App herunterladen
35.29% The Boss Is Devil / Chapter 6: 6

Kapitel 6: 6

Dengan perlahan Sean memasuki perumahan elit di kompek tersebut. Emily terperangah dengan rumah yang begitu besar. Wajar sih kalau rumah sebesar ini apalagi yang dimiliki oleh pengusaha tersukses.

"gila nih rumah gede banget" batin Emily

Sean memberhentikan mobilnya sangat pelan pelan, dan ini tidak kalah lebih besar dengan yang tadi.

"turun"

Emily membuka sealbet, kemudian mengikuti Sean yang sudah membuks pintu mobilnya.

"Kalau mama saya tanya, bilang aja kamu sekretaris saya"

"Emang saya harus bilang apa lagi pak. Pacar?" ucap Emily dengan kekehannya

Sean memandang tajam Emily

Sean menekan tombol bel. Tak lama kemudian keluar lah wanita paruh baya dari rumah itu.

"Sean sayang"

wanita ini menoleh kearah Emily

"Kamu siapa?"tanya mama Sean dengan lembutnya

"Emily tante"

"ma, masuk dulu, ngobrolnya didalam aja" ucap Sean

"Ah iya, ayuk masuk Em" tawarnya

Emily mengangguk dengan sopan. sebenarnya ia canggung dengan situasi seperti ini.

"kamu siapanya Sean?"

"Saya sekretarisnya Pak Sean tante"

"oh gitu, kamu mau minum apa? "

"ngga usah tante"

Sean langsung menyelanya "ambilin aja ma minum ma"

"kamu kenapa sih, gak sopan gitu, kalau mama saya tawarin minuman bilang aja mau minum, saya tau kamu haus" ucap Sean

kenapa sih nih orang ada aja salahnya.

"Saya merasa ga enak aja pak sama Mama bapak"

Emily heran dengan sikap bosnya ini, ada aja yang di kritiknya.kaya gini aja dipermasalahkan.

"Em"

"Iya"

"Em"

"Iya"

"Em"

"Apa sih pak!"

"kaa.. "

"lagian bapak gak jelas banget, manggil manggil tapi gak ngomong apa apa"

Emily sangat kesal dengan bosnya itu.

"bisa gak, kamu gak manggil saya bapak diluar kantor"

"gak bisa pak, saya merasa ga enak kalau manggil bos tidak menggunakan kata pak"

"Apa saya setua itu ya di panggil bapak diluar kantor"

"tuh bapak tau" ucapnya

"kamu menghina saya?"

"gak menghina pak, tapi kenyataannya karena umur bapak di atas saya"

Sean tampak terhina dengan perkataan Emily

"Ini nak minumannnya diminum ya, tante buatin es jeruk untuk kamu"

"makasih tante"

"kamu kenapa kesini Sean, tumben kamu? "

"mau ambil laporan ma, yang ketinggalan disini"

"oh gitu"

Sean berjalan menuju ruangan dan mengambil berkasnya itu. Emily hanya diam saja, karena dia canggung saat ini.

"pasti Sean sangat menyusahkan ya dikantor?" tanya mama Sean membuka pembicaraan

"hmm enggak kok tante pak Sean di kantor baik kok"

"padahal Sean suka ganti ganti sekretaris loh, baru beberapa hari udah beda sekretarisnya"

mungkin bentar lagi aku diganti. batin Emily

"ah nggak kok tante, bapak orangnya baik kok" ucap Emily menahan muntahannya.

Mama Sean tersenyum. Dia tau bahwa Emily berbohong. Tapi sepertinya dia akan betah bekerja sama Sean.

"Kalian kenapa kerja dihari libur? " tanya mama Sean

"Ada kerjaan diluar tante, jadi harus ketemu sama klien sekarang juga"

"hanya berdua aja"

"Iyah tante" ucapnya

"Kamu mirip sama mantannya Sean dulu" ucap mama Sean membuat Emily terkejut mendengarnya.

ya iya kali dia pacaran sama beruang kutub. batin Emily

"bukan ma, dia sekretaris aku" sela Sean yang datang dari mengambil berkas

"Oh iya, Dara kemarin datang ke Indonesia, mama ada ketemu dia tadi di butik"

Sean terkejut dengan ucapan mamanya. Kenapa dia tidak kaget. Orang yang selama ini yang dia cintai harus pergi ke luar negeri untuk berkuliah disana dan mereka harus putus saat itu juga. Tapi setelah dia memutuskan untuk menikah dia tidak pernah mendengar kabarnya lagi.

"tumben dia balik ma, suaminya kemana? "

"Entah laa, mungkin lagi sibuk makanya dia pulang"

"oh"

"kamu belum bisa move on ya? ini ada Emily yang lebih cantik dari dara". ucap mama Sean bercanda kepada mereka berdua

Emily yang mendengar hal itu, dia tersedak yang sedang dia minum. Sean terkejut saat dia batuk batuk

"nih emak emak ngapain sih jodohin aku sama si bos, dikira aku gak mau apa? eh mau apa? " batin Emily tersenyum canggung yang ditatap Sean dengan pandangan tajam.

"Emily sudah punya pacar ma" jawab Sean dengan cepatnya

"sayang sekali padahal Sean baik, tampan lagi"

Sean yang mendengar itu langsung melotot menahan malu

"Apaan sih ma"

"Ah tante, Pak Sean juga udah punya pacar kok, masa mau sama Emily"

"yang benar kamu udah punya pacar Sean?"tanya mama Sean

Sean mengerang marah dengan apa yang diucap Emily

"ma aku pergi dulu ya sama Emily mau ke lokasi temuin klien ma" ucap Sean takut mamanya akan ngomong yang tidak disukai olehnya.

"jangan cepat cepat dong Sean? "

"nanti aku kesini lagi ma. aku sama Emily pergi dulu ya ma" Sean mengambil tangan mamanya dan menyalaminya, dan mana Sean mengagguk

"tante, Emily pergi dulu ya" ucap Emily sambil menyalami mama Sean

"Emily sering sering kesini ya"

"Iya tante"

gak akan lagi aku kesini. batin Emily

"benar ya Em, muka kamu sama Sean mirip loh"

Emily tersipu malu dan juga geli dengan apa yang dikatakan mama Sean

Sebuah mobil datang disaat mereka ingin pergi lalu menghentikan langkahnya

"Sean, mau kemana" keluar lah wanita itu dari mobilnya.

"pergi"

"hmm aku baru datang loh ini, masa kamu mau pergi lagi"

"aku sibuk Dar"

Sementara Emily sejak tadi hanya terdiam melihat mereka yang begitu akrab.

Emily merasa heran dengan Sean. apa mungkin ini mantannya yang dibilang gak bisa move on.

Ah sudah lah. lebih baik dia pergi dari pada melihat mereka. ini sangat lelah menunggu yang gak pasti.

"pak, saya duluan aja ya"

"tunggu Em"

"baik pak"

"Aku pergi dulu ya, sana sudah ditunggu sama mama" ucap kepada Dara

"oke la Sean"

"ayo Em, kita pergi"

Mereka pergi ke lokasi di dalam mobil mereka hanya diam, hening sekali. Dia merasa kesal karena Sean begitu bahagia saat bertemu dengan wanita itu. kenapa dia berpikir seperti itu. sadar lah Emily.

Mereka akhirnya bertemu dengan klien yang sudah menunggu, mereka berbicara kerjasama antar perusahaan mereka.

setelah mereka selesai bertemu klien. Mereka pergi dari sini dan berencana pulang.

kriuk kriuk kriuk

"Suara apa itu"

bunyi suara perut tiba tiba berbunyi. Sean tau pasti itu perut dari Emily, ternyata dia kelaparan.

"hehe, perut saya pak" kekeh Emily

"makan makanya kalau mau berangkat, menyusahkan saya aja" ucapnya

Sialan Sean. bagaiman ia bisa sarapan kalau dia harus stand bye di kantor sebelum bosnya ini. jika tidak tamatlah dia

"gimana saya mau sarapan pak, kalau bapak menyuruh saya buru buru kesini" ucapnya

"Masuk ke mobil"

"mau kemana pak? " tanya Emily bingung

"masuk aja Em, ngerocos aja dari tadi. Saya tau kamu lapar. Saya tidak mau kamu pingsan di sini merepotkan saya saja"

"Saya gak mau merepotkan bapak, saya bisa pulang sendiri"

"Em, jangan bantah saya" ucap Sean dingin

Ini yang tidak mau diinginkan Emily, Apapun perintahnya harus segera dituruti jika tidak habis lah dia

Dengan terpaksa Emily mengikuti bosnya itu


next chapter
Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C6
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen