Kapitel 229: Masa kritis Nana

Ayo, nak kita pergi aja dari sini gak cocok buat kita! Wahai, Istriku, papa ono pamit dulu kembali ke habitat yang dulu.

"Papa ono, kalau mau ajak mereka tinggal di rumah kami, lagian clara dan laras udah mama anggap seperti anak sendiri." ajak ibu seraya menggamit kedua remaja yang tersenyum manis pada ibu.

"Kalian mau, kan?"

"Mau ... mau!" sahutnya serempak.

Akhirnya mereka dapat berkumpul di satu atap yang sama. Papa ono sangat menyesali perbuatannya yang tak berakhlak itu. Mereka tidak akan kesepian lagi dengan adanya teman ngobrol dan berbagi. Ibu sangat bahagia dan satu perubahan dari ibu menurut kedua istri bagas, sang ibu udah welcome dan mengurangi sifat cerewetnya.

Betul kata orang orang, kalau ibu tua yang cerewet di kasih jodoh langsung jaga image dan gengsi. Demikian juga ibu, melihat tingkahnya buat kami geli.