Gu Xi tidak ingin menjelaskan keputusannya pada Pei Qian. Dia hanya mengangguk.
Pei Qian mengambil kontrak mereka dan berkata, "Nanti aku tidak akan mempermalukanmu."
Pei Qian tidak mengatakan terlalu banyak hal, lalu ia melanjutkan pekerjaannya.
Gu Xi sudah menunggu lama, dan ia merasa tidak nyaman.
"Apakah kau mau segelas air?" Pei Qian berbicara tanpa mengangkat kepalanya.
Gu Xi kaget dan kemudian berkata, "Aku tidak haus."
Pei Qian menutup dokumen di depannya dan tersenyum kecil. "Jam berapa sekarang?"
Dia berbicara sambil melihat jam tangannya, 'Sekarang jam sembilan lewat sepuluh…'
Kemudian, Pei Qian memanggil sekretarisnya, "Sekretaris Shen, telepon Direktur Qin dari Perusahaan Taihe. Aku sudah membuat janji dengannya pada pukul sembilan."
Setelah selesai berbicara, dia menutup telepon lalu memandang Gu Xi. "Tunggu sebentar."
Suaranya terdengar sangat dingin dan sopan, seolah-olah hubungan mereka hanya sekedar rekan bisnis.
Beberapa saat kemudian, Shen Miaoyin datang dan berkata dengan hati-hati, "Presiden, Direktur Qin tidak menjawab teleponnya."
"Kalau begitu, hubungi sekretarisnya." Pei Qian berbicara sambil menatap Gu Xi.
Gu Xi merasa sedikit tidak nyaman...
Pei Qian menyuruh Shen Miaoyin keluar.
Setelah menunggu selama sepuluh menit lagi…
Gu Xi sedikit tidak yakin... 'Mengapa Qin Mo tidak datang?'
Apakah… dia menyesali keputusannya?
Pei Qian berdiri dan duduk di sofa, tapi dia tidak mengatakan apa pun pada Gu Xi.
Beberapa saat kemudian, Sekretaris Shen masuk lagi...
Pei Qian membolak-balik beberapa halaman majalah. "Ada apa? Apakah tidak ada yang menjawab?"
Shen Miaoyin menggelengkan kepalanya. "Ada yang menjawab, tapi sepertinya Direktur Qin tidak jadi datang."
"Presiden, berita pagi ini sudah menyebar luas di internet." Shen Miaoyin sedikit ragu untuk mengatakannya, karena berita ini berkaitan dengan Gu Xi.
'Berita? Apakah berkaitan dengan Qin Mo?' pikir Gu Xi.
Pei Qian segera bangkit dan berjalan menuju mejanya.
Shen Miaoyin pun keluar ruangan.
Pei Qian membuka halaman pencarian di internet dan melihat berita yang dirilis hari ini.
Judul berita tersebut adalah… 'Orang Ketiga Hamil, Bagaimana dengan Tunangan Tuan Qin!'
Gu Xi berdiri mematung di sana...
Tang Xinru hamil?
Tangannya gemetar saat ia membuka berita tersebut.
Pada foto tersebut, Tang Xinru memakai kacamata hitam dan berjalan keluar dari rumah sakit. Ketika berjalan keluar, Tang Xinru meletakkan kedua tangannya di bagian perutnya.
Berita tersebut menuliskan bahwa Presiden Perusahaan Taihe, Qin Song, tidak menyangkal keberadaan anak tersebut, dan mereka akan mengadakan pesta pernikahan secepatnya.
Pesta pernikahan?
Pandangan Gu Xi tiba-tiba menjadi kabur…
'Aku benar-benar bodoh…'
'Bisa-bisanya aku mempercayai kata-kata Qin Mo…'
Meskipun dia belum mau kembali pada Qin Mo, kini hatinya tetap terguncang…
Betapa konyolnya… Sekarang dia sedang menunggu Qin Mo.
Tang Xinru hamil! Mereka akan menikah!
Gu Xi terus menatap berita itu, lalu ia melepaskan mouse dan tersenyum. "Pei Qian... kurasa kontrak kita akan terus berlanjut."
Pei Qian mengerutkan keningnya. "Apakah dia benar-benar penting bagimu?"
Gu Xi mendongak dan berkata, "Maaf Tuan Pei, suasana hatiku sedang tidak baik hari ini..."
Gu Xi menundukkan kepalanya dan berjalan keluar.
Tiba-tiba, Pei Qian memegang lengannya. "Jangan pergi."
Tangan Pei Qian memegang wajah Gu Xi dan mengarahkannya ke wajahnya, sehingga mata mereka bertatapan.
Gu Xi memalingkan muka. "Biarkan aku pergi."
"Bagaimana aku bisa membiarkanmu pergi dengan keadaan seperti ini."
Pei Qian memegangnya sambil menelepon, "Xiaosi, nanti antarkan Nona Gu pulang ke rumah."
Setelah selesai berbicara, Pei Qian membawa Gu Xi ke kamar mandi. "Cucilah mukamu dan bersihkan dirimu."
Gu Xi melepaskan diri darinya dan berdiri di pintu kamar mandi. Dia melototi Pei Qian dan berkata, "Pei Qian, jangan bicara padaku dengan nada seperti ini. Jangan lupa, kita hanya memiliki hubungan karena terikat kontrak."
Raut wajah Pei Qian langsung berubah, dan ia berkata dengan tegas, "Kau tidak perlu mengingatkanku! Gu Xi, kurasa sekarang kau melampiaskan amarahmu padaku."
Gu Xi mundur selangkah dan tersenyum. "Ya, benar. Tapi bukankah kau juga begitu?"
Gu Xi berkata dengan nada rendah, "Beranikah kau mengatakan bahwa targetmu adalah aku? Benarkah targetmu adalah aku? Bukan Qin Mo?"
Pei Qian hanya diam.
Gu Xi melanjutkan, "Apakah kau membiarkan Qin Mo membantuku membayar ganti rugi itu? Pei Qian, beranikah kau mengakuinya?"
Gu Xi tidak bodoh.
Tapi memangnya kenapa kalau dia mengetahuinya? Apakah itu bisa mengubah keadaannya?
Pei Qian menenangkan diri dan tersenyum, "Apakah kau punya pilihan lain?"
"Benar, aku tidak punya pilihan lain." Gu Xi mengambil tisu dan menyeka air mata di wajahnya, lalu ia menatap Pei Qian. "Tapi, aku tidak akan membiarkanmu menertawakanku."
Setelah selesai membersihkan diri, Gu Xi keluar dari kamar mandi. Pei Qian tidak menghentikannya.
Ketika Gu Xi mengambil tasnya, Pei Qian berkata, "Gu Xi, apakah kau yakin masih mencintainya?"
Tubuh Gu Xi menegang. "Aku tidak mencintainya lagi!"
Pei Qian berkata dengan pelan, "Kalau kau tidak mencintainya, apakah kau masih bersikap begini?"
Gu Xi memalingkan wajahnya. "Ini tidak ada hubungannya denganmu. Tuan Pei, apakah kau mengerti cinta? Kau pasti tidak pernah mencintai seseorang."
Setelah selesai berbicara, Gu Xi menutup pintu dengan kuat.
Song Yazhan, yang berdiri di luar pintu, tiba-tiba terkejut dengan perilaku Gu Xi, 'Emosi Nona Gu benar-benar sangat besar."