App herunterladen
0.54% Suamiku pilihan ayah / Chapter 1: 1. Awal
Suamiku pilihan ayah Suamiku pilihan ayah original

Suamiku pilihan ayah

Autor: nurul_anggi

© WebNovel

Kapitel 1: 1. Awal

Di pagi hari minggu yg cerah, terlihat seorang gadis yg sedang melihat pemandangan dari atas balkon kamar nya, ia adalah Jihan Amanda Fernandez anak semata wayang dari wisnu Fernandez dan kamelia putri, ibunya telah lama meninggal dunia sejak jihan berusia 15 tahun karena mengidap penyakit kangker getah bening.

Jihan sekarang ini telah menginjak usia 25 tahun, ia begitu mempunyai paras yg cantik, dengan kecantikan yang dimilikinya jihan banyak di sukai oleh kaum Adam termasuk teman lelaki jihan sendiri sangat menyukai jihan.

Tetapi Jihan hanya suka sebatas teman saja tidak lebih, namun akhir- akhir ini jihan lebih suka menghindar dan menjauh dari teman lelakinya itu karena ada satu alasan yg membuat jihan tidak ingin berteman lagi dengan teman lelakinya tersebut.

Ayah Jihan, Wisnu Fernandez pemilik dari perusahaan company fernandez group beliau mengelola perusaahan dari nol hingga sampai sekarang berkembang pesat.

Karena Wisnu yg sering ke luar masuk rumah sakit akibat penyakit jantungnya, perusahaan nya pun diambil alih oleh jihan anak semata wayangnya, awalnya jihan menolak mengelola perusahaan ayahnya, menurut nya ia belum siap untuk mengelola perusahaan tersebut apalagi ia mendapatkan gelar secara langsung oleh sang ayah sebagai seorang CEO menggantikan posisi wisnu, dimana membuat jihan semangkin tidak ingin mengelola perusahaan tersebut.

Dengan nasehat dari sang ayah berulangkali, jihan akhirnya menerima dan mau mengelola perusahaan company fernandez group milik sang ayah.

Jihan dibantu oleh asisten ayahnya yang bernama alex, untuk mengelola perusahaan. tapi saat ini alex pergi mengurus anak cabang perusahaan company fernandez group di kota Surabaya, alex sudah lama ikut bekerja dengan wisnu, jadi ia tau seluk beluk tentang perusahaan Company Fernandez Group.

****

Jihan yg kini sedang melihat pemandangan dari atas balkon kamarnya di kejutkan dengan suara bunyi ponsel nya, segera jihan jalan mengambil ponselnya yg berada ditempat tidur, jihan melihat nama si pemanggil dilayar ponselnya tertera Ibrahim Yudistira.

Jihan sebenarnya enggan dan malas untuk menjawab panggilan telepon dari Ibrahim, tetapi kalau tidak dijawab pasti ibrahim akan menelpon jihan berulang kali itulah sebabnya jihan menerima telpon dari Ibrahim.

"Halo, assalamualaikum him?"ucap Jihan malas.

"Waalaikum salam han." jawab Ibrahim

disebrang telepon.

"Ada apa?" tanya Jihan tanpa basa basi.

"Han, nanti malam kamu ada acara?" tanya

Ibrahim to the poin.

"Ada." Jawab Jihan singkat.

"Benar, kamu gak bohongkan?" tanya Ibrahim tak percaya.

"Ngapain juga aku bohong." Jawab Jihan kesal dengan perkataan Ibrahim.

"Baiklah, aku tau kok kamu gak bohong

han, aku cuman becanda doang kok sama

kamu han." ucap Ibrahim.

"Hem." Jawab Jihan singkat.

"Kapan kamu ada waktu han?" tanya ibrahim.

"Aku lagi gak ada waktu untuk saat- saat ini."

Jawab jihan.

"Kenapa...?kamu sibuk banget han?" tanya ibrahim.

"Iya." ucap jihan singkat.

"Oh... Nanti kalau kamu ada waktu kabarin aku

ya han, aku mau ngajak kamu pergi." ucap ibrahim.

"Iya." ucap jihan malas.

"Ya sudah kalau gitu, aku tutup dulu ya han

telepon nya, soalnya aku ada urusan lagi, assalamualaikum." ucap ibrahim.

"Iya, Waalaikum salam."ucap jihan singkat.

Setelah telpon berakhir, jihan mendengus kesal lalu beranjak pergi dari kamarnya menuju kamar wisnu yang berada di lantai bawah.

Sesampainya didepan kamar wisnu jihan mengetuk pintu kamar wisnu yang terlihat dikunci dari dalam.

Tok...tok...tok.

"Ayah?" panggil Jihan di depan pintu kamar Wisnu.

"Iya sayang sebentar ya, ayah akan buka pintunya." jawab Wisnu dari dalam kamar.

"Iya ayah." ucap Jihan yang berada di luar.

Ceklekkk...

"Ayah, apa ayah baik- baik saja?" tanya Jihan

melihat wisnu.

"Alhamdulilah, ayah baik- baik saja sayang." Jawab wisnu jalan menuju tempat tidurnya.

"Ayah tidak ada merasakan sakit kan di jantung ayah?" tanya Jihan mengikuti langkah wisnu.

"Tidak sayang, ayah tidak ada merasakan

sakit di jantung ayah." Jawab wisnu duduk

ditempat tidurnya.

"Syukurlah ayah, kalau ayah tidak merasakan

sakit di jantung ayah lagi jihan merasa lega, Ayah udah minum obatnya?" tanya Jihan penasaran.

"Sudah sayang, setelah sarapan ayah minum

obatnya langsung." ucap Wisnu melihat Jihan.

Jihan diam tak menjawab perkataan wisnu, ia hanya melihat wajah wisnu dengan serius.

"Jihan, ada apa sayang kok melihat ayah

seperti itu?" tanya wisnu heran melihat Jihan.

"Jihan hanya ingin melihat wajah ayah saja."

ucap Jihan.

"Oh, sayang kamu melihat wajah ayah karena wajah ayah sudah keriput kan?" Tanya Wisnu dengan sedikit bercanda.

"Hehehe...Tidak ayah, wajah ayah tidak ada keriput sama sekali kok, malah jihan lihat wajah ayah terlihat masih muda." ucap Jihan dengan cengengesan.

"Jihan sayang, kalau pun wajah ayah sudah keriput berarti itu tandanya ayah sudah tua kan? dan itu artinya ayah sudah waktunya mempunyai cucu sayang." ucap Wisnu melihat Jihan.

Jihan hanya diam saat perkataan wisnu, tak berapa lama Jihan kembali bicara dengan Wisnu

"Ayah istirahat lah, ayah harus banyak istirahat

supaya ayah tidak sakit lagi." ucap Jihan mengalihkan pertanyaan Wisnu.

"Iya sayang, baiklah." ucap Wisnu.

"Ayah, Jihan tinggal ke kamar dulu ya." ucap

Jihan beranjak dari duduknya.

"Iya sayang." ucap Wisnu melihat Jihan.

Sesampainya dikamar nya, jihan menduduki kursi kerjanya yang berada di dalam kamar nya, setelah selesai dengan pekerjaan kantornya jihan beranjak pergi dari duduknya menuju ke tempat tidurnya, jihan mebantingkan pelan tubuhnya di tempat tidur dengan matanya menatap langit - langit kamarnya dengan memikirkan perkataan wisnu, tak berapa jihan menatap langit- langit kamarnya ia pun terlihat terlelap dengan tidurnya karena kelelahan.

****

Keesokan harinya di perusahaan company fernandez group, jihan terlihat sibuk menandatangi berkas-berkas penting untuk perusahaanya.

Saat jihan tengah serius dengan berkas- berkasnya, jihan dikejutkan dengan suara pintu ruangannya terbuka, seketika Jihan beralih menatap berkasnya.

"Permisi buk, boleh saya masuk buk?" Tanya

Amel sekretaris Jihan.

"Silahkan amel." Jawab Jihan melihat amel.

"Buk, satu jam lagi kita akan meeting bersama

perusahaan Malik Surya Grup?" ucap Amel.

"Baiklah amel, segera persiapkan meeting kita

untuk perusahaan Malik Surya Grup."ucap

Jihan serius.

"Baik buk, kalau gitu saya permisi dulu

buk." ucap Amel.

"Iya amel, silahkan."Jawab Jihan.

Amel berlalu pergi dari ruangan jihan menuju ruangannya kembali, sedangkan jihan kembali melihat dan menandatangani berkas- berkasnya penting perusahaan.

Kini sudah waktunya jihan meeting bersama perusahaan Malik Surya Grup, yg diadakan di ruang meeting perusahaan company fernandez group.

Terlihat di ruang meeting sudah berkumpul beberapa staf karyawan dari perusahaan Malik Surya Grup dan Company Fernandez Group yang sedang menunggu kedatangan jihan kedalam ruang meeting.

Tak berapa lama jihan masuk kedalam ruang meeting bersama sekretaris nya Amel yang mengikuti Jihan dari belakang.

"Selamat siang semua?" ucap Jihan senyum.

"Siang." ucap para staf bersamaan .

"Maaf menunggu lama?" ucap Jihan.

"Iya nona, tidak apa - apa."ucap andi perwakilan perusahaan malik surya group.

"Baiklah, mari kita mulai meeting nya." ucap Jihan

Meeting di mulai dengan Jihan masih memikirkan keadaan wisnu.

Flashback

Jihan ingin berajak dari kursi kebesarannya menuju ruang meeting tapi tiba- tiba ponselnya bergetar dimeja kerjanya, jihan melihat nama si pemanggil dilayar ponselnya ibu asih, asih adalah asisten rumah Jihan yang sudah lama bekerja di kediaman rumah Wisnu, sekaligus merawat jihan sejak kepergian sang ibu, Jihan menganggap asih sebagai ibunya sendiri.

Jihan langsung menjawab telepon dari asih.

"Halo, assalamualaikum ibu asih?" ucap Jihan.

"Waalaikum salam jihan."ucap asih

disebrang telpon.

"Ada apa ibu asih telpon jihan?" tanya Jihan

penasaran.

"Pak wisnu, Jihan." ucap Asih ragu.

"Ayah...ayah kenapa ibu asih?" tanya Jihan khawatir .

"Pak wisnu, berada dirumah sakit Jihan

sekarang ini kondisinya kritis." ucap Asih.

"Apa..?ayah kritis?" tanya Jihan terkejut.

Jihan diam sejenak setelah mendengar perkataan asih.

"Jihan?" panggil Asih disebrang telpon.

"Iya ibu asih." ucap Jihan.

"Jihan, tidak apa- apakan?" tanya Asih

khawatir.

"Tidak ibu asih, jihan tidak apa- apa."ucap

Jihan meyakinkan ada Asih.

"Oh, syukurlah kalau jihan tidak

apa - apa." ucap Asih menghela nafas.

"Iya, Ibu asih nanti jihan akan datang ke

rumah sakit setelah meeting jihan selesai,

jihan titip ayah sama ibu asih dulu ya?" ucap

Jihan.

"Iya jihan, ibu akan menjaga pak Wisnu." ucap Asih.

"Terima kasih ibu asih sudah menjaga ayah, kalau ada masalah tentang keadaan ayah langsung hubungi jihan saja ya ibu asih?" ucap Jihan.

"Iya Jihan." jawab Asih.

"Baiklah ibu asih, kalau gitu jihan tutup dulu ya

telpon nya, assalamualaikum." ucap Jihan.

"Iya jihan, waalaikum salam." Jawab Asih.

Flashback of

Diruang meeting terlihat jihan tengah

fokus menatap layar monitor didepannya, jihan mendengarkan penjelasan dari perusahaan malik surya grup yg ingin bekerja sama dengan company fernandez group.

Jihan mendengarkan secara detail yang dijelaskan oleh salah satu perwakilan malik surya grup, walau pikiran jihan masih memikirkan wisnu tapi ia tetap fokus dan profesional dalam bekerja demi kemajuan perusahaan company fernandez group.

Hampir 2 jam meeting, akhirnya meeting selesai juga dengan diakhiri penandatangan kontrak kerja sama dari kedua perusahaan.

para staf telah keluar dari ruang meeting tinggal Jihan, Amel sekretaris jihan, dan andi perwakilan perusahaan Malik Surya Grup.

Sebelum pergi dari ruang meeting Andi menghampiri Jihan.

"Nona Jihan?"panggil Andi.

"Iya pak andi."ucap jihan melihat Andi.

"Saya selaku perwakilan dari perusahaan malik surya grup, mengucapkan terima kasih kepada nona telah menerima kerja sama ini.

"Iya pak andi, saya juga mau berterima kasih kepada perusahaan Malik Surya Group, yg telah bersedia bekerja sama dengan perusahaan saya sampaikan terima kasih saya kepada CEO Malik surya Grup." ucap Jihan.

"Baiklah nona, saya akan sampaikan pesan nona kepada CEO saya, sekali lagi saya mengucapkan terima kasih kepada nona." ucap Andi.

"Iya pak Andi."ucap Jihan.

"Nona, kalau gitu saya pamit mau kembali ke perusahaan?"ucap Andi.

"Iya pak andi, silahkan."ucap jihan senyum.

Andi berlalu pergi meninggalkan jihan yg masih berada di ruang meeting, andi pergi menuju mobilnya yg berada di parkiran perusahaan company fernandez group.


next chapter
Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C1
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen