Usai pemakaman, Bara dan Cecil kembali ke rumah. Di rumah ada Syabil yang memang tidak ikut ke TPU karena harus menjaga dua anaknya. Lagipula menantu Cecil itu juga tengah hamil dan lebih baik istirahat di rumah.
Semua mata anak-anak Bara sembab karena menangisi kepergian sang Oma. Bahkan yang paling parah adalah Deana. Bagaimanapun, Deana yang sangat dekat dengan Kinan. Bahkan memori sejak gadis itu masih bocah kembali berputar di otaknya. Saat bagaimana Kinan memanggilnya tuyul kecil. Saat bagaimana Deana suka sekali mengikuti Kinan kemanapun wanita itu pergi ketimbang mengikuti Cecil.
"Oma..." Bisik Deana pelan. Air matanya masih menetes sesekali.
Pino yang duduk di sampingnya mengelus lengan gadis itu dengan lembut. Satu tangan Pino melingkar di belakang tubuh Deana untuk memeluk tunangannya.
"Oma udah tenang di sana, Sayang. Yang perlu kita lakukan adalah selalu mendoakan Oma di setiap sujud."