. Kehidupan kosmopolitan Seoul seolah mengabaikan keberadaan perempuan mabuk itu. Orang-orang melangkah menekuri jalan, tanpa tahu ada seorang perempuan di ketinggian sana. Semua fokus dengan pikiran dan langkah masing-masing. Sesekali terdengar klakson mobil dan kilatan lampu. Kota Seoul bergema dengan segala riuh rendah nadanya, dan tak bisa dipahami lagi oleh si perempuan mabuk yang sedang sedih di atas gedung.
Perempuan berambut panjang itu bernyanyi-nyanyi kecil sambil tertawa. Tak lama kemudian menangis, meraung.
"Kang Min Hyuk, kau mengecewakanku. Pergilah kau bedebah, pergi jauh dari pikiranku!" teriak perempuan itu. Air matanya deras mengalir. Hatinya luka. Dia mencoba berdiri. Lalu menatap gamang jalanan di bawah gedung. Matanya buram oleh air mata.
"Selamat tinggal, Kaaaak!"
Suara teriakan perempuan itu membuat orang-orang di jalanan menengadahkan kepala, menatap ke puncak gedung. Perempuan itu berdiri, tepat di tepi. Ada yang berbisik-bisik, ada yang berteriak menyuruh jangan bertindak bodoh, jangan melompat, ada yang panik, dan sebagian lagi hanya terpaku menatap tak percaya.
Lalu, melayang jatuh lah tubuh perempun itu, diiringi teriakan histeris orang-orang yang menyaksikan.Tubuh perempuan itu menghantam atap sebuah mobil. Orang-orang berteriak dan bunyi alarm mobil langsung meraung ketika tubuh perempuan itu mendarat keras, meremukkan atap mobil dan meretakkan kacanya. Semua mata menatap ngeri, sedih, melihat darah muncrat di atap mobil.
Seorang laki-laki berlari menyibak kerumunan. Terbelalak matanya melihat sosok perempuan yang tergeletak di atas mobil. Tubuh dan tangannya gemetaran. Dia segera mengambil gawai lalu memencet nomor darurat dengan gugupnya.
***
Di tempat lain, seorang laki-laki berdiri di depan altar sedang menjalani prosesi pernikahan. Laki-laki bertuxedo itu berwajah suram. Ada kesedihan yang mendalam dari sorot matanya. Dia tak menampakkan wajah gembira sama sekali, ketika pengantin perempuan masuk ke dalam ruangan. Upacara pernikahan itu berjalan lancar. Pasangan pengantin pergi berbulan madu diiringi sorak-sorai kegembiraan keluarga, dan tamu undangan
***
Laki-laki yang menelepon nomor darurat masuk ke dalam ruang ICU. Dilihatnya sosok perempuan berambut panjang tergeletak dengan balutan perban, dan alat bantu penunjang kehidupan. Mata laki-laki itu menatap lama, ada gurat syukur di wajahnya, karena ternyata perempuan itu masih hidup walau entah seperti apa nanti. Tak lama dokter datang, lalu mengajak laki-laki itu keluar ruangan.
"Seo Woo, kondisi Miss Oh kritis. Tulang belakangnya tak apa-apa, tapi kemungkinan dia bisa lumpuh, karena kepalanya agak parah, dan dia dalam kondisi mabuk. Semoga saja masa kritisnya segera berakhir, sehingga kita bisa menentukan langkah selanjutnya. Berdoa saja. Miss Oh orang yang kuat. Kuasa Tuhan saja yang menentukan. Jatuh dari ketinggian seperti itu, tapi masih hidup, itu luar biasa. Kami usahakan semampu yang kami bisa," jelas dokter, lalu pergi sambil menepuk bahu laki-laki yang dipanggil Seo Woo itu.
Laki-laki itu duduk lemas bersandar di kursi. Dia merenungi nasib Oh Man Se, perempuan yang dicintainya.