App herunterladen
68% Tegarnya Si semata Wayang / Chapter 17: Bab 16 Pelarian kedua

Kapitel 17: Bab 16 Pelarian kedua

Semenjak masalah yang terjadi, ibunya mulai memasang sikap tidak senang padanya seperti dahulu kembali. Segala yang dia kerjakan lebih mendapat nilai negatif dan sedikitpun tak dihargai oleh ibunya. Perasaan dongkol, tidak nyaman, tidak dihargai dan sakit hati mulai muncul lagi dalam dirinya. Membuat dirinya mulai berpikir untuk pergi lagi ketempat yang lebih tenang.

"mungkin ini cara yang tepat untuk membuat mereka belajar lebih paham padaku", bathinnya

Setelah pertemuannya dengan bu sukma beberapa waktu lalu, dia tidak pernah lagi masuk sekolah. Dia hanya keluar dari rumah lalu menuju rumah erni dan begitu seterusnya. Janji bertemu dengan adipun dirumah erni. Sekarang tempat ternyaman yang dia rasa hanya berada di tempat itu. Bila jam pulang sekolah tiba, diapun akan pulang tepat waktu. Bekerja membersihkan rumahnya lalu masuk kembali menuju kamarnya. Semangatnya seakan telah hilang, jiwanya terasa tak berada di dalam rumahnya. Bathinnya selalu memaksanya pergi jauh dari rumah itu. Hanya saja raganya yang memaksa untuk bertahan.

Pagi ini, dia mendatangi rumah erni lalu masuk ke ruang tengah erni. Keadaan rumah erni selalu terlihat ramai karena erni menjadikan rumahnya seperti tempat berkumpul buat teman-teman yang bersekolah di kota tersebut tapi tak memiliki rumah atau sanak keluarga. Makanya rumahnya sangat bebas buat orang-orang keluar masuk, apalagi orang tua erni tidak tinggal bersamanya karena orang tua erni berada di desa dan erni dibelikan rumah di kota tersebut untuk dia tempati tinggal selama bersekolah di kota tersebut.

Dyah melanjutkan tidurnya tepat diruang tengah, keadaan rumah erni dipagi ini masih sangat sunyi karena semua anak-anak masih tidur. Maka diapun melanjutkan tidurnya yang terlalu cepat bangun. Dan tak terasa beberapa jam berlalu, adi datang ke rumah erni. Lalu melihatnya tertidur pulas di ruang tengah, adi hanya melihat dia tertidur karena tidak enak membangunkan. "pasti dia terlalu capek, makanya dia tidur. Padahal kalo datang kesini, dia orang yang paling jarang untuk tidur. Kasihan kamu", ucap adi dalam hati.

Keadaan rumah erni sudah mulai riuh karena seisi rumah erni sudah bangun satu persatu.

"eh kamu adi, kapan datang?", tanya erni

"lumayan lama sih", jawab adi

"sori yah kita semua ketiduran, habis begadang semalam soalnya, heheheh. Kamu sama siapa?, Dyah datang tidak?", tanya erni terus

"sendiri, tuh Dyah diruang tengah lagi tidur. Waktu saya datang, dia sudah ada aja disitu. Nyenyak banget lagi tidurnya, kasihan mau diganggu. Soalnya jarang-jarang loh dia tidur seperti itu kalo bukan capek sekali", ujar adi

"astaga, ternyata dyah ada toh di sini. Berarti saya terlalu nyenyak sekali yah sampe-sampe tidak mendengar dia datang, heheheh", ucap erni sambil menggaruk-garuk kepala

Keseluruhan anak-anak yang tinggal dan menumpang dirumah erni adalah anak kuliahan, jadi tidak ada aktifitas pagi yang akan mereka lakukan selain tidur dipagi hari. Aktifitas mulai berlangsung pada pukul 11.00 keatas ketika mereka telah bangun. Semua kegiatan didalam rumah erni mulai dari bersih-bersih rumah, memasak, mencuci piring, dan mencuci pakaian dikerjakan oleh anak-anak yang tinggal dirumah erni, jadi erni tinggal santai-santai saja menikmati hasil kerjaan mereka.

Jam setengah dua belas, akhirnya dia bangun juga. Benar-benar pencapaian tidur terlama yang dia rasakan.

Lalu dia bangun dan menemui adi dan mulai bercakap-cakap tentang rencananya untuk pergi lagi dari rumah orang tuanya.

"ayo kita pergi sama-sama lagi, naik motor kamu. tapi kita mau kemana?, tidak mungkin kan mau ke tempat ibu siapa sih namanya itu", tanya adi

"tidak kemana-mana kok. Hanya di kota ini saja, tapi akan berpindah-pindah dari rumah yang satu ke rumah yang lain", ujarnya

"memang kenapa lagi dengan orang tua kamu?, apa mereka tetap seperti itu sama kamu?", tanya adi kembali

"tidak ada yang berubah, tetap begitu. Tetap saya yang salah atas apa yang terjadi, semuanya salah saya. Memangnya kamu tidak seperti itu sekarang dirumah?", ungkapnya kembali

"seperti itu, hanya saja saya terkendala di motor. Jadi mau pergipun tidak bisa, kapan rencana kamu mau pergi?", tanya adi

"sekarang, itu bajuku sudah ada didalam tas bersama buku-buku pelajaranku, saya akan berangkat dari rumah yang saya tempati menuju kesekolah", terangnya

"jadi kamu tidak pulang kerumah lagi?", tanya adi kembali.

"iya, tentu saja". jawabnya

Dia menuju ke kamar erni untuk berbicara.

"er, boleh tidak beberapa harian ini saya numpang tinggal dirumah kamu?. Males pulang nih", ujarnya

"malas pulang atau mau kabur lagi yah kamu, hahahaha", ucap erni menggoda

"hmmm, tau sendiri kan", jawabnya

"iya sayang iya. boleh kok, apa sih yang enggak buat kamu. biar kamu disini seterusnya juga saya gag masalah. Tinggal aja semaumu, asal jangan jual rumahku aja sih. hahaha", erni memberi izin sambil meledeknya

"ish, apaan sih. Gak mungkin lah mau dijual, hehhe.. betewe thank u yah sist udah mau nolongin", ucapnya

"gag usah bilang makasih kaleee, kan kamu udah aku anggap keluarga sendiri. masa ada keluarga susah, kita gag mau bantuin sih", jelas erni

Dyah tersenyum lalu beranjak keluar dari kamar erni lalu menuju tempat adi duduk.

"saya sudah minta izin sama erni untuk tinggal selama beberapa hari di sini, dan dia mengizinkan", terangnya pada adi

"syukurlah kalau begitu. Berarti saya juga akan disini selama kamu disini", ucap adi

"hei, asik banget ngobrolnya. Pada ngomongin apa?, ayok masuk makan dulu yok, udah jam makan siang nih. laper tau, entar aja gosipnya disambung, hihihi", ucap erni memecah suasana

Mereka lalu beranjak menuju meja makan yang sudah tertata rapi menu diatasnya.

"silahkan dimakan, maaf yah say ala kadarnya. heheh", ucap erni sambil menggaruk kepalanya (kebiasaan, heheheh)

"mana ala kadarnya, perasaan semua menu lengkap deh diatas meja ini. Ikan, tempe, tahu, ayam, abon, sayur, buah. Mewah banget say, bukan ala kadarnya", ucapnya

"ah biasa aja sayang, jangan memuji donk, hehehee", ucap erni dengan kebiasaan menggaruk-garuk kepalanya

"kamu makan yang banyak yah, supaya kuat nahan beban hidupmu dan supaya kuat kabur-kaburan dari orang tuamu, hahaha", ledek erni

Satu ruangan pun semuanya tertawa mendengar gurauan erni pada dyah. Dyah hanya bisa tersenyum kikuk karena dia berpikir memang kenyataannya seperti itu sih. Mau marah tapi benar juga, jadi diselow-in aja deh buat tambah imun.

"jangan di ambil hati yah say, kita semua pada becanda doank kok gag bermaksud mau menyinggung perasaan kamu", terang erni mencoba menjelaskan takut dia tersinggung

"aihh sayang, santai aja kalee. Gag tersinggung kok aku, lah emang kenyataan juga kan yang berbicara,, woles aja shayyy.. hehehe", terangnya agar erni pun tidak merasa serba salah

"lanjut yok makannya, habisin yah. Kasian menunya kalo gag dihabisin, nanti nangis", ujar adi memecah suasana.


next chapter
Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C17
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen