App herunterladen
73.03% Thaumaturgy (INA) / Chapter 65: MEETING AN OLD FIEND

Kapitel 65: MEETING AN OLD FIEND

Suatu pintu pada gerbong atas terbuka. Sosok Alicia keluar dan melihat sekelilingnya. Lorong gerbong tampak sangat sepi. Dengan membawa Orb, Alicia kemudian mencari jalan untuk menemukan Grand Magus Haddock.

Waktu itu menunjukkan jam tiga. Hawa panas matahari siang mulai melemah ketika sinarnya masuk ke jendela gerbong. Alicia barusan ingat bahwa ia melewatkan makan siang. Dirinya hanya memakan berbagai macam cemilan dan kue yang di sediakan di pendingin, mengira pada jam dua belas akan ada undangan makan siang untuk para penumpang kereta. Dia sama sekali belum bertemu Haddock atau siapapun saat mereka meninggalkannya di kamar sendiri. Alicia sangat ingin sekali melaporkan apa yang ia pelajari dan berkonsultasi dengan Grand Magus.

Baru dua langkah ia menuju pintu, tiba-tiba perempuan berkacamata itu berpikiran lain. Terkadang ia mengendus rasa penasarannya di tempat yang kurang tepat. Berkatalah Alicia kepada Orb, "Bagaimana kalau kita jalan-jalan dulu sebentar? Aku ingin melihat isi gerbong-gerbong di belakang kita sebelum ke gerbong depan."

Orb mengiyakan ajakan temannya itu. Alicia segera berbalik arah dan membuka pintu ke gerbong belakang. Tiga gerbong pertama ia lalui tidaklah terlalu mencolok. Hanya beberapa pintu yang ternyata menuju kamar di lantai bawah, yang berarti kamar dengan ukuran lebih kecil dari gerbong kamar Alicia. Dia meneruskan langkahnya ke gerbong selanjutnya.

Gerbong keempat juga tak kalah membosankannya. Isinya adalah ruang peralatan kebersihan, dan beberapa petugas yang baru saja keluar untuk pembersihan rutin. Alicia tidak tahu menahu, hanya menyapa sambil melewati mereka.

"Tunggu, Nona Muda! Kau mau kemana?" tegur salah satu petugas kebersihan.

Alicia menoleh dan menyapanya lembut. "Selamat siang, Tuan Petugas. Aku hanya ingin berkeliling sekitar kereta."

"Kau bagian dari Magisterium? Aku tidak pernah melihatmu sebelumnya."

"Maaf Tuan, aku baru pertama kali di sini."

"Well, tur berkelilingmu sudah selesai, sekarang berbaliklah dan bermain di tempat lain!"

"T-tapi … gerbong itu belum kulihat," jari telunjuk Alicia terpancang ke pintu berkaca bulat yang memperlihatkan satu gerbong.

Petugas kebersihan itu tampak tak peduli dengan siapa dan apa status perempuan itu. Ia membalas jawaban sang gadis dengan nada naik satu oktaf, "Nona Muda! Kalau aku menyuruhmu untuk berbalik, bukankah itu sudah jelas kalau gerbong itu tidak boleh dimasuki sembarang orang? Memangnya kau punya ijin dari konduktor?"

Gerbong terlarang! Rasa penasaran sang perempuan remaja terpicu! Semangat berpetualang kembali membara! Apa yang disembunyikan oleh petugas kebersihan ini? Apa yang disembunyikan di dalam kereta ini? Apa ini juga melibatkan para penyihir Magisterium? Mulailah otak Alicia menyambung-nyambungkan dot-dot imajiner untuk membuat kesimpulan akan konspirasi yang imajiner pula.

"Nona! Hei, Nona!"

Orb mengirimkan sinyal kejut ke batang leher Alicia dari belakang ransel. Alicia terperanjat dan rohnya kembali ke dunia orang hidup.

"M-maaf, Tuan! A-aku akan kembali ke gerbongku." Setelah itu Alicia berjalan cepat menuju pintu. "Apa itu tadi?" bisik sang gadis kepada bola Arcane yang terjebak dalam tas kulit.

𝘒𝘶𝘬𝘪𝘳𝘢 𝘬𝘢𝘶 𝘬𝘰𝘳𝘴𝘭𝘦𝘵, 𝘕𝘰𝘯𝘢.

"N-Nona—apa? Jangan meniru gaya bicara orang itu …!"

Betapa sang gadis tak menyadari kelompok petugas tadi dapat mendengar sekilas bisikannya saat dia berjalan. Mereka tahu ada yang salah dengan gadis ini, namun agar tidak menyinggung siapapun, mereka hanya berbicara ke sesamanya saja. "Tipikal penyihir, sungguh kasihan. Ia harus mencari teman bicara sungguhan."

Alicia masih penasaran dengan gerbong tersebut. Dia merasa intipan kecil harusnya tidak menyakitkan. Perempuan tersebut lalu memutuskan untuk menunggu di balik pintu kamar sambil mengintai para petugas kebersihan tadi. Setelah mereka pergi ke gerbong selanjutnya, Alicia membuka pintu pelan-pelan kemudian melesat ke gerbong misteri tersebut.

Sang gadis telah sampai di balik gerbong terakhir itu. Rupanya memang ada stiker bertuliskan Dilarang Masuk Bagi yang Tak Berkepentingan di muka pintu. Tanpa menghiraukan pesan tersebut, sang gadis membuka pintu.

Sialnya, terkunci.

Mendengar panggilan batin Alicia, Orb menurut dan keluar di persembunyiannya. Namun sebelum membagikan kekuatannya, Orb berkata dulu kepada sang gadis, 𝘈𝘱𝘢 𝘬𝘢𝘶 𝘺𝘢𝘬𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘯𝘵𝘪𝘱 𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘶𝘳𝘶𝘴𝘢𝘯 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘪𝘥𝘦 𝘣𝘢𝘪𝘬?

Alicia menjawab, "Ayolah, Orb. Kita harus tahu apakah ada bahaya di kereta ini. Anggap saja kita sebagai inspeksi sihir hitam!"

𝘖𝘩, 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘱𝘢𝘯𝘥𝘢𝘪 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘪𝘭𝘢𝘵 𝘭𝘪𝘥𝘢𝘩, 𝘺𝘢?

"Aduh, Orb kau membuatku merasa buruk!"

𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘩𝘢𝘥𝘪𝘳𝘢𝘯 𝘴𝘪𝘩𝘪𝘳 𝘩𝘪𝘵𝘢𝘮 𝘥𝘪 𝘴𝘪𝘯𝘪. 𝘉𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘪𝘴𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘳𝘢𝘩𝘢𝘴𝘪𝘢 𝘯𝘦𝘨𝘢𝘳𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘰𝘭𝘦𝘩 𝘴𝘦𝘮𝘣𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘢𝘩𝘶? 𝘈𝘵𝘢𝘶 𝘤𝘶𝘮𝘢 𝘬𝘶𝘮𝘱𝘶𝘭𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘴𝘪𝘯 𝘬𝘦𝘳𝘦𝘵𝘢? 𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘥𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘪𝘩𝘪𝘳 𝘩𝘪𝘵𝘢𝘮 𝘥𝘪 𝘴𝘪𝘯𝘪.

"Jika tidak ada yang aneh, kita langsung keluar dan mengembalikan kuncinya seperti sedia kala. Aku tidak akan menyentuh barang yang tak seharusnya! Ayolah, kumohon?"

Orb mengijinkannya mengakses kekuatan Arcane. Alicia menggunakan kekuatan telekinesis untuk membuka kunci pintu, dan mereka masuk ke gerbong rahasia tersebut. Ruangan itu penuh dengan remang-remang hijau dari pelita kecil dan tidak memiliki ventilasi cahaya. Berbeda dengan yang lain, gerbong tersebut tidak disekat menjadi tingkat lantai. Di depan mereka berdua sudah disambut oleh tangga menuju lantai bawah. Suara mesin semakin kentara terdengar seraya Alicia menapaki tangga-tangga tersebut. Ia merasa kalau mereka sedang berada di ruang mesin, Tapi rasanya agak aneh jika ini adalah ruang mesin karena sudah sewajarnya ruang mesin berada di depan lokomotif. Namun dengan ruangan yang semakin gelap saat menjorok ke dalam, itu semua masih dalam asumsi belaka.

Kedua kakinya tidak berhenti berjalan sampai mereka sampai di ambang pintu lainnya—sebuah pintu lingkaran raksasa dari baja. Terdapat beberapa kombinasi kunci yang harus dipecahkan demi mengungkap isi di baliknya. Sudah dipastikan ada sesuatu yang besar di dalamnya karena tidak ada alasan bagi perancang kereta untuk memasang pintu brankas besi pada ruang mesin.

"Pintu besi yang besar," ucap gadis Crimsonmane, "Menurutmu ada ancaman sihir hitam di sini?"

Orb mengkonfirmasi kembali bahwa di balik ruangan tersebut tidak ada apa-apa—setidaknya yang terkait dengan partikel Protos.

Kombinasi kunci tersebut tersusun benar dan palka raksasa itu berputar sendirinya. Pintu brankas berhasil ditarik keluar. Ruangan baru ini punya lebih banyak cahaya walaupun suasana pengapnya masih kentara. Dinding-dindingnya penuh dengan pipa-pipa yang sepertinya berguna sebagai sirkulasi udara dan pengatur suhu. Tatapan Alicia terpancang pada sebuah ruangan kaca yang kelihatan seperti sebuah kurungan. Tidak perlu dipertanyakan alasannya kenapa, karena ada seseorang berada di dalamnya.

Tahanan berambut putih itu membalikkan badannya kebelakang sambil duduk meringkuk. Terdapat gumaman yang tak dimengerti oleh Alicia yang menandakan kalau penunggu penjara ini masih hidup. Tawanan tersebut tiba-tiba mengeluarkan suara.

"Lagi, lagi, lagi. Kuharap kau berhenti menjadi orang bebal dan bunuh saja aku. Tidak perlu menakutiku dengan metode pengumpulan intel paling baru, kau tahu itu tidak akan bekerja. Tidak akan pernah bekerja, Bung."

Betapa terkesiap Alicia mendengar suara yang akrab sampai-sampai ia mengeluarkan suara.

"Huh?" Pria tersebut merasa ada yang janggal dengan suara feminim itu. "Kau ingin menggodaku melalui wanita? Sial, kenapa kau tidak bilang—"

Dia menoleh. Dia mendapatkan hadiah yang lebih besar. Bagaikan berjumpa dengan kerabat lama yang hilang, pria tersebut menyeringai lebar.

"Well, well, well. Sudah kuduga takdir kita selalu terjalin bersama," ucap pria tersebut.

"A-Agosh Grendi! Apa yang kau lakukan di sini?" Alicia bersiaga membentuk posisi bertarung berasama Orb. Plasma putih di dalam Orb juga membengkak; berjaga-jaga jika Agosh Grendi hendak berbuat macam-macam.

Agosh yang awalnya sedang duduk menghadap tembok kemudian berdiri dan berbalik. "Sayangku, sayangku, sayangku, tenanglah," bujuknya. Agosh pun melentangkan kedua tangan. "Seperti yang kau lihat, aku tidak bersenjata. Aku hanyalah tahanan rendah hati yang sedang menunggu untuk pengadilan terakhir dan eksekusi mati di Kekaisaran Abadi."

Sang necromancer memang tampak tak berbahaya. Seluruh pakaiannya putih polos, tidak ada kantung, apalagi senjata yang disembunyikan padanya. Satu-satunya yang sama dari dirinya adalah topeng dengan visor merah berhidung mancung serta cengir meresahkannya dari telinga ke telinga. Ia terjebak di akuarium kaca dengan rune sihir di keempat sisi yang mencegahnya mengeluarkan sihir jika ia bisa. Alicia mendekatinya perlahan walaupun penuh keraguan. []


next chapter
Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C65
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen