BRAKK!
Tristan setengah membanting pintu ruang kerja Kian di Markas Kepolisian. Hari libur dan sepi, membuat kedatangan tiba-tiba dirinya, Isyana, dan Jevan menarik perhatian beberapa petugas yang berjaga di akhir pekan. Beberapa bahkan mengikuti sampai ke atas, penasaran apa yang dicari Tristan di ruangan Kian sampai harus mengacak-ngacak meja dan berkas-berkas diatasnya. Tristan seperti orang kerasukan, ekspresinya dikuasai amarah.
"Periksa apa ada berkas-berkas atau apapun yang mencurigakan yang seharusnya gak dia punya di ruangan ini," titahnya pada Jevan dan Isyana. "Yang tidak berkepentingan silakan menjauh!" lanjutnya pada kerumunan petugas di luar, kemudian ditutupnya pintu ruangan Kian itu.
"Apa yang perlu Kita cari disini?" tanya Jevan bingung. "Bahkan Kita gak tau apa emang ... Bang Kian itu ..."
"Apapun kemungkinannya, Kian patut dicurigai, dan indikasinya kuat."
"Apa aja?"