Tiga minggu yang lalu di Jakarta, dan aku sudah menjadi gila. Aku merindukan udara segar dan hamparan pegunungan yang bersih, dan perasaan trotoar di bawah sepatu bot aku alih-alih tanah, bebatuan, dan rumput terasa salah bagi aku. Tapi aku mendapat hadiah yang sangat besar karena melepaskan bagian hidup aku itu, bahkan untuk sementara waktu.
Karena aku bangun dalam pelukan Bryan setiap pagi, dan hal terakhir yang kurasakan setiap malam sebelum aku tertidur adalah tubuhnya yang hangat menempel di sisi tubuhku.