App herunterladen
1.57% The Dangerous Love Zone / Chapter 3: The Dangerous Love Zone - 00

Kapitel 3: The Dangerous Love Zone - 00

Swashh.. Swashh.. Swash..

Desiran air laut disuatu malam dan hembusan angin cukup kuat terdengar mengisi keheningan malam mencekam disebuah dermaga tua yang dimana terdapat beberapa pria berbalutkan jas hitam tengah mengacungkan senjata api pada satu sama lain.

Seorang pria berambut hitam pekat dengan kedua tangan memegang pistol mengarah kepada musuhnya, melayangkan tatapan tajam pada seorang pemuda yang tubuhnya terikat menggantung di ujung sebuah kapal laut dengan sebuah batu besar yang terikat di bawah kakinya.

Pria berambut hitam pekat itu menggeram marah saat melihat wajah pemuda yang terikat itu penuh memar, bahkan kini dalam keadaan setengah sadar.

"Hahaha Juza Chigasaki!"

Pria berambut hitam pekat itu langsung mengalihkan tatapan tajamnya pada seorang pria berambut pirang yang tengah berdiri diatas kapal tempat pemuda yang dikenalnya terikat.

"Bagaiman perasaan mu melihat orang yang sangat kau cintai dalam keadaan terikat seperti itu eh?"

Sebuah seringai tercetak jelas diwajah pria berambut pirang, menatap pria berambut hitam pekat penuh hina.

"Kau tahu bukan? Jika aku memutuskan tali penggantungnya, pemuda itu akan langsung meluncur cepat kedalam laut dan yah kamu bisa menduga kelanjutannya akan seperti apa."

Pria berambut hitam pekat semakin menggenggam erat kedua pistol yang ada ditangannya.

"Jadi, serahkan dokumen itu. Atau malam ini akan menjadi malam kedua kau harus kehilangan orang yang sangat kau cintai lagi, Juza."

Pria berambut pirang itu berjalan menuju tepi kapal, mendekat pada pemuda yang tengah terikat menggantung. Memperhatikan secara detail wajah pemuda itu, meski memar memenuhi wajahnya tetapi paras tampan pemuda itu masih dapat terlihat.

Pria berambut pirang mengasihani pemuda itu karena terlibat dengan musuhnya dan harus mengalami kejadian menyedihkan ini.

"Bagaimana Juza? Apa kau masih tetap ingin mempertahankan dokumen itu dan untuk kedua kalinya kehilangan orang yang sangat kau cintai?" Ujar Pria berambut pirang lagi yang kali ini sudah mengeluarkan sebuah pistol dari dalam jasnya.

Sang pemuda yang terikat menggantung di tepi laut, mulai bisa menstabilkan kesadarannya dan memperhatikan apa yang sedang terjadi di sekitarnya sambil menahan sakit di sekujur tubuhnya.

Kedua bola mata sang pemuda membulat terkejut saat menyadari jika dirinya tengah terikat menggantung diatas laut. Belum lagi dirinya dapat melihat orang yang di cintainya dan orang-orang yang sangat dirinya kenal tengah mengacungkan senjata pada orang-orang asing yang juga mengacungkan senjata api kearah mereka.

"Juza-san!" Seru sang pemuda, membuat semua orang yang berada disana mengalihkan tatapan mereka kearahnya. Terutama pria berambut hitam pekat dan pria berambut pirang yang kini tengah mengulaskan seringai diwajahnya.

Pria berambut hitam pekat ingin melangkah menghampiri pemuda itu, namun tertahan saat dirinya mendengar suara senjata yang mengarah pada dirinya diaktifkan.

"Azami!"

Pria berambut pirang terkekeh jahat. "Sayang sekali kau sudah sadar anak muda. Seharusnya kau tetap tidak sadarkan diri, agar kau tidak perlu merasakan sakit saat aku akan membunuhmu."

Pemuda itu mendesis kearah pria berambut pirang. "Kau, aku tidak akan pernah mendapatkan dokumen itu!"

"Benarkah? Jika benar begitu maka kau lah yang akan kehilangan nyawamu dan orang yang sangat kau cintai." Balas pria berambut pirang yang kini sudah mengarahkan pistolnya pada pemuda itu.

Pria berambut hitam pekat mendesis marah. "Jauhkan senjata kotor mu darinya!"

"Jika kau tetap tidak memberikan dokumen itu, maka aku tidak akan menjauhkan sejata ini dari pemuda malang dihadapan ku." Balas pria berambut pirang yang semakin mengulaskan seringai jahatnya.

"Kau tidak akan pernah mendapatkan dokumen itu! Juza-san, jangan pernah kau berikan dokumen penting itu kepada pria ini!" Seru sang pemuda itu yang langsung membuat pria berambut pirang menggeram marah dan mengaktifkan senjata apinya.

"Juza, dengarkan baik-baik! Jika kau tetap tidak akan memberikan dokumen itu, maka dengan senang hati aku akan menembakkan peluru untuk memutuskan tali yang mengikat pemuda ini dan byuur! Pemuda ini akan langsung tenggelam kedalam laut."

Pria berambut hitam semakin menggeram marah saat melihat pria berambut pirang semakin mendekatkan senjata api kepada sang pemuda.

"Ku bilang jauhkan senjata kotormu darinya!"

Pria berambut pirang tergelak sinis. "Sudah kubilang, aku tidak akan menjauhkan sejata ini sebelum kau memberikan dokumen itu!"

Pemuda yang terikat mendesis sinis. "Kau tidak akan pernah mendapatkan dokumen itu! Juza-san kau jangan pernah memberikan dok-

Door!

Byuur!

Pria berambut hitam pekat membulatkan matanya terkejut bercampur marah saat melihat pemuda yang tadi terikat menggantung kini sudah terjatuh kedalam laut.

"Kau, brengsek!" Geram pria berambut hitam pekat melayangkan tatapan membunuh pada pria berambut pirang yang tengah mengulaskan senyum lebar diwajahnya.

"Kalian terlalu lama! Sekarang serahkan dokumen itu!"

Pria berambut hitam pekat mengulaskan seingai di wajahnya. "Serahkan katamu? Cari sendiri sana kau ke alam baka!"

Pria berambut hitam pekat mengarahkan pistolnya pada pria berambut pirang.

Dor!

Dor!

"Semuanya! Ku serahkan yang disini pada kalian! Lakukan apa yang kalian inginkan!" Seru pria berambut hitam pekat yang kini sudah berlari menerjang orang-orang berjas hitam yang menghalangi dirinya menuju tepi laut.

"Berthanlah Azami!"

Byuur!!

Pria berambut hitam pekat itu pun langsung terjun masuk kedalam laut, meninggalkan para anggotanya untuk membereskan kekacauan yang sedang terjadi di daratan.

Sedangkan itu didalam laut. Pemuda yang tubuhnya masih dalam keadaan terikat, mulai merasakan sesak dan sakit pada paru-parunya karena sudah banyak air laut yang masuk kedalam tubuhnya.

Pemuda itu sudah tidak dapat menahan pernafasannya dan kini kesadarannya lambat laun mulai menipis.

Samar-samar pemuda itu dapat melihat sosok yang sangat dirinya kenal tengah berenang menghampiri dirinya yang semakin jatuh lebih dalam lagi karena batu besar yang terikat pada kakinya.

'Bagaimana aku akhirnya terlibat dengan seorang pria berbahaya yang sudah menolongku bersama adik ku dan kini tenggelam ke dalam laut karena salah satu musuhnya.'

'Melihat kembali ke belakang. Kali ini, tahun lalu...'

"Azami-kun!"

Hari itu

"Azami-kun!"

Satu tahun yang lalu

Musim panas

"Ada apa?"

Panjang dan tangguh

Hubungan ini dimulai


next chapter
Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C3
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen