App herunterladen
9.27% The Hidden Smile / Chapter 9: Steven #7

Kapitel 9: Steven #7

Nadia berjalan sambil membaca bukunya hingga menabrak seseorang. Nadia mengangkat wajahnya dari buku bacaanya dan menatap orang itu.

"Kenapa kita selalu ketemu kayak gini?" kata Steven lalu tersenyum manis.

"Ada yang sakit?" tanya Nadia dingin. Steven menggeleng sambil tersenyum. Nadia tidak mengatakan apapun lagi dan segera berjalan melewatinya. Steven bukan sosok yang mudah menyerah, ia berbalik dan mengikuti Nadia yang kembali membaca sambil berjalan ke kelas.

Steven memperhatikannya dengan serius. Gadis itu tidak bersuara sama sekali, hanya membaca. Langkahnya pelan, begitu juga tarikan napasnya. Rambutnya hitam tergerai, wajahnya tirus dan tegas, tangannya…

"Eh!" tegur Steven tiba-tiba. "Siku lo udah sembuh?" tanyanya sambil memandangi siku Nadia yang tertutupi dengan seragam.

"Udah."

"Bagus deh, kalo gitu." Steven tersenyum lega, namun lebih terlihat seperti tersenyum senang karena bisa berjalan bersama Nadia hingga sampai di kelas.

"Lo nggak pernah liat gue sebelumnya?" tanya Nadia tiba-tiba.

"Hah?"

Nadia berhenti, menutup bukunya, dan menatap Steven. "Lo nggak pernah liat gue sebelumnya?" Ia mengulangi pertanyaanya.

"Pernah." Jawab Steven bingung.

"Trus kenapa lo dari tadi ngeliatin gue kayak gitu?" tanyanya lagi dan membuat Steven salah tingkah.

"Nggak… Gue cuman…"

"Lo bilang kita sekelas dan lo ketua kelas gue, jadi harusnya lo udah pernah liat gue sebelumnya."

"Haha… Iya bener." Steven benar-benar salah tingkah.

"Laen kali, jangan ngeliatin gue kayak gitu dan jangan ikutin gue. Ganggu!" kata Nadia dingin lalu pergi meninggalkannya.

Ia terdiam mendengar perkataan Nadia tadi. Bagaimana gadis sepertinya bisa sedingin es di kutub utara? Dan bagaimana bisa ia bahkan menyukai Nadia yang memiliki sikap seperti itu? Bahkan untuk pengamatannya selama ini, tidak bisa disamakan dengan moment mereka berjalan bersama seperti tadi.

Steven kembali mengejar dan berjalan bersamanya. "Kita kan sekelas, jalan bareng lah!" Ia kembali menatap Nadia dan mendapat tatapan kesal dari gadis itu.

"Kenapa lo nggak mau diliatin? Kenapa lo nggak mau diikutin? Lagian kita sekelas. Pasti ada saatnya lo bakal diliatin dan diikutin."

"Sekelas nggak menjamin kalo kita temenan. Dan nggak usah sok deket, gue nggak suka." Jawab Nadia dingin.

"Lo tuh ya, udah manis jangan dingin gitu dong. Entar ketuker sama es buahnya mas Parjo!" sahut Steven santai.

Nadia tidak menyangka Steven akan mengatakan hal seperti itu padanya. Ternyata pemuda itu benar-benar tidak akan menyerah. Nadia tidak ingin mengatakan apapun dan semakin ingin menjauh darinya. Ia segera mempercepat langkahnya dan benar-benar pergi meninggalkan Steven.

Steven sudah tidak bisa menahan lagi. Ia tertawa lucu karena lelucon yang dia buat barusan. Bagaimana bisa kata-kata speerti itu muncul di otaknya dalam keadaan seperti tadi?! Tapi jika dipikir-pikir lagi, kata-katanya juga tidak salah sama sekali. Ia masih tertawa dengan kata-katanya tadi namun tidak mencoba mengejar Nadia lagi.

Gadis itu benar-benar sudah memperingatkannya. Jadi dia hanya berdiri di tempatnya. Terdiam dan memperhatikan Nadia yang berjalan cepat menjauh darinya. Ia tidak harus bersedih atau khawatir, karena mereka pasti akan bertemu lagi di kelas. Dan saat itu, ia bisa dengan leluasa seperti biasa memperhatikan Nadia tanpa harus diberi ultimatum lainnya.


AUTORENGEDANKEN
Weird_Unicorn Weird_Unicorn

Like it? You may want to add this book to your library!

I tagged this book, so come and support me with a thumbs up, please!

If you have some idea about my story,

please be free to comment it and let me know.

Creation is hard, so cheer me up!

*ps: your power stone will be refill every 24 hours,

so spare me one of them, please.

Thank You xoxo.

next chapter
Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C9
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen