Hanya beberapa pukulan kemudian dan Aku siap untuk menumpahkan ke dia, pecahan bergerigi kenikmatan berkilauan menendang dari bola Aku ke penis Aku, dan tangisan kasar jatuh dari bibir Aku ke punggungnya. Air mata membasahi sudut mata Aku, dan Aku tahu bahwa Aku tidak akan pernah sama lagi setelah mengklaim itu. Milikku dan milikku darinya.
Itu sudah selesai. Kami bersama. Dan itu baru permulaan.
Beberapa saat kemudian, Aku menyadari pada dasarnya Aku jatuh telentang dengan berat badan penuh Aku. Aku merasakan dia berjuang di bawahku, dan aku mendengus sebagai tanggapan.
"Tidak bisa… bernafas…" serunya.
"Sial, maaf," kataku, merasa sedikit malu saat aku berguling darinya. "Sepertinya gua terbawa suasana." Aku mendarat telentang di sampingnya dan merentangkan tanganku di atas kepala seperti kucing.
Bryan naik ke atasku dan menyeringai padaku. Raut wajahnya sangat menggemaskan.
"Gua berharap Lu terbawa lagi di masa depan," katanya.