Kapitel 159: Rumah di Pinggir Kota

Setelah Namara pergi meninggalkan pasar, orang-orang yang ada di sana mulai berdiskusi. Mereka berkumpul dalam kelompok masing-masing.

"Kenapa aku merasa akhir-akhir ini istana klan sedikit tidak beres?" tanya salah satu wanita yang yang memegang keranjang belanja.

"Kau berpikir seperti itu? Ternyata bukan hanya aku. Memang benar. Bukankah sejak Tuan Castor menjadi kepala klan, tempat ini menjadi kacau?" timpal yang lainnya.

"Kacau bagaimana?"

"Aku tidak perlu menjelaskan lagi bukan? Jelas-jelas kita semua tahu ini. Hanya saja, kita takut untuk melawannya," ucap orang sebelumnya.

Diam-diam mereka setuju dengan kata-kata itu. Dalam hati, mereka sungguh tidak menyukai Castor. Namun, karena kekejaman Castor mereka tidak bisa mengungkapkan ketidaksukaan itu.

Inilah alasan kenapa mereka begitu mudah untuk dihasut gosip Namara. Karena sejak awal mereka memang sudah tidak terlalu menyukai Castor.

"Kalau begitu apa yang harus kita lakukan?" tanya seseorang yang lain.