"Lalu setelah itu, bagaimana lagi?" tanyaku.
Dia nampak kebingungan, "aku tak ingat."
"Hm, ya sudah." ujarku. "aku..., pergi dulu, ya."
"Eh, mau kemana?" tanya Hamzah, "lebih baik di sini dulu saja. Aku ingin bertanya lagi padamu."
Aku memundurkan langkah, "mau bertanya apa?"
"Ini," dia menunjuk bunga edelweis, "kamu diberi ini oleh siapa?"
Aku mengambil kursi kemudian duduk di depannya. "Itu dari temanku, namanya Alif."
"Alif?" dia nampak berpikir, "oh..., Alif yang kamu katakan tadi padaku ya?"
Aku tersenyum. "Iya, apa kamu mengenalnya?"
"Tidak. Tapi..., namanya tak asing kudengar. Memangnya dia siapa?"
"Temanku. Dia itu baik sekali. Barang-barang yang dia berikan kepadaku itu, memang semuanya bagus. Tapi..., aku tak pernah meminta pada Alif untuk memberiku barang-barang seperti itu, semuanya memang pure dari keinginannya."
"Wah..., sepertinya dia baik ya. Lalu bagaimana sikapnya kepadamu? Apa baik juga?"
Terima kasih atas cinta dan kesetiaan yang telah teman-teman beri untuk ikut menjalani romansa kehidupan Alif, Reine dan Hamzah ini. Terima kasih pula bagi teman yang telah memberi penghargaan lebih kepada saya melalui cerita ini. Semoga teman-teman semua selalu dalam lindungan dan kasih sayang Allah SWT.