"Kalau menjijikan, kenapa kamu tidak tinggal saja di apartemen?" kata Liam malas.
"Ini rumah aku. Seharusnya kakak tahu juga, siapa yang seharusnya pergi dari rumah ini?" kata Vanessa sinis, menatap Mariana dan Si Kembar.
"Vanessa, sebaiknya kamu berangkat kerja, dari pada kamu ribut di sini."
"AYAH!"
Mama ikut-ikutan ribut di tengah sarapan pagi.
"Vanessa juga putri kandungmu juga. Jangan hanya karena Liam putra dari wanita itu, kamu mengabaikan anakmu yang lain."
"Aku tidak bermaksud seperti itu…"
Perkataan Ayah terpotong. Mama sepertinya mulai marah dengan tingkah wajah Ayah yang terkesan tidak peduli.
"Tidak bermaksud apanya? Silva, kamu mau menjelaskan apa lagi hah?" kata Mama meninggikan suaranya.
Liam melihat Si Kembar sepertinya tidak nyaman dengan pertengkaran di meja makan.
"Kak Liam puas, selalu menjadi pengacau."
Tanpa pamit. Vanessa meninggalkan ruang makan.
Chapter asli belum update.