App herunterladen
2.89% The Brother Love / Chapter 9: MABUK DI KAMAR HOTEL

Kapitel 9: MABUK DI KAMAR HOTEL

INI yang ku benci dari Rain, sikapnya yang selalu ingin ikut kemanapun aku pergi. Semakin dewasa tingkahnya semakin manja. Untuk kali ini aku akan membiarkan dirinya seorang diri di rumah. Dia harus bisa bersikap dewasa dan mandiri. Jangan semua apa-apa aku yang mengerjakan meskipun aku ini kakaknya.

Mulai malam inilah semua kejadian buruk datang satu per satu. Saat dimana aku lebih sering meninggalkan Rain sendirian. Awalnya memang berat bagi dirinya. Setiap saat dia selalu menelponku. Tapi aku memutuskan hari ini, untuk membuatnya lebih dewasa dan mandiri. Setiap panggilan masuk darinya selalu ku rijek.

Akhirnya aku sampai di tempat biasa bertemu dengan Angel. Sebuah cafe yang terletak di tepi pantai dengan pemandangan yang indah serta angin malam yang menyejukkan suasana. Aku melihat Angel sudah menungguku sambil melihat jam tangannya. Sejenak aku menarik nafas dalam-dalam supaya pikiranku bisa tenang.

Akupun turun dari mobil dan menghampiri Angel seraya mencium bibirnya. "Sori sayang, agak telat."

"Lama amat sih, hampir aja gua pergi." Seru Angel sedikit cemberut.

"Iya maaf, lu tau sendirikan adik gua." Sahutku seraya duduk di kursi yang berhadapan dengan Angel.

"Kenapa lagi dengan Rain? Kalian bertengkar lagi?" Tanya Angel penasaran.

"Yah begitulah, anak itu makin lama membuat aku kesal. Kemana-mana harus ikut." Ketusku kesal.

Angel memegang tanganku lalu tersenyum. "Yah, lu kan kakaknya. Harusnya lu lebih sabar menghadapinya. Mungkin karena Rain dari kecil tidak mendapatkan kasih sayang daro orang tua. Disinilah peran lu sebagai orang tuanya harus sabar."

"Tapi kan dia bukan anak-anak lagi yang harus bermanja-manja dengan orang tua atau kakaknya sendiri." Ketusku.

"Justru dia takut kehilangan kakak satu-satunya yang dia punya di dunia ini. Mungkin, dia gak mau lu pergi ninggalin dia seperti orang tua kalian pergi ninggalin kalian." Jelas Angel.

Aku terdiam mendengar kata-kata Angel. Aku balik menggenggam tangan Angel dan menciumnya. "Terima kasih ya sayang, sudah membuatku sedikit tenang."

"Iya, eh mau makan apa? Biar gua pesen, hari ini gua yang traktir ya." Seru Angel mengangkat tangannya memanggil pelayan.

Aku hanya menganggukkan kepala sambil tersenyum padanya. Suasana di cafe ini sangat romantis. Lampu-lampu yang redup menambah suasana jadi sangat romantis. Di hiasi oleh bunga-bunga mawar yang menempel di setiap sudut cafe, serta alunan musik yang merdu membuat semua pasangan menikmati malam romantisnya. Desiran ombak yang terdengar pun membuat suasana menjadi tenang.

Rain pun hilang dalam pikiranku untuk sementara ini. Aku menikmati suasana romantis malam ini. Di sini jugalah tempat kami jadian, makanya kami biasa datang ke cafe ini. Dulu Rain sangat tenang dan tak pernah ikut kalau aku pergi pacaran dengan Angel. Mulai dari pertama jadian waktu itu duduk di kelas XII SMA. Rain asik dengan game nya sendiri di rumah. Tapi akhir-akhir ini, sekitar 1 bulanan ini sikap nya menjadi aneh dan manja minta ampun.

Angel pun menarik tanganku mengajak berdansa. Aku dengan senang hati memenuhi permintaan Angel. Kami berdansa mengikuti alunan musik, Angel bersandar di dadaku. Suasana sangat romantis sekali.

Sesekali Angel memandangku, aku langsung mencium bibir lembutnya. Kami tidak peduli jika ada yang melihat, karena semua orang yang datang membawa pacar pasti melakukan hal yang sama.

Aku sangat menikmati ciuman Angel. Lidahnya keluar masuk mulutku, sepertinya dia sangat bernafsu.

"Hari ini kita chek in ya." Bisikku pelan.

Angel langsung memandang wajahku dengan bahagia sambil menganggukkan kepalanya. Aku kembali mencium bibirnya dan lehernya.

Sedang menikmati suasana romantis ini, tiba-tiba telponku berbunyi. Aku lupa mematikan nadanya hingga semua orang memperhatikanku.

Tenyata panggilan dari Rain, aku langsung merijek panggilannya. Lalu aku mematikan HPku agar tak ada yang mengganggu malamku bersama Angel.

Jam sudah menunjukkan pukul 12.10 malam. Aku sudah pusing dan sedikit mabuk. Mataku berkunang-kunang memandang wajah Angel.

"Sayaaang, ayo kita balik." Seruku.

"Ayolah sayang, sini kunci mobilnya. Duhhh, sudah gua bilang jangan banyak minum." Sahut Angel mengambil kunci di kantong celanaku.

"Ayo... ayo...,"! Seruku oyong dan susah berjalan.

Angel pun memapahku sampai ke mobil, lalu dia kembali ke cafe untuk membayar makanan dan minuman kami.

Setelah membayar dia kembali ke mobil. Kami pun berangkat menuju hotel tempat biasa kami menginap. Karena direktur hotel itu adalah kenalan Angel, jadi kami dibolehkan menginap tanpa surat nikah.

Angel memapahku sampai ke kamar. Meskipun mabuk, kesadaranku tidak hilang sama sekali. Saat aku di baringkan oleh Angel ke tempat tidur aku langsung menarik tangannya hingga di jatuh ke atas tubuhku.

"Hmmm dasar nakal." Seru Angel.

"Kaulah matahari yang menyinari setiap gelapnya kehidupanku, kaulah bulan yang selalu menenangkan saat diriku gundah, dan kaulah bintang yang selalu menghiasi hari-hariku, dan kaulah hujan yang datang di saat api kemarahanku membara. Oh sayangku."

"Dasar gombal." Seru Angel tersenyum lalu mencium bibirku.

Angel perlahan membuka kancing bajuku. Ciuman dahsyat membuat nafsuku semakin naik. Angel meraba-raba dadaku yang bidang membuat diriku sangat menikmati ransangan yang di berikannya.

Saat ini aku pasrah, puting dadaku yang bidang di mainkan kedua tangan Angel. Aku menggeliat keenakkan. Angel melepaskan ciumannya, perlahan turun ke leher dan turun lagi ke puting dadaku. Dia menjilati dadaku yang bidang sambil menggenggam kedua tangaku.

Aku sangat menikmati permainan yang dilakukan oleh Angel. Nafsuku semakin memuncak saat puting dadaku yang bidang dijilat Angel, karena titik nafsuku berada tepat di situ. Angel paham betul membuatku terangsang.

Perlahan kancing celanaku di buka Angel. Lalu dia menurunkan celanaku hingga aku sekarang dalam keadaan bugil. Kejantananku dengan tegak perkasa mengacung ke arah wajah Angel. Angel membuka baju dan BH nya. Samar-samar aku melihat 2 gunung kembar yang menantangku.

Angel mengambil kedua tanganku lalu meletakkan di payudaranya yang besar dan kenyal.

Aku langsung meremas payudara Angel, dan Angel pun memainkan puting dadaku yang bidang.

Permainan ini sangat ku nikmati sekali. Kejantananku mulai naik turun dengan keras. Tidak tahan lagi, aku membalikkan badan Angel ke atas kasur. Sekarang kita sudah berubah posisi, aku berada di atas, dan Angel berada di bawah.

Mr.P ku sudah tak tahan lagi ingin masuk ke sarangnya. Aku perlahan menggosokkan Mr.P ku ke permukaan Mrs.V Angel. Angel mengerang menikmati permainanku, tapi tangannya tak berhenti meraba-raba dadaku.

Aku memeluk kuat tubuh Angel. Saat aku memandang wajahnya samar-samar, aku mendekatkan bibirku sambil menutup mata untuk mencium bibir Angel. Bibirnya yang lembut terasa nikmat sekali. Perlahan aku memasukkan Mr.P ke sarangnya.

Saat aku membuka mata, aku sangat terkejut dengan apa yang ku lihat. Di hadapanku bukanlah Angel, Melainkan Rain yang sedang tersenyum dalam keadaan telanjang. Aku langsung mundur menjauhinya.

"Kenapa sayang? Kenapa lu tiba-tiba berhenti?" Seru Rain mendekatiku.

"Tidak, menjauh sana..., ke... kenapa ti... ba-tiba..!" Sahutku sambil memegang kepala karena pusing.

Rain terus mendekat dan mencoba memelukku. Aku langsung mendorongnya hingga terbaring ke kasur.

"Lu kenapa?" Ketus Rain.

Aku terus mengucek-ngucek mata dan memukul-mukul kepalaku. Saat aku melihat ke arah Rain, tiba-tiba dia kembali menjadi Angel.

"Astaga ternyata gua mabuk berat, hingga melihat Rain." Gumamku.

"Lu gak apa-apa? Lu masih mabuk, sebaiknya lu berbaring." Seru Angel.

"Huuuuufft." Aku menghela nafas panjang dengan lega. Aku membaringkan tubuhku kembali ke kasur.

Angel menyelimuti dan memandang wajahku. Perlahan pandanganku kabur dan mulai gelap.


next chapter
Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C9
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen