App herunterladen
83.33% Tetanggaku Yang Seram / Chapter 65: Alice Ada di London

Kapitel 65: Alice Ada di London

Sepulang dari rumah Madam Anyelir, ternyata Felix sudah menunggu di depan rumah Bella. Dan pria itu tampak kesal melihat Bella yang mendatangi kediaman seorang Paranormal. Padahal sejak awal Felix sudah melarang Bella agar tidak menemui Paranormal itu. Baginya hal tersebut hanya kebodohan.

"Felix, kenapa kamu sudah ada di sini? Bukannya kamu bilang akan bertemu ibumu?" tanya Bella.

"Aku sudah selesai berbicara dengan ibuku. Lagi pula aku tadi sudah bilang kalau akan segera kembali menemuimu!" tegas Felix.

"Baiklah, ayo masuk!" ajak Bella.

Kemudian mereka duduk di sofa dan mengobrol, sementara Daniel menyusul Diana di dalam kamar.

"Bella, kenapa kamu mendatangi orang itu?" tukas Felix.

"Maksudnya, Madam Anyelir?" tanya Bella.

"Iya! Kenapa harus membuang waktu dan bertanya kepada orang yang sok tahu!" cerca Felix.

"Felix, dia bukan sok tahu. Tetapi memang tahu!"

"Ah ... sudahlah ... kedatanganku kemari karena aku ingin mengatakan kepadamu, jika temanku melihat Alice ada di London!" ujar Felix.

"Benarkah?!" Bella tampak antusias mendengarnya.

"Iya! Dia menempati rumah Sea."

"Lalu apa yang harus kita lakukan?" tabya Bella.

"Aku akan pergi ke sana, Bella!" jawab Felix.

"Kalau begitu, aku ikut, Felix!"

"Lalu bagaimana dengan Daniel, dan Diana?"

"Ah, itu dia! Tapi ... aku yakin bisa menitipkan mereka kepada tetanggaku. Lagi pula Daniel itu sudah cukup dewasa, dia bisa menjaga Diana!" jawab Bella.

"Yasudah, kita akan berangkat besok pagi, karena hari ini aku sedang ada sedikit urusan yang harus kuselesaikan. Aku akan menjemputmu besok, Bella,"

"Begitu, ya?"

"Iya!"

"Huft ... aku, harap Alice, baik-baik saja di sana. Ya ... setidaknya sampai kita sampai ke London," tukas Bella.

"Ya, aku pun juga berharap begitu, Bella,"

Sejenak Bella kembali teringat tentang Madam Anyelir yang juga akan membantunya.

'Mungkin ada baiknya, jika mengabari beliau tentang rencana kepergianku besok, siapa tahu dia akan memberiku wejangan,' batin Bella.

Tak berselang lama ponsel Felix berdering, ada seseorang yang memanggilnya. Ibunya Felix meminta agar pria itu segera pulang.

Lagi-lagi Felix tidak bisa berada di rumah Bella terlalu lama.

"Bel, maafkan aku ya! Aku tidak bisa berlama-lama!" ujar Felix.

"Baiklah, Felix. Tidak apa-apa, kau sudah datang dan peduli dengan kami saja aku sudah  bersyukur." Ujar Bella.

"Iya, Bella. Kalau begitu sampai bertemu besok, ya!"

"Iya!"

***

Malam harinya, Bella pun keluar dari dalam rumah secara diam-diam.

Daniel dan Diana sedang terlelap.

Perlahan dia menekan tombol pintu rumah Madam Anyelir.

Ceklek!

Pintu itu terbuka, dan dengan tatapan datar Madam Anyelir mempersilakan Bella untuk masuk.

"Masuklah!" ucap wanita paruh baya itu.

Kemudian Bella duduk dengan perasaan yang sangat was-was.

"Sudah, kamu itu tidak perlu takut. Di sini aman," ujar Madam Anyelir meyakinkan Bella.

Bella berusaha untuk tetap tenang, namun secara tidak sengaja Bella melihat sebuah boneka yang berada tepat di sampingnya.

Benda mati itu tiba-tiba menggerakkan kedua bola matanya, kemudian boneka cantik berambut hitam itu tersenyum. Sontak hal itu membuat Bella terkejut.

"ASTAGA!" teriaknya secara reflek.

Madam Anyelir menghela napas jengah.

"Oh, ya ampun," tukas wanita paruh baya itu.

"Maafkan saya, Madam. Tapi boneka itu ...." Bella menunjukkan kearah benda yang ia maksud.

Madam Anyelir meraih bonekanya.

"Ah, Anong, kamu itu memang suka iseng, ya!" Madam Anyelir memindahkan benda itu menjauh dari Bella. Kemudian dia duduk lagi.

"Yang tadi itu boneka yang aku adopsi dari Thailand. Terkadang dia memang tertarik dengan orang baru," jelas Madam Anyelir meski Bella tak memintanya. Bella semakin merinding mendengar penjelasan wanita itu.

"Jangan takut, Bella. Anong hanya ingin berkenalan saja, dia tidak akan—"

"Tapi—"

"Katakan saja tujuanmu kemari, tidak perlu memikirkan boneka tadi, aku sudah memindahkannya, 'kan?" ujar Madam Anyelir.

"Baiklah," Bella menghela napas panjang untuk menenangkan dirinya.

"Madam, saya ingin mengatakn suatu hal kepada, Anda," ujar Bella.

"Katakan saja," sahut Madam Anyelir.

"Madam, besok saya dan teman saya akan pergi ke London untuk menemui Alice," tugas Bella.

"Lalu?"

"Saya ingin meminta pendapat Anda, Madam?"

"Kalau begitu pergi saja. Namun kamu tetap harus berhati-hati, dan jangan lupa bawa benda ini!" Madam Anyelir memberikan Bella sebuah botol kecil berisi air yang sudah ia beri mantra.

"Ini apa?" tanya Bella.

"Itu air yang sudah kuberi mantra, kau bisa menggunakannya sebagai perlindungan jika Alice bertingkah agresif kepadamu," ujar Madam Anyelir.

"Terima kasih, Madam. Tapi apa boleh saya tahu, bagaimana perkembangan adik saya saat ini? Karena saya yakin, Madam,   bisa melihatnya lewat kemampuan Anda yang sangat menakjubkan ini," ucap Bella.

"Apa kau ingin  aku menemui Sea sekarang?"

"Iya. Tetapi, apa bisa?"

"Bisa! Dan apa kau sanggup menungguku di sini? Selama aku melakukan perjalanan gaib?" tanya Madam Anyelir.

"Saya sanggup, Madam!"

"Baguslah!"

Kemudian Madam  Anyelir mulai memejamkan mata dengan posisi layaknya orang yang sedang bermeditasi.

Untuk beberapa saat wanita yang itu tidak berbicara sama sekali.

Bella menunggu dengan perasaan takut.

Dalam ruangan itu hanya ada dia dan Madam Anyelir saja, belum lagi ditambah dengan para boneka arwah koleksi wanita itu yang menurut Bella sangat menyeramkan.

Akan tetapi Bella berusaha untuk tetep tenang, dia membuang rasa takut itu demi mengetahui kabar terbaru Alice saat ini.

Sekitar 30 menit telah berlalu, tiba-tiba Madam Anyelir membuka matanya dengan teriaknya kencang.

"AKH...!" Wanita itu terjengkang seraya memegang bagian dadanya. Deru napasnya begitu kencang, dan tersengal-sengal, seperti baru saja berlari di kejar sesuatu.

Bella tersentak mendengarnya.

"Madam, apa Anda baik-baik saja?" tanya Bella.

Madam Anyelir menatap Bella dengan sorot mata yang tajam.

"Cepat pergi!" bentaknya pada Bella.

"Hah?"

"Cepat!" sergah wanita paruh baya itu.

"Kenapa mengusirku?" Bella terlihat kebingungan.

"Aku tidak mau berurusan dengan kalian lagi! Aku masih ingin hidup!" pekik Madam Anyelir tanpa penjelasan yang rinci.

Bella tida tahu apa penyebab sikap Madam Anyelir yang tiba-tiba aneh ini. Padahal tadi biasa saja, bahkan wanita itu tampak bersemangat untuk membantunya. Namun sekarang ... dia seakan tak sudi membantu Bella lagi.

Bahkan terlihat sekali jika Madam Anyelir tengah ketakutan.

Akhirnya Bella pun meninggalkan rumah Madam Anyelir. Tanpa satau pun pertanyaan yang ia lontar pada Paranormal itu.

***

Dengan raut panik Bella memasuki rumah.

Ceklek!

"Ibu, dari mana?" tanya Daniel.

"Ibu ... baru saja pulang dari rumah tetangga sebelah!" jawab Bella dengan suara terbata-bata.

"Maksudnya, Madam Anyelir?"

"Iya, Daniel!"

"Lalu kenapa, Ibu, kelihatan ketakutan? Apa wanita itu telah berbuat jahat kepada, Ibu?"

Bella menjawabnya dengan gelengan kepala, memang Madam Anyelir tidak berbuat kasar kepadanya, akan tetapi dia juga tidak tahu cara menjelaskan semua kepada Daniel.

Yang jelas Bella juga sangat ketakutan, karena teringat ekspresi Madam Anyelir tadi.

To be continued


next chapter
Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C65
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen