"Bagaimana?" Lucifer menatap dengan senyuman ringan saat Yena kembali.
Ekspresi di wajah perempuan itu begitu rumit. Ia langsung berhambur ke pangkuan Lucifer. Memeluknya dan mulai menangis.
"Jangan sedih." Lucifer mengelus punggungnya.
"Aku tidak percaya. Aku tidak percaya. Bagaimana bisa … itu tidak mungkin." Yena bergumam-gumam dengan suara bergetar.
"Meski sulit di percaya, tapi itulah kebenarannya." Lucifer turut bersedih untuknya.
"Tapi dia sangat baik selama ini padaku. Untuk apa dia melakukan ini? Apakah dia juga berpura-pura berteman denganku sama seperti Hwa Joon?" Yena bagaimanapun, tidak bisa percaya. Hwa Joon mengkhianatinya, tetapi waktu yang mereka habiskan sebagai teman cukup singkat. Sedangkah Ansel …, Yena bahkan tidak akan merasa hidupnya sempurna jika tidak ada pria itu. Lebih dari teman, dia adalah keluarganya.
Lucifer diam sesaat. Kemudian berkata, "Tidak ada yang bilang kalau dia hanya berpura-pura menjadi temanmu."