App herunterladen

Kapitel 14: 14

Sania merasa canggung dengan hal seperti ini, bagaimana tidak Reno mendekatkan badannya ke dirinya.

"Bu.. bukan gitu maksud aku mas, aku gak mau kamu salah paham aja" jelas Sania

"Kalau kamu tidak mau aku salah paham lebih baik kamu jauhin dia, karena kamu hanya milik aku seutuhnya senorita" ucap Reno lalu pergi begitu saja

Sania tersenyum - senyum melihat Reno posesif terhadapnya. Bukannya dia takut malah justru dia senang.

"Artinya kalau dia marah berari artinya cemburu? iya pasti dia cemburu" gumamnya

Reno dan Sania bersiap - siap untuk pulang kerumah. Padahal nenek dan kakeknya nenyuruhnya untuk tidur disini tetapi Reno tidak mau.

"Kamu tidur aja disini" ucap Kakek Suroso

"Gak usah lah kek, Reno gak bawa baju ganti begitu juga dengan Sania" jelas Sania

"Eh bukannya baju kalian banyak disini, memangnya kalian bawa semua kesana?" tanya kakek.

"Kek, Reno mau pulang aja, soalnya ada orang yang harus bayar hutang" ucapnya sambil melirik kearah Sania

Sania kebingungan kenapa Reno meliriknya. "Ah gak ada yang hutang ke, Reno suka ada - ada aja"

Suroso tersenyum saja, dia tau apa maksud dari perkataan cucunya. Sedangkan Mirna masih bingung apa maksudnya dan siapa yang hutang.

"Kalau gitu Sania pamit ke, Assalamualaikum" salam Sania begitu pula dengan Reno menyalami kakek dan neneknya.

Sesampainya dirumah Sania ingin masuk kekamarnya tetapi tertahan dengan panggilan suaminya

"Kenapa mas?" tanya Sania

Reno mendekatkan wajahnya ke Sania sangat dekat, Sania yang kaget tidak bisa berbuat apa - apa.

"Kamu mau ngapain?" tanyanya

"Aku mau kamu bayar hutang sekarang!"

"Hutang?"

"Iyah hutang Sania"

"Oke, kayak gini, aku hanya ada uang dua ratus ribu sisanya akan aku bayar nanti" ucapnya

Reno menaikan satu alisnya. "Bukan itu maksud aku Sania"

"Terus?" bingung Sania

"Aku ingin pelukan, pelukan yang spesial" ucap Reno yang ingin mencium Sania, lalu Sania tanpa sengaja membuka pintu kamarnya dan segera masuk dengan cepat.

"Maaf mas, kalau itu Sania belum siap" teriaknya dari dalam kamar.

Memang Sania dan Reno tidur terpisah karena Sania yang tidak biasa tidur dengan pria waaupun itu suaminya sendiri.

****************

Didalam perjalanan Farhan senyum - senyum sedari tadi, dia masih terpikir dengan pertemuannya dengan Sania wanita yang ia cintai.

Flasback satu jam yang lalu

Akhirnya Farhan mengantar nenek dan Sania pulang kerumah. Padahal Sania sudah menolaknya tetapi Farhan memaksanya dan nenekpun menyetujuinya akhirnya mau tidak mau harus pulang bersama Farhan

Sesampainya di rumah Mirna, mereka duduk dan mengobrol bersama tidak dengan Sania, raut wajah Sania muram dia tidak suka dengan kehadiran Farhan disini.

"Jadi Farhan temannya Sania waktu dikampung?" tanya nenek

"Iya nek, kami berdua berteman, dan baru ketemu lagi sekarang" ucap Farhan

"Kamu gak penah bilang ada teman cowok" ucap nenek ke Sania"

Sania hanya tersenyimum saja.

"Sania, kamu kenal dengan Reno dimana?" tanya Farhan

"Iya San, kamu kenal dimana dulu" lanjut Nenek

"Nek bukannya Reno sudah cerita semuanya ke nenek kami bertemu dimana"

"Tapi belum tau detainya"

Ting ting ting

Suara ponsel nenek Mirna berbunyi

"Kalian lanjutin aja ngobrolnya nenek mau angkat telpon dulu" ucapnya lalu pergi meninggalkan mereka

Raut wajah Sania semakin masam setelah nenek meninggalkannya.

"Sania kamu kenapa seperti ini cuek sama aku?" tanyanya

"Untuk apa lagi, kita gak ada hubungan apa - apa lagi, tiba - tiba saja sudah menikah dengan orang lain" ucap Sania

"Aku minta maaf Sania"

"Gak ada yang harus minta maaf Han, lupakan masa lalu kita, aku dan kamu selesai sejak setahun yang lalu, sekarang urus aja hidup masing - masing" Jelas Sania pergi meninggalkan Farhan disana, dia sudah jenih dengan Farhan

Flasback Off

Didalam kamar Farhan bersandar di ranjangnya dan sesekali melihat istrinya tertidur dengan pulasnya. Dia masi saja memikirkan Sania, fikirannya tidak bisa lupa dengan wajahnya yang terus membayanginya.

"Aku akan menebus kesalahan yang telah aku perbuat dimasa lalu, dan akan aku dapatksn hatinya kembali. Kelak kita akan bahagia selamanya Sania aku dan Dewi" batinnya

Ting

Ponsel Farhan berbunyi bertanda ada pesan yang masuk. Farhan membuka pesannya dan ternyata itu dari Farah

"Han, aku harap kamu bisa kembali bersama Sania, Sania sudah menunggumu terlalu lama"

Farhan tidak membalasnya lalu menaruh ponselnya kembali, lebih baik dia tidur karena hari sudah semakin malam.

****************

Sania masih belum juga tidur, karena suara hujan dan petir sangat kencang. Dia menghap kekiri lalu kekanan mencoba memejamkan mata tetapi tidak bisa. Sania tiba - tiba teringat ucapan Reno.

"Aku ingin pelukan, pelukan yang istimewa" gumamnya.

Dia merasakan ingin sekali bisa dipeluk oleh suaminya itu, tetapi ia takut untuk memulainya. Petir dan hujan semakin kuat Sania benar - benar tidak bisa tidur. Akhirnya Sania memutuskan untuk pergi kekamar Reno.

"Mas...Mas" panggil Sania

Sayup - sayup terdengar suara wanita memanggil dirinya, ia membukakan mata lalu melihat ternyata Sania berada di depan pintu kamarnya.

"Kamu kenapa sayang, belum tidur?" tanya Reno

"A..aku gak bisa tidur, suara petirnya membuat aku takut mas, jadi aki boleh tidur disini?" tanya Sania Ragu

Reno menyerngitkan dahinya "Kamu mau tidur disini?" tanya Reno sekali lagi

Sania mengangguk

"Ok, tapi ada syaratnya"

"Apa?"

"Kamu harus bayar hutang yang aku sebutkan tadi"

Akhirnya Sania menuruti kemauan istrinya dan terjadilah malam yang sangat indah bagi mereka berdua.

Keesokan paginya Sania bangun kesiangan, dia mencoba meraba - raba kasur tetapi tidak ada Reno disana, dia membuka matanya dan benar Reno ternyata sudah tidak ada disini.

Tetapi ada surat tepat disebelahnya, Sania lalu membuka dan membacanya

"Selamat pagi sayang, hari ini aku pergi latihan. Kalau kamu bosan di rumah kamu ketempat nenek aja. Btw makasih untuk malam yang indah. Love suamimu"

Sania tersenyum membaca surat itu sunggih romantis baginya, dia baru merasakan cinta itu datang kembali setelah dia dan Farhan selesai menjalin hubungan.

****************

Reno sedang berlatih untuk pertandingannya sebentar lagi yang diadakan di Bali. Dia yakin akan memenangkan pertandingan ini.

Selesai latihan Reno pergi meninggalkan tempat itu, belum juga Reno berjalan dia sudah di hentikan oleh kedatangan Tara

"My baby" panggil Tara

"Dari mana kamu tau aku disini?" tanyanya

"Aku pasti tau kamu dimana, karena kitakan soulmate"

"Soulmate? mimpi kamu"

"Kok gitu sih kamu, coba aja kamu nikahnya sama aku, kamu pasti ada yang temenin kemanapun kamu pergi gak seperti istrimu itu" ucap Tara

"Aku, nikah sama kamu?"

"Iyah baby"

"Hanya di mimpimu saja Tara jangan harap itu tidak akan pernah terjadi"

Reno pergi meninggalkan Tara begitu saja.


next chapter
Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C14
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen