App herunterladen
29.89% The Hidden Smile / Chapter 29: Daniel #9

Kapitel 29: Daniel #9

Hujan yang tadi sempat berhenti, kini kembali turun saat jam istirahat. Tidak ada hal aneh yang terjadi, hanya Alex yang tidak bergabung bersama Nadia saat makan kali ini. Henry terlihat sedang ingin mengerjakan sesuatu hingga Ia menyelesaikan makannya dan pergi ke kelas terlebih dahulu meninggalkan Steven yang menikmati waktunya bersama gadis-gadis.

Henry berjalan cepat ke kelas sambil terus memperhatikan ponselnya. Pemuda itu kurang memperhatikan jalan hingga tiba-tiba ia menabrak seorang pemuda lain.

"Sorry." Katanya cepat. Baru saja hendak pergi, dua orang pemuda lain sudah memeganginya.

"Lo bilang apa tadi? Lo nggak punya mata?!" bentak pemuda yang ditabraknya.

"Sorry. Gue lagi buru-buru soalnya." Jelas Henry perlahan. Dia tak menyangka sebuah kejadian 'tidak sengaja menabrak' akan menjadi panjang seperti ini. Sepertinya Ia menabrak orang yang salah.

"Gue tanya, lo nggak punya mata?!" bentak pemuda itu lagi. Henry menatapnya bingung namun tidak menjawab.

Daniel begitu senang saat mendapati salah satu teman Nadia sedang berjalan sendirian dan tidak sengaja menabraknya. Ia bisa saja melepaskan pemuda itu, namun tidak akan jika ia ingin mendapat perhatian Nadia. Daniel tersenyum senang lalu mendorong Henry hingga ke tembok.

"Sebutin nama lo dan kelas lo!" bisik Daniel pada Henry.

"Gue Henry, kelas XII IPA-1. Trus kenapa?" Jawab Henry kesal dengan sikap Daniel.

"XII IPA-1? Lo kenal Nadia? Anak Adopsi dari kelas lo itu?" tanya Daniel menyelidik.

Henry meliriknya sebentar dan itupun membuatnya membenci Daniel. "Iya. Gue kenal sama dia. Dan walaupun dia anak adopsi, dia temen gue." Jawab Henry tegas.

Daniel tersenyum puas mendengar jawaban pemuda itu. "Oh, jadi lo temennya Nadia? Pantes sifat lo mulai kayak dia, kalo ngomong nggak pake sopan-santun. Kebetulan banget kita ketemu di sini." Katanya senang lalu menatap Henry bagaikan seekor Singa lapar. "Karena lo temennya Nadia, gue nggak bakal ngelepasin lo gitu aja." Bisik Daniel tajam.

Nadia menangkap sebuah pemandangan yang tidak menyenangkan. Daniel bersama sorang temannya dan tidak akan ada orang yang berani mendekati mereka jika itu berhubungan dengan Daniel. He is really annoying! Gosh!

Mereka berjalan dan mulai mendekati Daniel dan Henry yang sedang terhimpit di tembok. Spontan Amelia, Grace, dan Steven terkejut melihat Henry di sana. Steven hendak mendekati mereka namun Nadia segera menarik tangan pemuda itu untuk menahannya. Steven menatap Nadia serius namun gadis itu hanya menggeleng.

"Lo bawa mereka ke kelas, Henry gue yang bawa. Percaya sama gue." Kata Nadia tegas. Steven hanya menatapnya dan kemudian segera membawa dua gadis lainnya ke kelas.

Nadia mendekati Daniel, muncul di hadapannya, bersandar di tembok tepat di samping Henry, lalu tersenyum manis. "Gue nggak tau kalo lo juga sama rese'nya kayak gue kalo lagi laper." Kata Nadia tiba-tiba.

Kedua pemuda itu segera berbalik menatapnya. Daniel yang menatapnya senang, dan Henry yang terkejut melihat Nadia begitu santai berhadapan dengan Daniel.

"Bukannya tadi lo buru-buru? Kenapa masih di sini?" tanya Nadia pada Henry yang menatapnya panik. Harusnya Nadia nggak di sini!!!

"Lo ngapain sih?" tanya Nadia pada Daniel yang masih menatapnya sambil tersenyum senang.

"Gue cuman lagi maen aja. Lo yang ngapain? Datang-dateng ngerusak aja." Jawab Daniel.

"Gue cuman mo bilangin, dia ini orangnya nggak asik. Mending lo maennya sama gue aja." Jawab Nadia santai.

"Nggak. Gue bosen sama lo. Gue lagi nyari temen baru. Lagian, dia juga nggak punya sopan-santun kayak lo. Mungkin kita bisa cocok." Jawab Daniel santai lalu melepaskan Henry dari pengaruh kekuasaannya.

Nadia menarik Henry menjauh lalu berganti mendekati Daniel, tepat di hadapannya. "Oh, ya? Sejak kapan lo mulai bosen sama gue? Lo nggak pernah bilang." Katanya santai.

Daniel mundur selangkah menjauhi Nadia, tapi gadis itu malah mendekatinya. "Jangan macem-macem lo sama temen-temen gue, atau cewek lo nggak bakalan damai di sekolah ini." Katanya tajam.

Daniel marah mendengar ancaman Nadia dan mendorong gadis itu ke tembok sama seperti saat ia melakukannya pada Henry. "Udah gue bilangin jangan macem-macem sama cewek gue." Bisiknya tajam.

Henry terkejut melihat perubahan kondisi yang terjadi. Ia sudah sangat bingung melihat percakapan Daniel dan Nadia yang sangat aneh dan sekarang menjadi sangat gugup melihat Nadia yang sudah berada di posisinya tadi.

Nadia melihat Henry yang terlihat gugup dan menatap Daniel lalu tersenyum. "Oke. Berarti kita udah deal." Katanya dingin lalu mendorong tubuh Daniel dengan mudah. Ia lalu menggandeng Henry dan menyusul teman-temannya ke kelas, menembus kerumunan orang yang antusias melihat kontak langsung Daniel-Nadia yang sangat jarang terjadi itu.

Daniel yang kesal akhirnya pergi bersama kedua temannya tadi melewati orang-orang yang telah menepi, yang lebih memilih membuka jalan dari pada mendapat gara-gara dari Daniel.


AUTORENGEDANKEN
Weird_Unicorn Weird_Unicorn

Like it? You may want to add this book to your library!

If you have some idea about my story,

please be free to comment it and let me know.

Creation is hard, so cheer me up!

*ps: your power stone will be refill every 24 hours,

so spare me one of them, please.

Thank You xoxo.

next chapter
Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C29
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen